Yejin bersama dengan Hyunbin dan Suho kini sedang menunggu di depan ruang pemeriksaan.
Yejin terlihat sangat khawatir, meskipun Hyunbin sudah menyuruh sang istri untuk tenang. Namun, bukannya tenang Yejin malah semakin khawatir.
Bagaimana tidak khawatir, jika selama diperjalanan tadi ia melihat anaknya terlihat sangat kesakitan.
Sehun sangat kesulitan bernapas, bahkan darah yang keluar dari hidungnya baru berhenti saat mereka sudah dekat ke rumah sakit. Belum lagi ruam merah mulai muncul di permukaan kulitnya.
Yejin bahkan sampai membentak Suho karena telah lalai mengawasi sang adik.
Sehun memang alergi susu sapi sejak kecil, meminum susu sapi sama saja membunuhnya secara tidak langsung. Belum lagi daya tahan tubuh Sehun yang akan kacau jika terkena sakit sedikit saja.
Inilah yang membuat keluarganya terutama Yejin, sang ibu sangat berlebihan menjaga Sehun.
Tak lama, dokter yang menangani Sehun keluar.
"Dokter, bagaimana keadaan anak kami?" Tanya Yejin langsung.
Dokter itu tersenyum.
"Dia selamat, untung saja cepat diberikan penanganan. Jika kondisinya terus membaik, dua atau tiga hari lagi sudah boleh keluar."
Ucapan dokter itu membuat semua yang ada di sana bernapas lega.
"Terima kasih dokter." Ucap Hyunbin
"Pasien akan dipindahkan keruangan, mohon untuk melengkapi administrasinya. Kalau begitu, saya undur diri." Dokter itu kemudian pergi.
Diikuti Hyunbin yang akan mengurus administrasi.
Sementara Yejin berbalik ke arah Suho dengan tatapan menyesal.
"Myeonie, maafkan Eomma karena membentakmu tadi."
Suho mengangguk mengerti.
"Aku mengerti Eomma sedang panik saat itu. Harusnya aku yang minta maaf karena telah lalai menjaga Sehun."
"Tidak apa-apa sayang, kedepannya kita bisa lebih hati-hati." Ucap Yejin yang lansung mengalihkan perhatiannya saat melihat beberapa orang perawat yang mendorong brankar Sehun untuk menuju ke ruang inapnya.
Yejin dan Suho mengikuti.
Kini mereka telah sampai di ruang inap Sehun.
Yejin terlihat duduk disamping ranjang Sehun yang masih setia menutup matanya.
Wajahnya terlihat pucat ditambah ruam merah yang terlihat di beberapa titik wajahnya.
Sementara Yejin menggenggam tangan Sehun yang terbebas dari jarum infus.
Dia melihat ruam merah yang belum hilang juga di tangan Sehun.
"Cepat sembuh sayang, Eomma sangat khawatir."
Sehun memang sangat mudah sakit sejak kecil, membuat Yejin selalu khawatir meskipun anak itu selalu bilang baik-baik saja.
Saat di Inggris bahkan Yejin dan sang suami tidak mengijinkan Sehun untuk keluar dari rumah tanpa pengawasan mereka.
Untuk sekolah pun Yejin memilih mendatangkan guru untuk Sehun ke rumahnya.
Meskipun sudah sangat dijaga ketat, tetap saja kesehatan Sehun selalu turun dan berakhir dengan dirinya yang masuk rumah sakit.
Sampai Yejin bersama sang suami memutuskan pindah ke Korea, berharap Sehun mendapatkan suasana baru yang dapat membuat kesehatan anak itu lebih stabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Little Brother
Ficção AdolescenteDokter itu menatap kearah Ji hoon yang kemudian menganggukkan kepalanya. "Waktu kematiannya pukul dua puluh tiga lewat empat puluh menit. Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan bayi anda nyonya." Tae hee yang menangis keras, sementara Ji hoon menampakk...