Taeyong hanya bisa tercenung menatap sebuah cake yang dikirimkan oleh mertuanya untuk memperingati hari lahirnya. Ulang tahun seharusnya menjadi momen yang menyenangkan sekali dalam setahun, namun tidak bagi Taeyong. Tahun ini, lagi - lagi ia harus merayakannya seorang diri. Ia beranjak meninggalkan meja makan dan menatap pada sebuah jendela besar di apartemen mewahnya.
Di usianya yang ke 26 tahun, telah menikah muda bersama Johnny Suh, seorang pengusaha muda kaya raya, seharusnya membuahkan kebahagiaan sendiri bagi Taeyong, namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Johnny adalah seorang pria yang kaku, dingin, dan keras kepala. Rumah tangga mereka begitu dingin semenjak dari awal mereka menikah, begitu juga dengan kehidupan ranjang keduanya, bahkan Johnny tidak pernah menyentuh Taeyong sama sekali, walaupun Taeyong sangat mendambakan kehadiran seorang anak dalam pernikahannya.
Taeyong menatap pemandangan pagi itu dimana para orang tua tampak bahagia mengantarkan buah hatinya menuju sekolah. Jika saja Johnny lebih peka, maka rumah tangga mereka akan sangat bahagia dan sudah dikaruniai seorang anak. Tak lama kemudian Johnny datang menghampirinya sambil menyesap secangkir kopinya. Taeyong mengira jika Johnny akan memberikannya ucapan selamat ulang tahun, atau sekedar ucapan selamat pagipun sudah membuatnya bahagia, namun nyatanya Johnny hanya termenung menatap pemandangan saja.
"Kau tidak perlu masak untuk makan malam, aku akan makan malam diluar bersama karyawanku," ucap Johnny sambil menjinjing tas kerjanya dan meleos keluar begitu saja tanpa pamit atau mengecup hangat Taeyong.
Taeyong hanya menghela nafasnya menatap masakannya yang tidak disentuh sama sekali oleh Johnny, namun ia mendapati cincin pernikahan mereka yang dipakai oleh suaminya ditinggalkan begitu saja di meja makan seperti benda yang tidak ada harganya. Perlahan air mata Taeyong membasahi pipinya, ia tidak tahu harus bagaimana, tapi rasanya begitu menyakitkan menjadi orang yang tak terlihat bahkan tidak dihargai dalam rumah tangga.
---
Suasana cafe saat itu tidak terlalu sepi, Taeyong dapat melihat tempat yang bagus untuk dirinya merenung.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu? Anda mau pesan apa?" Tanya sang barista ber name tag Jung Jaehyun dengan ramah.
Tanpa membuka kacamata hitamnya, Taeyong menatap jajaran menu dihadapannya, ia tampak bingung dengan apa yang harus ia pesan, karena ia tidak familiar dengan menunya.
"Bagaimana jika—"
"Aku memesan satu ice americano saja," potong Taeyong.
Sang barista langsung mencatat pesanan Taeyong dan menjumlahkan totalnya. Taeyong mengeluarkan kartu kreditnya untuk membayar dan buru - buru menuju tempat yang sudah ia lihat sedari tadi sebelum ditempati oleh costumer lainnya.
Siang itu tidaklah terlalu cerah hingga mengganggu pengelihatannya, hanya saja ia sedang menyembunyikan mata sembapnya setelah sedari tadi pagi menangis.
Dari kejauhan Jaehyun memerhatikan wajah sendu pria manis itu yang terpaku menatap pemandangan di luar.
"Ini pesananmu," ucap sang barista sambil menaruh segelas ice americano pada meja yang ditempati Taeyong.
"Kau salah menaruh pesanan, aku tidak memesan roti ini," pinta Taeyong ketika sang barista turut menaruh sepiring roti diatas meja.
"Ini hadiah dariku untuk menghilangkan kesedihanmu," jawab sang barista sambil tersenyum.
Sosok barista yang tampaknya mungkin empat atau lima tahun lebuh muda dari Taeyong itu tersenyum manis, sambil menyuguhkan roti itu dihadapan Taeyong.
Sontak Taeyong terkejut, ia belum pernah menerima sebuah kado dari siapapun, terlebih hari ini adalah hari ulang tahunnya. Lidahnya begitu kelu tak dapat melontarkan sepatah katapun, bahkan untuk berterima kasihpun ia tak bisa mengucapkannya.
"Maukah kau menemaniku untuk menghabiskan roti ini bersama?" Sepatah kalimat keluar begitu saja dari bibir Taeyong tanpa difikirkan panjang - panjang, membuat Taeyong menahan nafasnya sebentar, dan merutuki kebodohannya.
Barista ber name tag Jung Jaehyun itu kembali tersenyum sambil menatap Taeyong, "tentu, akan kutemani dirimu untuk menghabiskan rotinya bersama."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Will Be Loved
Romance[JaeYong] Pernahkah kau mencintai seseorang yang bukan pasanganmu?