08.

4.3K 510 58
                                    

Winwin menatap Kun dengan tatapan berkaca - kaca, ia tak mampu mengatakan sepatah katapun padanya.

"Apa kekurangan dari diriku hingga kau mencari yang lain?"

Winwin menggigit bibir bawahnya keras - keras, air matanya mulai menetes.

"Tidak ada.." desahnya pelan.

"Lalu?"

"Aku hanya mencari kesenanganku dikala kau sibuk.. maafkan aku.."

Kun memeluk tubuh Winwin dengan erat, tangis keduanya memecah.

"Maafkan diriku yang terlalu sibuk dengan pekerjaanku.."

Dari kejauhan Renjun menatap kosong potongan adegan drama rumah tangga yang terjadi pada orang tuanya.

Entahlah, apakah ia harus memaafkan ibunya atau sebaliknya.

Namun satu hal yang pasti, ia mempelajari hal baru dalam suatu hubungan, yaitu, perselingkuhan.

---

Taeyong hanya dapat menundukan kepalanya, Nyonya Suh menatap Taeyong dengan tatapan amat sangat kecewa pada dirinya.

"Aku mempercayaimu sebagai diri yang baik, pada mulanya," kata Nyonya Suh.

Tak lama Johnny datang dan duduk disebelah Taeyong, ia menyodorkan sebuah kertas dan kotak cincin yang kosong.

Taeyong menatap lembar surat perceraian yang diajukan oleh Johnny, tubuhnya bergetar menahan tangis pilu.

Perlahan ia melepaskan cincin pernikahannya yang sudah melingkar bertahun - tahun di jari manisnya dan memasukannya pada kotak kosong yang telah Johnny siapkan.

Tak mampu menahan air matanya, Taeyong menangis sejadinya. Namun ia tidak menyesali apa yang sudah terjadi, setidaknya ia bisa bernafas lebih lega meninggalkan apa yang selama ini membebaninya untuk berpura - pura bahagia.

Sepulangnya dari pertemuan dengan keluarga Suh, Taeyong kembali ke rumah untuk mengemasi barang - barangnya. Tak lama ia melihat Jaehyun yang sudah bersama dengan barang bawaannya.

Jaehyun menatap Taeyong dengan tatapan kosong, ia tak tahu harus apa. Kedua orang tuanya memaksa Jaehyun untuk kembali ke Amerika dan tidak kembali untuk menemui Taeyong.

Ada rasa pilu terasa dalam dada Jaehyun. Seharusnya kehamilan Taeyong adalah momen bahagia baginya tetapi yang terjadi adalah hari perpisahan bagi keduanya.

Tak mau berlama - lama, Jaehyun menggusur kopernya keluar dan meninggalkan rumah itu, walaupun sebenarnya ia ingin mendekap, dan mencium Taeyong, namun apa daya.















14 February, 5 tahun kemudian.

"Happy birthday to you!" Sorak Taeyong sambil membantu Mark meniup lilinnya.

Mark memeluk ibunya dengan erat, ia tersenyum lebar. Namun tak lama kemudian senyum itu memudar ketika Mark teringat akan sesuatu.

"Mom.. kau bilang.. ayah berulang tahun dihari yang sama denganku.. namun aku tak pernah sekalipun merayakan dengan dirinya."

Taeyong menghela nafasnya dan ia kembali memeluk buah hatinya dengan erat tanpa menjawab pertanyaannya.

Di lain sisi, Jaehyun merayakan ulang tahunnya yang ke 23 dengan teman - temannya.

"Bersulang!!!" Sorak teman - temannya pada Jaehyun, namun ia menatap layar ponsel dan membaca pesan yang baru saja ia terima dari Renjun.

"Bagaimana jika kita bersenang - senang setelah pesta ini?" Tawar Jungwoo sambil menyodorkan segelas cocktail pada Jaehyun.

Jaehyun tersenyum simpul dan menyesap cocktail yang Jungwoo bawakan.

"Aku tidak punya banyak waktu."

Jungwoo menatap sebal 'crushes' nya itu, sudah dari lama ia merencanankan ini, tapi Jaehyun membatalkannya begitu saja.

Tak lama kemudian Jaehyun tampak buru - buru meninggalkan tempat, hingga teman - temannya bingung menatap Jaehyun.

---

"Renjun? Itukah kau?" Tanya Taeyong yang sedikit terkejut saat ia melihat sosok itu ketika ia hendak membersihkan halaman depan rumahnya.

Namun tak lama kemudian ia menatap seseorang yang baru saja keluar dari mobil yang di kendarai Renjun.

Taeyong terperanjat saat menatap sosok itu, ia memundurkan langkahnya dan sedikit mencubit punggung tangannya memastikan akan apa yang ia lihat.

"Yongie.." ucapnya sambil memeluk erat tubuh Taeyong.

Taeyong merengkuh erat tubuh Jaehyun, air matanya mengalir membasahi pipinya. Jehyun mengusap lembut punggung Taeyong dan meluapkan seluruh rasa rindunya.

"Mooom.." rengek sosok kecil yang tampak baru bangun dari tidurnya.

Jaehyun menatap sosok kecil itu.

"Ia.. putraku?"

Taeyong mengangguk pelan sambil menatap Jaehyun, lalu ia menggendong sosok jagoan kecil itu.

Mark tampak kebingungan dengan Jaehyun yang menggendong dan memeluknya dengan erat.

"Tuhan mengabulkan permohonanmu, Mark," kata Taeyong pada Mark.

"Say hello to dad," bisik Jaehyun pada Mark.

Mata bulat Mark menatap Jaehyun dengan imut, lalu ia mencubit pipi Jaehyun.

"Dad?" Tanya Mark lugu.

Renjun menatap bahagia bagaimana Jaehyun, Taeyong, dan si kecil Mark yang tampak begitu bahagia kembali dengan bagian dari keluarga kecilnya yang terpisah aka sebuah kesalahan fatal yang terjadi.





End.

Outro will on progress.

He Will Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang