Keenam

41 4 0
                                    

"Secepatnya lo harus keluar kota! Gue ngga mau tau!"

"...."

"Kalo lo mau selamet. lo ikutin kata gue!" Bentaknyaa

🌱🌱🌱🌱🌱

"Firrr... Firaaa... Firrr!"

"Eh. Iya gimana gimana?" Tanya Davira bingung

"Eh lo kenapa?" Tanya Aksa purapura tidak mengerti

"Lo manggil guekan tadi?!"

"Ngga. Halu lo" jawab Aksa meninggalkan Davira

"Saaaa.. Tungguu! Serius! tadi lo manggil firr.. firr.. gitu kann"

"Iyaa.. Firrr.. Fir'aun!"

"Ish! lo maahhh! lagian kita mau kemana si cape gue jalan mulu!"

"Ish! lo mah bengong mulu si. Mau gue gendong?" Jawab Aksa mengikuti gaya bicara Davira

"Aksaaaaa!!!" jerittt Davira. 'Plaakkkkk' bersamaan dengan ucapannya Davira refleks memukul lengan Aksa. Aksa malah hanya terkekeh melihat kelakuannya. "Tadi tuh gue liat" lanjut Davira terpotong, karena orang yang diperhatikannya tiba tiba menghilang.

"Liat apa? Liat manusia setampan gue didepan lo?"

"Ih ngga jadi! Apaan si! Najongg pede banget lo!" Jawab Davira tidak terima

"Eh lo mau ice krim?!" Tanya Aksa tiba tiba. Ia lngsung menarik Davira untuk duduk dikursi terdekat. Setelah Davira duduk tanpa berkata apapun Aksa langsung meninggalkannya begitu saja. Davira hanya termenung melihatnya, semuanya terjadi begitu cepat.

Aksa datang dengan membawa cone ice cream di kedua lengannya dengan langsung diisi 3 varian rasa ditambah topping yang membanjiri setiap sisi ice cream, siapapun yang melihatnya tentu saja pasti akan menyukainya, terlebih melihat Aksa membawanya dengan senyuman khas yang menghiasi indah sudut bibirnya.

Yaa.. Tuhann Davira sampai melupakan kejadiannya barusan. Entahlah disebut terpesona atau apa. Bukan pertama kali baginya diperlakukan manis seperti ini, tapi anehnya dengan Aksa semua terlalu berantakan, aneh, benar benar terlalu sulit ditebak.

"Karamel?" Tanya Aksa. "atau coklat vanilla?" tanyanya lagi. "Tapi gue rasa..." belum selesai Aksa bicara Davira sudah mengambil duluan cone karamelnya. "lo bakal pilih karamel" lanjut Aksa. "Yatuhaann.." Tambah Aksa

"Hemmm..." Jawab Davira sambil Asik menjilati ice creamnya. Itu saja, karena sejak cone caramel itu jatuh ketangan Aksa dari penjualnya, Davira sungguh hanya memperhatikannya, seolah dunia tertuju padanya. Secinta itu. "Jadi.. kita kesini cuma buat beli ice cream" tanya Davira tiba tiba

"Ngga juga sih"

"Terus?"

"Awalnya gue juga bingung sih mau ngajak lo kemana. Karna gue tau.." ucap Aksa terpotong karna menurutnya ia salah bicara. "Hemmm.. Tau apa?" tanya Davira. "Yaaa.. tau.." ucapnya gugup. "Tau kalo disini ada tukang Ice cream enak, makanya gue mampirin" Jawab Aksa. Davira hanya mengangguk nganggukan kepalanya. Astagaa sebegitu menikmatinyaa dia.

"Oiya fir. gue mau nanya deh"

"Kenapa? Tinggal ngomong langsung aja segala ijin"

"Cowo yang tadi. Pacar lo?" Entahlah sebetulnya, Aksa sendiri sudah tau. menanyakan ini hanya untuk memastikan saja apa yg ada dikepalanya itu benar atau tidak.

"Iyaaa! Elo sih! gue jadi gagal jalankan sama dia. segala bilang kerja kelompok. Asal lo tau yaa gue tuh jarang jarang ketemu dia. Astagaa suka banget si lo ngerusak hari gue" ucapnya beruntut, sambil menunjuk nunjuk menggunakan ice creamnya

"Oh. LDR yaa. kuat ajaa. Eiyaaa.. tapi ko barusan, lo seneng aja tuh jalan sama gue" jawab Aksa sesantai mungkin

'Sialan' Rutuk Davira. Untungnya Davira hanya menemukan 1 spesies semacam Aksa. Bayangkan saja jika banyak. Yatuhaaannn..... Bagaimanapun, bahkan untuk membayangkannyapun rasanya enggan. Bisa Mati Berdiri ia, sangat disayangkan sekali diumurnya yang terpaut masih sangat muda.

"Diem lo! Berisik" Omel davira.

Tidak lama setelah pertengkaran itu, suasana antara Davira dan Aksa semakin membaik. Sambil mengelilingi danau dan taman, beberapa lelucon yang dilontarkan Aksa membuat Davira tertawa terpingkal pingkal. Manis sekali. Siapapun yang melihatnya pasti akan iri dan mengira mereka berdua adalah pasangan yang sangat bahagia juga sangat serasi. Hingga sang senja mulai menunjukan dirinya, menunjukan keindahannya ditempat itu.

"Gue suka banget sama senja" Ucap Davira tiba tiba.

"Dan lo tau ga apa yang gue benci dari senja" Jawab Aksa mengikuti nada bicara Davira. Davira hanya diam, menoleh. Seolah tidak percaya pada Aksa. "Ia memberikan kebahagiaan dan keindahannya. Tapi hanya sesaat" lanjut Aksa. Ada sedikit nada penekanan dikalimat akhir ucapannya, seperti pernah ada luka yang diberikan padanya pada waktu yang sama. Air mukanya seketika menjadi sendu. Rekaman kejadian masa lalu terputar begitu saja diotaknya. Davira yang melihatnya menjadi canggung. bahkan ia bingung untuk mengatakan kalimat mutiara apa untuk membangkitkn lagi semangatnya. Bisa bisanya manusia menyebalkan ini seketika menjadi mellow dibalik topeng yang sering digunakannya.

"Kadang tuhan memang tidak adil, Tapi seberapa dalam tuhan mematahkan perasaan lo, dia pasti udah nyiapin seberapa banyak hal yang terbaik buat lo" Ucap Davira. Aksa langsung menoleh kearah Davira dan menunjukan senyumnya. Senyum yang sama sekali tidak bisa diartikan. "Makasih Fir!" Bisik Aksa. Aksa langsung menarik tangannya dan memeluknya sangat erat, seolah Davira satu satunya support system dikehidupannya. Davira yang mendapat serangan mendadak tentu saja terkejut, jangankan berusaha melepaskn pelukan bernafas saja ia sangat kesulitan.

"Saaa.." Panggil Davira

"Ss.. Soryy Fir!" jawab Aksa terbataa sambil mengurai pelukannya.

"Aksaaaa!" Panggil seseorang

"Allysa?" Ucap Aksa terkejut.

🌱🌱🌱🌱

(12 Agustus 2019)

Hayuluuu... ini siapaa Allysa tiba tiba nongol ganggu orang asik asik beduaan 😥

See u soon ❤ Terimakasih sudah membacaaa 💞

Jangan lupa menekan 🌟 Wajib fardhu 'Ain wkwkk

AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang