[1] Happiness

69 5 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.


"Kamu tuh jadi anak harus banggain orangtua kaya kakak kamu!! Kakak kamu udah ngebangggain Mami sama Papi! Tapi kamu malah bikin malu !! Masa kamu engga bisa sama kayak kakak kamu hah?!"

Rei kecil hanya bisa menahan air matanya mendengar perkataan wanita paruh baya itu.

"Liat nih!! Masa nilai MTK 50, IPA 40, Inggris 30 sama IPS 75 sih?!! Malu-maluin tau gak?!" bentak wanita itu sambil mencubit tangan Rei kecil. Rei kecil hanya bisa menahan rasa sakit itu tanpa melawan.

"Udah ah sana kamu!! Masuk kamar sana!! Belajar yg bener" bentak wanita tersebut sambil mendorong Rei kecil keluar dari kamar itu.

Rei hanya pasrah, ia menuruti perintah wanita itu, memasuki kamarnya dan memulai belajarnya dengan rasa pilu yang masih membekas.

Sekuat mungkin anak berusia 10 tahun itu menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Hiks......" pada akhirnya tangisnya pecah. Dirinya terisak pelan agar tidak ketahuan jika dirinya menangis.

Rei kecil menangis sambil membaca kalimat - kalimat yang ia tak mengerti. Dirinya harus belajar sendiri, tak ada yang mau mengajarinya selain gurunya di sekolah.

Tok tok tok

Dengan cepat ia menghapus jejak air matanya.

"Masuk" kata Rei Kecil

"Dek, ada Nendra tuh" ujar sang kakak

"Huh? Nendra?? Dimana kak?? Rei mau ketemu..." tanya Rei kecil dengan semangat seaakan melupakan rasa sakit nya tadi.

"Ada di..."

"Udah kapan-kapan aja kamu ketemu Nendranya, sekarang kamu belajar aja. Biar Gilang aja yang nemenin Nendra sana" kata Papi mereka yang kebetulan lewat.

Senyum yang terukir di wajah Rei kecil perlahan menurun.

"Tapi pih..." melas Gilang

"Engga ada tapi-tapi, adek kamu ini butuh waktu belajar yang banyak"

Sang sulung hanya mengangguk-angguk lalu melirik adiknya yg murung  dan pergi dari ambang pintu kamar adiknya itu.

"Belajar yang benar, jangan menjatuhkan reputasi Papi." ucap sang Papi dingin sambil menutup kembali pintu itu.

Rasa sesak kembali menyelimuti Rei kecil.

-OOO-


Rei POV

"HUAAAAAA TELATTTT" teriak gue dan langsung ngibrit ke kamar mandi.

SKIP/

Abis make baju dan ngerapihin buku, gue langsung turun ke lantai 1 lebih tepatnya ke meja makan.

The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang