Suara klakson motor dari depan rumah mempercepat gerakanku untuk berangkat ke sekolah, ternyata itu sisko sahabatku. Entah mengapa sejak naik ke kelas sebelas sisko selalu datang menjemputku. Perjalanan ke sekolah tak makan banyak waktu pagi ini, hanya dengan menarik gas motor lima menit kami pun sampai.
Suasana saat berupacara di hari pertama sekolah ada yang berbeda yaitu hadirnya siswa/i baru makin ramai, makin gaduh saya sempat teringat dengan kata-kata dalam puisi di film AADC kalau tidak salah seperti ini,
"Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar gaduh sampai mengaduh"
Sungguh kata-kata yang sangat dalam yang membuat saya berteriak ketika pembina upacara mengingatkan prihal biaya SPP bulanan, yaa begitulah adanya lantas mau di apakan? tapi terlepas dari itu semua saya melihat satu anak perempuan yang menurut saya sangat imut yang di masa sekarang menjadi kekasihnya arfan, syukur alhamdulillah hahaha. Kenapa saya bisa bersyukur? karena saat saya perhatikan cukup lama anak perempuan itu ngupil di antara banyaknya anak-anak lain yang sedang melakukan kegiatan upacara, lantas saya tertawa terbahak-bahak bersama sisko sampai ditepuk bahu kami oleh guru yang menjaga di belakang barisan para siswa.
Bel istirahat berbunyi cukup keras laksana membuat para siswa/i berhamburan menuju kantin yang hanya satu yaitu di lantai dasar. Biasanya di hari pertama sekolah setelah liburan yang mendominasi kantin adalah murid-murid baru karena itu saya dan kawan-kawan lebih memilih untuk merokok di parkiran motor, saya tidak ikut merokok dan hanya duduk di atas motor yang terparkir sambil melihat-lihat kalau ada guru yang mampir biar saya langsung memberi kode kepada kawan saya yang merokok. mereka yang merokok berbicara tentang satu anak perempuan yang katanya cantik dan katanya sangat cuek bebek, mendengar itu saya mengalihkan pandangan lagi untuk mengawasi guru yang datang dan tenyata ada guru bahasa yang berjalan menuju ke arah saya lantas saya langsung memberi kode kepada sisko yang saat itu yang menghisap rokok
"ko ada guru" ucap saya, sedangkan sisko hanya menggagukan kepalanya ke atas seraya guru sampai dan bertolak pinggang.
"Yang merokok ikut saya ke kantor kepala sekolah" teriak guru yang berhasil memergoki murid merokok di sekolah.
Mereka yang merokok pergi sedangkan saya duduk menikmati renyah tempe pak edi yang saya beli ketika kantin agak sepi, sepinya hanya sebentar setelah saya pergi ke tempat duduk langsung ramai, saya duduk tak hanya seorang saya bukanlah anti sosial yang kalau sedang istirahat duduk di kelas menggunakan earphone lalu bermain instagram sepanjang waktu istirahat jelas bukan. Satu bangku isi lima orang saya lupa berapa panjang bangku itu yang jelas kalau diduduki empat orang rumayan lega sedangkan kalau lima orang terasa sempitnya apalagi kalau ada murid berbadan gemuk kebetulan ada satu kawan saya yaitu dwiki ya lebarnya rumayan lah dan dia ada di samping saya sekarang memotek tempe yang saya makan tanpa sadar tempenya habis dan saya minta untuk dwiki bergantian membeli, bukan berarti lantaran saya pelit tetapi saya lupa bawa bekal hari ini.
Di saat dwiki mengantri membeli tempe ada tiga orang murid perempuan yang berjalan menuju kantin salah satunya ada yang memakai rok di atas mata kaki yang pastinya kalau berpapasan dengan guru pasti ditegur, mukanya cukup judes saat berjalan seraya mereka memesan ada kawan yang berbisik-bisik tentang perempuan bermuka judes itu, saya tidak mendengarkan karena dwiki sudah selesai mengantri dan kembali duduk di samping saya.
"Wik lu tau gak itu siapa? yang pakai rok di atas mata kaki mukanya judes bet" tanya saya kepada dwiki yang asik dengan tempe kami.
"Oh ntu lisiya bob."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, alisya...
RomanceJakarta adalah tempat dimana saya lebih lama menghabiskan waktu dari mulai bermain, buang air besar, bersekolah untuk menjadi manusia yang beretika dan bertemu dengan seorang perempuan asal jatiwaringin yang sedari dulu sampai sekarang tak luput dar...