Matahari sudah tenggelam, sinarnya kini berganti dengan gelapnya malam.
Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, namun Chanyeol masih enggan untuk beranjak dari tempat itu.
"Kau itu tidak kuat minum, Chan. Berhentilah." ujar salah satu temannya.
"Berisik, kau tahu? aku masih sadar sampai sekarang."
Ya, Chanyeol dengan beberapa temannya kini berada di salah satu mini bar. Niat awalnya hanya mengadakan pesta kecil karena kemenangan tim basket di kampusnya, berakhir dengan minum-minum.
Chanyeol yang biasanya menolak, kini tidak.
Dia merasa butuh pelampiasan untuk semua masalahnya, meskipun dia tahu caranya salah.
"Kau tidak minum, hyung?" tanya Chanyeol pada salah satu kakak tingkatnya, Suho.
"Tidak, aku tidak mau cari mati. Besok pagi aku harus menjemput kedua orang tua dan adikku di bandara."
"Huh, kau punya adik?"
"Ehm, adik laki-laki lima tahun di bawahku."
"Aku kira kau anak tunggal, hyung. Aku tidak pernah melihat adikmu."
"Ya karena sedari kecil dia tinggal di London."
"Wahhh, Inggris. Jauh sekali." oke, kini Chanyeol sudah mulai kehilangan kesadarannya.
"Berhentilah minum, Chan. Kau sudah mulai mabuk." Suho kini mencoba memperingati Chanyeol, namun percuma karena anak itu memang sudah mabuk.
Pukul dua pagi, Chanyeol memutuskan untuk pamit kepada teman-temannya. Karena ponselnya yang sejak tadi berdering.
"Appa"
Chanyeol tidak mengangkatnya, hanya membiarkan sampai ponsel itu berhenti berdering. Jika sudah terlampau kesal dia akan menolak panggilan itu, namun tak lama ponselnya akan berdering kembali.
"Aish, sial. Berhentilah berbunyi ponsel." ucapan Chanyeol membuat beberapa orang yang ada di sana memperhatikannya.
"Apa? kenapa kalian melihatku seperti itu? Hah?" marah Chanyeol sambil mencoba berjalanan meskipun kini jalannya sempoyongan.
"Kau tidak bisa pulang sendiri Chan, kau sudah mabuk. Ayo aku antar menggunakan mobilku." Chanyeol hanya mengikuti Suho yang memapahnya keluar.
Sementara Suho menyewa jasa supir pengganti untuk membawa motor Chanyeol.
"Aish, sudah tahu tidak kuat mabuk, masih saja minum." gerutu Suho.
Setelah beberapa lama diperjalanan, Mereka sudah sampai di rumah Chanyeol.
"Chan, bangunlah. Kita sudah sampai."
"Engghhh, sudah sampai? Hehe, padahal kau tidak perlu repot hyung." ucap Chanyeol masih setengah mabuk.
Chanyeol keluar dari mobil Suho begitu saja dan berlalu tanpa mengucapkan terima kasih.
Suho yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala, ia maklumi karena anak itu sedang mabuk.
Chanyeol masuk dan membuka pintu utama yang ternyata tidak dikunci.
Hhhhh
Bagus, dia tidak perlu memutar untuk melewati pintu belakang.
Saat membuka pintu, rumahnya sudah gelap. Orang-orang pasti sudah tidur.
Namun, ternyata dirinya salah.
Lampu itu tiba-tiba menyala dan menampakkan ayahnya yang berdiri dengan tatapan yang dingin.
"Baru pulang?" tanya Jihoon, namun Chanyeol tidak menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Little Brother
Teen FictionDokter itu menatap kearah Ji hoon yang kemudian menganggukkan kepalanya. "Waktu kematiannya pukul dua puluh tiga lewat empat puluh menit. Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan bayi anda nyonya." Tae hee yang menangis keras, sementara Ji hoon menampakk...