"Devii !!! lo dipanggil Ravy ke Ruang Osis !" Jerit Agam dari depan pintu. Davira langsung berdiri dan membersihkan rok abu abunya.
"Loh kenapa? Ada rapat Dev? ko ngga diumumin" ucap Eveline. Eveline juga salah satu anggota osis ia bahkan menjabat sebagai bendahara pada periode ini.
"Ngga tau gue. Ngga ada agenda deh. Ravi juga ngga bilang apa apa sama gue" balasnya sambil mengambil handphonenya di meja dan bejalan keluar kelas menuju Ruang osis yang lokasinya cukup dekat dengan ruang kelasnya.
Setelah sampai diRuang Osis. Ruangan dengan ukuran 3,5 x 5 meter, bercat putih tulang. Pintu ruangan ini terletak ditengah ruangan. Disamping pintu sebelah kanan, terdapat lemari sebagai penghalang untuk digunakannya sebagai ruangan komputer. Terdapat beberapa kursimeja yang mengelilingi satu meja utama didalamnya. Banyak pernak pernik, tempelan stiker, lukisan lukisan pada sisi dindingnya
Davira membuka pintu coklat itu dengan mendorongnya. Tidak ada tanda tanda satu orangpun didalamnya.
"Masa Agam ngibulin gue, apa emang Ravy belum datang yaa" Batin Davira. Ia langsung membuka handphonenya dan menelpon Agam.
Tuuttt... Tuttt..
"Lama banget si lo ngangkatnya" Bentak Davira sambil memasuki ruangan itu"Yaelah nggasampe 5 detik juga lo. Lebay banget." Sindir Agam
"Lo ngibul ya! Ini diruang osis ngga ada siapa siapa!" ucap Davira sambil melihat kesekitar. Tidak Ada pergerakan sama sekali diruangan ini. Ia melihat ada secarik kertas biru kecil. Seperti note.
"Ngga. Tadi juga gue ketemu dia didepan ruang osis"
"Ohyaudah. gue tutup" Ucap Davira sambil memutuskan panggilannya. Tangannya bergerak mengambil note tersebut.
-Davira-
"Would you be mine""Loh?" gumam Davira. Terdengar suara langkah kaki mendekatinya. Laki laki itu mengambil note dari tangan Davira dengan tangan kirinya sambil memyodorkannya sebuah bucket mawar putih demgan tangan kanannya.
"Would you be mine?" Tanyanya. Sambil tersenyum
Davira membisu. Entah apa yang harus ia katakan.
"Lo apaan si Rev!" Ucap Davira. Sambil memnudurkan tubuhnya.
"Gimana? Kalo jawaban lo Iya ambil bucket ini. Kalo ngga juga ambil bucket ini" ucap Laki laki dengan jam tangan Abu abu tua itu, seolah tanpa penolakan.
"Kan.. lo tau Ravv! gue udah punya pacar" desah Davira. Suaranya terdengar bergetar, bukannya ia takut. Hanya saja ia tidak percaya. Ravy. Ravizqy. Teman terdekatnya semenjak sekolah dasar mengungkapkan hal seperti ini.
"Gue tau. Kita ngga harus pacaran. Tapi gue bakal nunggu lo Dev!"
"Gue balik ke kelas Rav!" ucapnya final, meninggalkan Ravy. Tapi Ravy tidak lengah begitu saja. Ia menahan. Menarik lengan Davira dan memeluknya erat.
Disisi lain ada laki laki lain yg sedang memperhatikan mereka dibalik pintu yang tidak tertutup rapat. Hatinya hancur melihatnya. laki laki dengan baju seragam yang dikeluarkan, berambut cepak rapih. Pasalnya setelah ia menatap Davira hari itu, ia sudah sangat jarang menemuinya. bahkan hanya sekedar melihatnyapun tidak. Memang karna Davira menghindarinya. tidak ingin melihatnya.
"Gue sayang lo dev! Tolong setelah ini jangan ada hal ataupun perlakuan lo berubah sama gue" Bisiknya tepat di telinga Davira.
Laki laki ini langsung meninggalkan Davira da Ravizqy dengan perasaan yang tidak bisa diartikan.
"Maaf" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Davira. Davira langsung pergi menuju kelasnya lagi.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
"Eh elo! gue minta minum dong" Ucap Ersya menghampiri meja Alea, dan langsung mengambil botol Pink dimejanya. Alea hanya meliriknya dan kembali fokus pada handphonenyaa.
"Gue punya nama" gumam Alea yang masih bisa terdengar oleh Ersya.
"Guys! Soal bu Rita tadi dikumpul di mejanya yaa" Ucap Alif. "Er.. lo mau ijin pak Mahdi kan buat lomba besok?! lanjutnya. "Iya selo" Jawab Ersya sekenanya. "Langsung dikumpul ke Ersya sekarang ya!" ucap Alif lagi mengintrupsi.
Siswa/i lain langsung buruburu mengerjakan dan mengumpulinya menjadi satu. Ersya melihat lihat sekitar dan menatap Alea lekat lekat. Alea yang merasa diperhatikan langsung mengadah.
"Apa lo liat liat" ucapnya sambil melirik Ersya sinis
"Temenin gue ngumpulin tugas" ucapnya mendekati Alea dan menarik lengannya. Alea yang terkejut langsung berdiri dan hampir menjatuhkan handphonenya.
"Kaya cewe aja lo minta temenin" Jawab Alea.
"Yang belum selesai. kumpulin sendiri" ucap Ersya dengan nada tinggi, sambil mengambil buku buku dimejanya. Ersya kembali mendekati Alea mengambil buku tugasnya. Alea mengambil dan memberikan juga buku tugas milik Davira. Tapi saat ia menyodorinya. Ersya malah langsung menarik tangannya agar Alea berjalan mengikutinya.
"Apaan sih lo" pekiknya. "Yaudah si tinggal ikut aja" Jawab Ersya singkat. akhirnya mau tidak mau Alea terpaksa mengikutinya.
Saat melewati Ruang kelas X mereka berpapasan dengan Davira. Davira terihat buruburu dan panik.
"Kenapa lo?!" Tanya Alea
"Lo baru selesai dari ruang osis? Ada agenda baru?" Tanya Ersya. Ia juga salah satu anggota Osis, hanya saja ia menjadi koordinator bagian Olahraga.
"Ehh.. itu.. Ngga. Tadi cuma bahas agenda program kerja yang bakal dilaksanain deket deket ini aja" Jawab Davira dengan ragu ragu."Ohhh gitu. Gue duluan ya"
"Eehh. ehh.. itu tugas apa?" Tanya Davira
"Bu Rita tadi. Tugas lo udah dibawa ko ini" jawab Alea
Ersya dan Alea langsung berjalan meninggalkan Davira. Baru saja mereka akan masuk ke Ruang Guru, ada salah satu adik kelas menyapanya. Kayla. Salah satu adik kelas yang bisa disebut Fans Ersya
"Loh Kak Ersya sama Kak Alea" Sapanya. sambil tersenyum. senyumnya manis. memperlihatkan kedua lesung pipinya.
"Hallo kayla" Sapa Alea. Ersya hanya membalasnya dengan senyuman juga.
"Kak!" panggil Kayla. Alea yang barusaja akan menarik tuas pintu langsung menoleh. "Kakak jadian? Cocok deh."
"Hah?" Jawab mereka kompak. "Ngga ko" lanjut Alea.
"Wajah kakak, mirip tau. Bisa jadi pertanda jodoh loh" ucap Kayla sambil tertawa. "Aku duluan kak" lanjutnya meninggalkan mereka berdua yang masih terlihat bingung.
Alea dan Ersya saling memandang. Seolah mencari kemiripan diantara wajah mereka.
"Ngga mungkin" dengus Alea mendahului Ersya masuk ke ruang guru.
🌱🌱🌱🌱🌱
Jangan lupa tekan ⭐ yaa guys ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa
Teen FictionSebelum janur kuning melengkung, gue bakal tetep berjuang buat dapetin cinta lo ! kalo udah melengkung. yaudah gue setrika biar lurus, kalo perlu gue catok, gue rebonding sekalian ! ~Aksa Risih nggak sih lo, tiap hari diganggu cowo barbar kayak dia...