Prolog

1.5K 10 10
                                    


By Nayasa Iljimae

'kita tak bisa memilih dengan apa yang jadi pilihan kita. Kadang, apa yang kita inginkan tak sesuai apa yang dibayangkan. Sebagai contoh, arti sebuah kebahagiaan...'

Perjodohan adalah hal biasa dilakukan saat menentukan pasangan hidup. Setiap orang memiliki klarifikasi pasangan impian mereka. Dan, cinta itu dibutuhkan untuk memastikan tentang hal itu.

Fitma hanya bisa pasrah dengan keputusan kedua orang tuanya. Keputusan yang dinilai sangat efektif untuk membuatnya tak selamanya menyandang status 'single'. Juga, adiknya Chandra yang ingin menikahi kekasih hatinya yang sudah menerima lamarannya.

Sudah punya kandidat? Tentu sudah. Ayahnyalah yang mengatur semua itu. Ibu menyambut senang akan hal itu. Juga Chandra akhirnya bernafas lega karena tak menghalangi keputusannya untuk menikahi kekasihnya. Hanya butuh waktu yang dinilai singkat, 2 bulan sebelum pernikahan!

Ah, lelaki seperti apa yang akan menjadi suaminya? Apakah tampan seperti Kay atau Sehun? Batin Fitma berkhayal. Diusianya memasuki 31 tahun, itulah membuatnya terlalu lama 'single' karena terlalu banyak memilih? Hingga Chandra kerap meledeknya 'suka dengan lelaki bermake-up'. Padahal, menurut Fitma mereka memang tampan membuat kaum hawa menjerit penuh nafsu jika melihat senyumnya.

Suatu ketika, ada sepasang suami-isteri datang berkunjung ke rumah. Saat itu Fitma disuruh ibunya membuatkan hidangan ringan untuk disajikan pada tamu. Setelah siap, ia membawa nampan berisi 2 cangkir teh dan kopi beserta beberapa toples kecil kue kering dan seloyang bolu yang sudah dipotong ke ruang tengah.

Berlahan, Fitma menunduk sambari menaruh sajian yang ia bawa keatas meja. Suami-isteri itu tersenyum padanya.

"yang ini namanya Fitma? Cantik kaya ibunya." Ujar wanita berkerudung itu. Wajahnya masih sangat cantik, walaupun usianya sudah menua.

"iya, bu." Jawab Fitma sopan.

"perkenalkan, ini Pak Salman dan Bu Gayanti. Mereka orang tuanya Raflan, calon suamimu." Ucap Ayah. Seketika Fitma menganga kaget.

"a-apa?"

Fitma menatap potret pemberian ibunya. Sesosok lelaki yang tersenyum sangat manis. Wajahnya dinilai tampan feminim, seketika Fitma menyetujui perjodohan itu.

Tapi, mereka akan bertemu di pelaminan nanti. Tanpa acara perkenalan seperti ta'aruf terlebih dahulu. Tak apalah, Fitma setuju-setuju saja.

Jika Fitma nilai, sosok lelaki bernama Raflan ini memiliki separuh ketampanan Kay, juga separuh senyumnya hampir menyamai Sehun. Hah, lumayan, paket lengkap! Sorak Fitma dalam hati.

Fitma tak sabar menunggu hari pernikahannya. Tentu saja diadakan sederhana sesuai keinginan Fitma yang menurutnya menghabiskan banyak uang dan waktu jika mengadakan pesta di gedung dan dekorasinya. Kedua orang tua Raflan juga setuju.

my husband is shemaleWhere stories live. Discover now