Risih

34 11 5
                                    

Wanita itu cuma sumber masalah,
dan akan selamanya begitu.
-Bara Samudera-

23.00 pm

Motor ninja putih milik Bara memasuki rumah besar bergaya Eropa itu.

Hampa yang menusuk.
Hanya itu yang Bara rasakan setelah memasuki rumah ini.

Rumah yang seharusnya penuh keramaian,

Kini, hanya sepi yang ia rasakan.

"Papa sama mama dimana?" tanya Bara pada salah satu karyawan di rumahnya.

"Tuan ada dinas diluar kota, kalo nyonya tadi pergi sama.." ucap karyawannya sedikit gugup.

"Siapa?" tanya Bara dingin.

"Pacar baru nyonya." jelas karyawannya merasa tak enak.

"Tadi nyonya titip uang untuk Bara sama Berta. Ini uang nya ada di saya." sambung karyawannya.

"Oke." singkat Bara kemudian mengambil uang yang dititipkan ibu nya itu lalu menuju kamarnya.

Bara selalu benci kehidupan nya setiap ia tiba di rumah.

Kehidupan seorang anak yang menyedihkan.

Anak yang menjadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya.

Ia benar benar muak dengan kehidupan nya yang sekarang.

Tepatnya, setelah ibu nya mengenal pria itu.

Pria yang menjadi sebab keretakan keluarga bahagia milik Bara.

Kalau Bara di beri kesempatan untuk mengembalikan waktu,
Ia berjanji bahwa ia akan membunuh pria itu,
Pria yang membuat ibu nya bertekuk lutut pada pria itu.

Egois?

Tak masalah bagi Bara.

Karena sekarang pun , ia belajar dari kedua orang tua nya, bagaimana untuk menjadi tidak peduli dengan perasaan orang di sekitarnya yang penting ia bahagia.

Bahkan setelah Bara dan adiknya, Berta. mengetahui perselingkuhan ibu nya dengan pria lain, Bara bersikeras untuk mempertahankan ibu nya agar tetap tinggal satu atap dengan mereka.

Bara memikirkan nasib adiknya.

Bara yakin, bahwa Berta akan digosipkan jika teman teman nya tau bahwa ayah dan ibunya telah pisah rumah.

Bara tak ingin siapa pun menyakiti hati adiknya.

Tak peduli dengan kebahagiaan ibunya.

Dimata nya kini,

Ibunya hanyalah orang asing yang selalu ber akting bahwa semuanya baik baik saja.

Tok
Tok

Tak ada jawaban apapun dari ketukan Bara.

Hal itu membuat Bara sangat yakin bahwa adik nya telah tertidur pulas.

Kemudian , ia memasuki pintu kamarnya dan melemparkan diri nya ke atas kasur besar miliknya.

Entah apa yang membuat Bara ingin mengecek ponsel miliknya.

Dan melihat setiap notifikasi yang masuk.

+62821*******
Bales dong kak, elah.-

+62856********
Besok ke kantin bareng, bisa kali kak :v

+62812********
Tapi boong hehe.

+62857********
Assalamualaikum, jodoh.

Tak ada yang penting.

Dan tak ada yang spesial.

Sehingga, membuat Bara mematikan ponsel nya dan memejamkan matanya.

*****

Hari ketiga menjadi kelas 11 di SMA Cempaka.

"Gimana, Sa?" tanya Putri pada Alissa setelah bel istirahat berbunyi.

"Gimana apaan?" ucap Alissa malas.

"Ck..lo udah ngechat Bara kan? Terus gimana? Dia bales apa?" tanya Putri penasaran.

"I..itu.." gugup Alissa.

"Gimana? Gimana? Gak dibales kan? Udah gue bilang, gak usah mimpi dapetin Pangeran kalo lo itu cuma dayang dayang." ucap Monica merasa tak berdosa.

"Iya gak di bales. Tapi bukan berarti perjuangan gue berhenti sampe disini. Liat aja ya, dayang dayang ini pasti bisa dapetin pangeran." ucap Alissa yakin.

"Serah deh, kalo lo masih mau sakit hati mah. Yang penting kita udah ingetin aja." ucap Monica.

"Bener tuh. Yaudah lah ayo ke kantin." ajak Putri sambil merangkul kedua sahabatnya itu.

*****

"Mba Ijah, soto nya dua, nasi goreng nya satu ya." pesan Alissa pada penjual makanan di sekolahnya yang kerap disapa Mba Ijah.

"Siap meluncur, kapten." ucap Mba Ijah.

Selesai Alissa memesan makanan, ia melihat Bara dan ketiga pria tampan lain nya menuju kantin.

Kalau jodoh gak akan kemana, ucap dewi batin Alissa.

"Mon, Put, percaya gak kalo gue bisa naklukin si gunung es?" tanya Alissa kepada dua sahabatnya yang sibuk dengan ponsel mereka.

"Gak." jawab kedua sahabatnya bersamaan.

"Kalo gitu akan gue buktiin sekarang." ucap Alissa meniggalkan kedua sahabatnya dan menghampiri Bara.

"Anjir, temen lu mau ngapain itu?" ucap Monica.

"Kumat." ucap Putri beradu tatap dengan Monica karena melihat tingkah gila sahabatnya yang nekat menghampiri Bara.

Radan sudah menduduki tempat biasa mereka di kantin.

"Lo ma.." ucap Raga pada Bara yang kemudian dipotong oleh Alissa.

"Bara ya? Kenalin gue Alissa Adriana kelas 11 IPS 4, kemarin gue ngechat lo, tapi gak lo bales. Yang pertama cuma dibaca selanjutnya cuma ceklis dua. Positive thinking aja mungkin keyboard lo rusak. Oiya, lo pasti gak tau nomor gue yang mana, karna pasti banyak banget yang ngechat lo, jadi gue akan kasih tau nomor gue yang mana. Pokoknya nomor gue itu yang belakang nya 2892. Pokoknya setelah ini , lo harus bales chat gue, karena gue baru pertama kali nya ngechat cowo duluan dan gue gamau usaha gue jadi sia-sia. Satu lagi, gu.." oceh Alissa namun dipotong oleh pria di hadapannya, Bara Samudera.

"Lo siapa?" tanya Bara dingin.

"Tadi kan udah dibilang. Gue itu Alissa Samudera. Eh maksudnya Alissa Adriana. Biasa dipanggil Alissa, lissa, atau sa. Tapi kalo buat lo, panggil sayang juga gak papa." ucap Alissa dengan senyum manisnya.

Puluhan pasang mata menatap kearah dua orang ini sekarang.

"Minggir." ucap Bara risih dengan wanita yang dihadapannya sekarang ini.

"Minggir? Lo mau ngajak gue mojok? Ih, Bara baru kenal udah ngajak mojok." ucap Alissa tak tahu malu.

"Sakit ya lo!" ketus Bara kemudian pergi meninggalkan wanita itu.

Bodoh.

Benar benar konyol tingkah gadis yang dimabuk cinta itu.

IcebergTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang