Pulang bareng?

32 9 4
                                    

Semenjak kenal kamu,
aku jadi kenal kamu.
-Alissa Adriana-

"Gila lo ya, Sa. Udah gak mau liat matahari besok ya?" ucap Putri menarik tangan Alissa menjauh dari keramaian di kantin.

"Lo minta dicakar sama fans fansnya Bara ya?" sambung Monica geram pada tingkah konyol sahabatnya di kantin tadi.

"Apaan sih lo berdua. Lebay banget." ucap Alissa santai.

"Lebay lebay. Awas aja ya kalau sampe lo ke sekolah make cadar gara gara muka lo tuh penuh sama cakaran cewe cewe disini." jelas Monica.

"Apa si apa. Tenang aja lagi. Justru semakin banyak yang tahu tentang kegilaan gue tadi semakin ngebantu gue buat narik perhatian tuh gunung es!" jelas Alissa.

"Narik perhatian apaan? Yang ada batin lo tertekan dihujat abis abisan sama netizen." ucap Putri.

"Itu mah urusan belakang. Santai aja lagi." ucap Alissa kemudian meninggalkan kedua sahabatnya.

"Bener bener gak ngerti gue sama cara pikir nih tomcat satu." oceh Monica.

"Kandangin tuh temen lu." ucap Putri pasrah.

*****

03.00 pm

Bel pulang sekolah berbunyi.

Cukup melelahkan bagi seorang Alissa.

Tujuh setengah jam nya dipenuhi dengan kegiatan belajar.

"Put, lo balik sama siapa?" tanya Alissa sambil memasukan buku buku nya kedalam tas.

"Nyokap gue tuh udah di depan." jawab Putri.

"Lo balik bareng siapa, Mon?" tanya Alissa.

"Sama pacar gue lah." ucap Monica.

"Emang ada yang mau sama lo?" ledek Alissa.

"Sampe ngantri malah" ucap Monica.

"Tai. Serius lah, lo balik bareng siapa?" tanya Alissa.

"Gue gak langsung balik. Hari ini paduan suara ada forum." jelas Monica.

Alissa hanya membentuk mulutnya seperti "O" sambil mengangguk pelan.

"Lo balik sama siapa?" tanya Monica pada Alissa.

"Ayah gue gak bisa jemput. Mau naik ojol tapi gak ada promo. Kayak nya gue naik angkot." jawab Alissa.

"Oh, yaudah sono. Hati hati lu." ucap Monica.

"Gue duluan ya." ucap Alissa.

"Iya gue juga." sambung Putri.

*****

Hampir setengah jam sudah Alissa menunggu angkot yang selalu melewati rumahnya ditemani dengan cuaca yang cukup mendung.

Tak ada kendaraan umum apapun yang Alissa lihat, selain ojol ojol yang berkeliaran di sekolahnya.

SMA Arwana juga sudah lumayan sepi.
Banyak murid yang sudah kembali ke rumahnya, meski tak sedikit yang masih di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

"Bara!" teriak Alissa saat melihat pria tampan yang ia juluki sebagai pangeran melaju pelan menaiki motor ninja putih.

Mendengar teriakan yang sangat menggelegar itu, Bara menghentikan motornya.

"Hai Bara. Masih inget gue kan? Anterin gue pulang dong, soalnya ayah gue gak bisa jemput, mau naik ojol tapi gak ada promo, mau naik angkot tapi dari tadi gak lewat lewat tuh angkot. Anterin gue pulang ya, ya, ya?" mohon Alissa setelah menghampiri Bara yang sudah menghentikan laju motornya itu.

"Gak usah sok asik, bisa?" tolak Bara kemudian memainkan gas pada stir motornya berniat pergi.

"Ih, Bara jangan pergi dulu. Masa lo rela ninggalin gue sendiri disini. Udah mau hujan lagi. Nan.." belom selesai Alissa menyelesaikan ucapannya, Bara sudah memotongnya.

"Bukan urusan gue."

Pria dingin itu pergi dengan motor ninja putih miliknya.
Meninggalkan Alissa sendirian.

"Bener bener gak punya hati, gak punya perasaan, manusia kaku, beku. Dasar gunung es!" teriak Alissa zambil mengepalkan kedua pergelangan tangannya.

Sebrengsek brengseknya Bara, ia tak pernah meninggalkan seorang gadis sendirian di jalanan.

Meski Bara tahu tak akan ada yang mau mengganggu Alissa.

Tak ada keuntungan apapun yang didapat dari gadis itu.

Hanya orang bodoh yang mengatakan bahwa Alissa adalah gadis yang cantik atau manis.

Tapi siapa yang tahu bahwa Alissa berhasil membuat seorang Bara merasa bersalah karena telah meninggalkan nya di jalan sendirian.

"Ck." decik Bara kemudian memutar balikan motor nya menuju sekolah.

Sesampainya di kawasan sekolah, ia melihat Alissa berdiri dengan air mata yang membasahi pipi gadis itu.

"Kenapa?"

Bara memang benci dengan wanita.
Tapi aneh nya, ia sangat tak tega melihat perempuan menangis.
Apalagi alasan perempuan itu mengeluarkan air matanya adalah karena Bara.

"Pake nanya lagi! Gimana gue gak nangis coba, lo tinggalin gue disini sendirian. Daritadi juga ga ada angkot lewat. Kalo gue disini terus sampe malem gimana?" lirih Alissa sambil menghapus air matanya yang berhasil turun.

"Terus lo mau apa?" tanya Bara dengan wajah datarnya.

"Anterin gue balik gak mau tau, kalo lo gak mau anterin gue, lo bayar ongkos ojol gue." paksa Alissa.

IcebergTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang