(8)

225 21 2
                                    

Aku membuka pintu perlahan sambil melihat ekspresi muka nya, aku yakin sih dia nakal jijik dengan rumah ku yang jelek ini. "Ini?" Tanyanya. Saat aku sudah membuka pintu rumahku setengah, dengan cepat aku kembali menutup pintu rumahku.

"Wae??"  Ku lihat mukanya penuh kekecewaan, aku pun menghelakan nafasku berat. "Kamu serius mau masuk?" Tanyaku meyakinkannya, ia tak menjawab , melainkan menunjukkan kekesalannya dengan melipat tangannya dan mulutnya yang ia manyunkan itu.

Aku melihat sekitar rumahku, takut ada tetangga yang melihat KAN BAHAYA. Seasa aman , ku tarik tangannya untuk masuk kedalam. Dengan cepat aku mengunci pintu rumahku. "Woah..rumahmu bersih dan rapi sekali" aku reflek membalikkan tubuhku untuk melihat seisi rumahku. LAH? Kok rumah ku beda? Ini gede banget dan mewah banget, rumahku kan kecil..?

"Kok melamun?" Ucapannya membuyarkan tatapan ku. "Haduh..siapa bilang rumah kamu kotor and jelek sih? Kamu ngigo ya??" Aku hanya bisa menatap dia, tak percaya dengan ini semua.

"Ini bukan rumahku, tapi...kalo bukan, pintu ini tidak akan terbuka dengan kunci ini" batinku , kenapa aneh sekali sih?

"Kau akan disitu terus? Lihatlah.. aku malah yang seperti mempunyai rumah  ini kan" aku menatap Yerin yang sudah duduk di sofa panjang nan mewah itu. Aku berjalan mendekati Yerin dan duduk di sebelahnya. "Gwaenchana?" Tanyanya dan hanya ku balas anggukan kecil.

"Kau sakit, lihatlah, rumah sendiri saja dipandang asing olehmu" ucap Yerin.

"Kau mau minum apa?" Aku melipat lengan baju Lisa yang ku pinjam tadi sampai sikut.

Tunggu.
Tunggu.

Bukannya aku tidak punya otot? Kenapa... AH! Sudahlah!

"ih! Kenapa kau melamun terus sih??"

"Aniyy..gwaenchana.." aku menarik tangan Yerin agar berdiri dan berjalan menuju dapur. "Aaaa... kiyoptaa!" Suaranya membuat ku membalikkan badanku, tangan nya ia lepaskan begitu saja. AIH! Angkko! Membuat rencana ku gagal kan!

"Namanya siapa?"

"Angkko"

"Neomu kiyopta~ kau tak bilang punya anjing lucu seperti ini kepadaku.." aku tersenyum melihat Yerin menggendong Angkko layaknya seorang bayi.

💭💭

"Owe! Owe!"

"Anak kita chagi..."

"Iya anak kita lucu banget ya.."

"Aku gendong ya...— uwuuu lucunya anak kita"

"YAKH! Melamun terus sampai tidak dengar apa yang ku ucapkan tadi" teriakan Yerin membuyarkan khayalan indah ku ini. "Lamunin siapa sih, sampe senyum senyum gitu" ketusnya membuat ku tersenyum. Aku berjalan mendekatinya lalu mencolek hidung nya itu dengan gemas. "Lamunin kamu" godaku lalu berjalan balik ke dapur.

Pasti pipinya merah. Huh.. aku terlalu berharap~

"Kamu mau makan apa?" tanya ku membuatnya menunjukkan ekspresi kesal namun lucu bagiku 😆. "wae wae?"

"Apa kau ingin aku gendut oeh? AH!! apa jangan jangan kau sengaja menyuruh ku agar gendut biar kayak panda?!" ia mengomel namun tangannya tak berhenti mengusap bulu bulu halus Angkko.. aku tertawa kencang.

"Gausah ketawa!" Ketusnya lalu menurunkan Angkko dari gendongannya itu , aku hanya menatap nya sehangat mungkin , sungguh dia seperti bidadari tanpa sayap.. aku takkan biarkan dia bersama orang lain , namun..jika tak jodoh.. nasib :(

Dia berjalan lalu membuka kulkas ku yang tiba tiba saja menjadi lebih besar dari kemarin, Aneh. "apa kau selalu makan diluar?" tanya nya , aku menghampirinya dan berdiri di sampingnya. "Hm... jarang sih.. aku kan gabisa masak hehehe"

Dia tak membalas melainkan terus memandang isi kulkas ku yang bukan merupakan bahan makanan, namun tak lama kemudian , ia berdiri dan...

Taeyeon - A Poem Called You🎶

deg deg. deg deg. deg deg

jarak kami terlalu dekat sampai nafas kami pun terdengar jelas. Pandangan kami saling menatap satu sama lain , aku menatap mata indahnya yang berwarna coklat muda itu dalam , kuberikan semua yang ada yang ada di hatiku melalui tatapan ini.

Mungkin dia tak menotice ini. Ya, mata tulusku.

aku tak ingin menyelesaikan momen ini dengannya, biarkan waktu ini menjadi lama, sangat...lama. Mataku tiba tiba reflek menuju bibir pink yang mungil itu, rasanya ingin sekali mencium bibir itu dengan lembut , namun aku sadar aku bukan siapa siapa dirinya. Boleh kah aku mencium bibirnya sekarang..?

Sepertinya tidak. Aku masih sadar aku siapanya dia , mataku kembali menatap matanya , mata coklat muda yang indah , aku menyukainya. Sangat!

Mataku tiba tiba kembali menatap bibirnya itu. INGIN sekali mencium nya. SADAR SADAR , LU BUKAN SIAPA SIAPA NYA DIA , JANGAN ASAL NYOSOR MBIH.. tak mau khilaf , aku pun kembali menatap matanya.

Cukup lama kita tak bicara dan hanya saling menatap dalam dekat.

aku ingin kita menjadi Happy Ending.

..

"ah iya! kamu mau makan kan? kita pesen delivery aja ya" Ucapnya lalu pergi ke ruang TV dengan pipinya yang merah itu ☺️ ini bukan geer , ini fakta , aku melihat pipinya merah.

Aku tersenyum sambil memegang dadaku , ingin rasanya berteriak sekencang kencangnya meluapkan kesenanganku ini..

"Yerin-ah!"

"eung?"

Aku berjalan menghampirinya yang sudah menonton acara Running Man. Aku pun duduk di sampingnya, sampingnya. bahkan bisa dibilang nempel hehehhehhe

Aku memandang mukanya , mungkin ia sadar makanya dia selalu membuang mukanya sesekali. "Yerin-ah"

"Mwot?"

"Ngadep aku dong.."

"Shireo"

Aku memegang dagunya agar ia menatap ku dengan jelas namun dia berusaha mendiamkan mukanya agar tak menoleh.

"Wae wae?"

"Aniyy"

"Yerin-ah..

Nega Joha."







VOMENT.🖤

Mbih kayaknya udh gasabar pen nyium Yerin 😂








is it real???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang