Besok hari senin, Rasanya Davira masih ingin bermalas malasan dirumah. Malas sekali untuk mengingat sekolah, pelajaran, teman teman dan guru yang menyebalkan.
🌱🌱🌱🌱🌱
"Pelanggaran HAM atau Hak Asasi Manusia, adalah Perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja atau tidak disengaja. Kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan hukum yang adil berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku" Jelas pak Farkas menerangkan pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Yang sudah sangat jelas banyak murid murid lain yang tidak suka, bahkan membenci pelajaran satu ini. Terlebih lagi gurunya yang galak dan pelit nilai.
"Devi! Davira Kirana!" (Begitulah kira kira nama Davira dikenal guru dn teman temannya) potong pak Farkas tiba tiba memecah keheningan. Semua murid yang jelas jelas langsung tertuju melihat Davira.
Azalea yang duduk tepat disebelahnya sudah menyenggol nyenggol sejak pak Farkas memanggil manggilnya. Tapi Davira malah makin menelungkupkan wajahnya pada lengannya diatas meja.
"Auuu!!" pekikk Davira sambil memegang telinganya yang dengan sekali tarikan sudah memerah. Tentu saja Davira sangat terkejut.
Pak Farkas sang pelaku memandang dalam dalam manik mata Davira.
"Nyenyak sekali tidurmu dev! Apa tidurmu semalam kurang?" Tanya Pak Farkas menyindir.
"Maa.. aaf pakk" jawab davira gugup.
"Jika ada lagi yang mengantuk ataupun tidak ingin mengikuti pelajaran saya silahkan keluar" lanjut pak Farkas tegas. Ucapannya seperti ultimatum yang tidak bisa ditolak siapa pun.
Srekkkkkk !!!
Suara kursi terdorong. Benar! Dari seluruh murid murid hanya Davira yang beranjak dari duduknya. Tentu saja. Semua pasang mata langsung memandangnya heran, lebih tepatnya takjub. Dalam lubuk hati mereka, sangat ingin sekali beranjak dari duduknya dan meninggalkan kelas, saat ini juga.
"Permisi pak, saya pamit akan keluar dari kelas bapak" ucapnya setenang mungkin dengan wajah polosnya. "Silahkan" Jawab pak Farkas, sambil meninggalkan meja Davira.
Terlihat 2 orang saling memandang seolah saling menungu jawaban satu sama lain. Radhit dan Ersya. sudah sangat geram dan ingin membuntuti Davira keluar kelas.
Srekkkk !!!
"Siapa lagi yang ingin keluar?!" Suara pak Farkas terdengar lantang dan sedikit menyeramkan.
"Ahh.. Anu pak, saya ingin kekamar mandi" Suara Radhit terdengar mencicitt. Nyalinya sangat ciut memang. Tapi kali ini ia benar benar sudah tidak tahan. Ersya, sekutunya langsung meliriknya tajam. Bodoh!. umpatnya dalam hati.
"Saya pamit keluar kelas bapak! Permisi" suara Ersya terdengar lantang, ia langsung bangun dari duduknya dan berjalan kearah pintu. Davira yang baru saja akan membuka pintu langsung membalikan badan"
"NIlai kalian akan saya kurangi! Silahkan tutup pintunya dari luar" Ucap Pak farkas lantang. Radhit yang sudah berdiri langsung duduk kembali. NIlainya memang pas pasan. Bagaimana mungkin ia rela mengurangi nilainya dengan sengaja. Bisa bisa uang jajannya dipotong.
"Radhitama? tidak jadi keluar?" Tanya pak Farkas. Radhit langsung berdiri dan bergegas menuju pintu keluar.
"Kalian ngapain ikut keluar?!" Tanya davira.
"Bodoh! lo bakal balik lagi kekelas?" Tanya Ersya
"Nggalah tanggung udah keluar"
"Eh gue nanya!" Bentak Davira. Ersya dan Radhit langsung menatap Davira lekat lekat.
"Menurut lo!" jawabnya bersamaan. "Gak lo dang dev yang ngantuk" ucap Radhit. "lo mau kemana Dev?" Tanya Ersya
"Pokoknya jangan ngikutin gue" jawab Davira sambil melihat sekitar. Tepat saat Davira menoleh ke kiri Ia melihat Aksa dengan Sosok perempuan yang ditemuinya ditaman beberapa hari yang lalu. Allysa. Davira mengingat nama itu. mereka keluar kelas sambil tertawa bersenda gurau. Sepasang mata itu bertabrakan. Aksa yang meihat Davira sedang memperhatikannya langsung diam mematung. "Aksaa ayooo" Ucap Allysa sambil menarik lengannya.
Davira langsung berbalik badan dan menarik lengan Radhit dan Ersya seolah-olah ia tidak melihat apapun.
✂✂✂✂✂✂
Agam datang dengan sangat heboh menuju meja sebelah Davira, menghampiri Alif, Ersya, Fathur, dan Riyo yang sedang mengumpul asik bermain game.
"Gilaakkk! lo tau? Ica anak Ips 2 itu deket sama anak baru yang pindah dari kelas kita!"Ucapnya tidak terima. "Bisa bisanya ya! gue yang deketin dari kelas satu gak dapet dapet." dengusnya. Agam memang terkenal sebagai laki laki yang suka menggosip. hampir semua informasi dia pasti tau lebih dulu.Riyo, Alif dan Ersya hanya meliriknya tidak peduli. "Muka, tempelan aja dibangga banggain" ucap fathur.
"Apaa?!!! ucapnya berempat. hampir sebagian anak kelas angsung menatap Fathur lekat lekat. "Maksud lo apa?!" bentak Agam tidak terima.
Fathur menatap ketiga temannya. dan melihat sekeliling. Menaruh handphonenya dimeja tepat didepannya. "Makeup" Jawabnya singkat. seolah tau semua manusia disekitarnya sedang menanyakan maksud ucapan sebelumnya. "Diem diem aja ini mah" lanjutnya santai sambil mengambil handphonenya, melanjukan gamenya yang dipause.
"Ko gue ngga tau sih!" pekik Agam
"Sampe ngga percaya gue dengernya" ucap Eveline
"Gila gilakkk"
"Lo tau dari mana thur?"
"Iya lo jangan asal aja"
Semua manusia dikelas itu langsung gaduh, seolah menyangal pikirannya masing masing.
"Gue harus lebih was was nih kalo deketin cewe" ucap alif
"Eve? Devi? Kalian ngga kan?" Celetuk Riyo
Eveline dan Devi saling memandang. tapi terlihat Evelin menjadi gusar setelah mendengar ucapan Riyo
🌿🌿🌿🌿
Saking lamanya ngga up sampe bingung cerita ini mau dibawa kemana :(
Jangan lupa menekan 🌟 Dearrsss !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa
Teen FictionSebelum janur kuning melengkung, gue bakal tetep berjuang buat dapetin cinta lo ! kalo udah melengkung. yaudah gue setrika biar lurus, kalo perlu gue catok, gue rebonding sekalian ! ~Aksa Risih nggak sih lo, tiap hari diganggu cowo barbar kayak dia...