Karena Hujan Aku Kehilangan Muara

1.6K 39 5
                                    


Ketika laut tumpah di matamu sebagai hujan
aku telah kehilangan muara, Sayangku
rintik yang jatuh memburaikan segala keriangan
dan tawa sepanjang sungai batinku.

Pagi ini, aku kehilangan segalanya:
surga yang membias di sepasang matamu
‒yang biru, jernih, dan selalu memantulkan aku‒,
nyanyian burung-burung,
tarian daun kersen,
juga deru angin yang membisikkan kata-kata mesra.

Sayangku,
semesta yang dingin semakin mengekalkan duka
dan kemurungan patio, teras rumah, merkuri lampu,
rumput liar, batu kerikil, tanah-tanah basah.
Pucuk-pucuk pepohonan larut dalam kebisuanmu.

Sebab, aku tak lagi menemukan muara hatimu:
kukecup laut matamu berkali-kali.

Bogor, 23 Februari 2019


dalam antologi puisi  Trilogi Olympus

Manuskrip [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang