06.

2.9K 450 55
                                    

"Jae, hentikan bagaimana jika Johnny lihat?"

Namun tampaknya Jaehyun tidak menghiraukan perkataan Taeyong melainkan terus asik mencumbunya, perlahan jemarinya mulai nakal membuka apron yang dikenakan Taeyong dan menelusup ke balik kaos yang dikenakan oleh Taeyong.

Taeyong melenguh nikmat ketika Jaehyun memainkan area sensitif pada tubuhnya, tubuhnya mulai meremang dan melengkung dengan indah, Jaehyun masih terus merangsang Taeyong hingga akhirnya tubuh mungil itu melemas, ia menggendong tubuh Taeyong ke kamar dimana Taeyong dan Johnny tidur, ia menghempaskan tubuh Taeyong seraya membuka kaosnya.

"Jae.. ini tidak benar.." desah Taeyong pelan.

Jaehyun semakin terpancing untuk menyentuh Taeyong lebih, ia mulai mengulum daun telinga Taeyong hingga empunya meremang kegelian.

"Jaeh - ahhn"

"Yongie.. kau tidak perlu khawatir, bukankah memiliki buah hati adalah harapan terbesarmu, hmm?"

---

Chitta menghampiri Johnny dengan membawakan secangkir kopi hangat ke mejanya.

"Kau tidak perlu sampai se frustasi itu," kata Chitta sambil menyodorkan kopinya.

Johnny menatap wajah Chitta yang tersenyum penuh akan ketenangan, ia menghela nafasnya sambil mengambil cangkir kopi yang Chitta berikan.

"Semua akan baik - baik saja," timpal Chitta sekali lagi.

"I hope so.."

Chitta menggenggam erat kedua tangan Johnny memberikan dengan sepancar harapan untuknya.

---

"Ini masih lingkungan sekolah! Kalian tidak boleh melakukan hal yang seperti itu!" Gertak Kun pada kedua muridnya yang terlibat akan perkelahian.

Kedua murid itu hanya berdiam diri, tanpa berbicara sepatah katapun.

"Aku melihat ayahnya mencumbu orang lain! Aku mengatakan yang sebenarnya namun ia tidak terima,"

Kun menghela nafasnya sambil mengecek ayah yang anak itu maksud.

"Nakamoto Yuta.." desis Kun pelan, ia mencatat nomor ayah dari anak itu pada ponselnya.

"Ingat, ujian hanya tinggal satu bulan lagi! Aku akan memberikan kalian berdua sanksi dan memanggil orang tua kalian!"

Kedua bocah itu semakin tertunduk dan takut menatap Kun.

"Maafkan kami pak guru.."





Renjun memantulkan bola basketnya dengan asal, ia menatap Jaehyun.

"Jae.. tetapi.." ucapan Renjun terpotong karena ia ragu untuk meneruskan kalimatnya.

Jaehyun menangkap bola basket yang dilempar oleh Renjun dan kembali melanjutkan sesi olah raganya, sedangkan Renjun terlihat sangat gusar, ia tak tahu harus bagaimana, berucap apa atas perselingkuhan yang melibatkan temannya itu.

---

Tak disangka, Johnny pulang lebih awal, Taeyong yang sedang tercenung dalam kamar sambil menatap keluar jendela dibuat kaget oleh kedatangan Johnny.

"Ah.. kau sudah pulang.."

Johnny tersenyum simpul menatap Taeyong, perlahan ia merengkuh tubuh Taeyong dari belakang dan mulai memagut bibir Taeyong dengan gerakan yang sangat sensual.

"Tae.."

Taeyong bergerak resah namun Johnny semakin mengungkung tubuhnya yang lebih pendek dibandingkan dengan tubuh Johnny. Selama empat tahun pernikahannya belum pernah Johnny melakukan hal seperti ini padanya.

Sambil membuka satu persatu kancing kemeja yang Taeyong kenakan, ia menjatuhkan tubuh Taeyong diatas kasur. Perlahan air mata Taeyong mencair begitu saja.. jika saja..

Namun api sudah menghanguskan kayu yang terbakar. Bahkan sentuhan Johnnypun tidak sama rasanya seperti sentuhan yang Jaehyun berikan.








Tbc.


((Mohon maaf kalo updatenya ini terus, soalnya w lg obsessed namatin fic ini yang bakal ± 10 chap doangan))

He Will Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang