07.

3K 447 99
                                    

"Ah sebenarnya ia bukanlah anakku, tapi anak kakakku, kebetulan ia sedang sakit keras dan akulah yang mengurusnya," jelas Yuta pada Kun.

Kun tersenyum simpul, setelah ia berbincang - bincang tentang keributan kemarin.

"Mungkin saja murid itu salah melihat dirimu.. mungkin saja itu kekasihmu," canda Kun.

Namun Yuta hanya bisa tercenung menatap Kun.

"Apakah menurutmu seperti itu?"

Kun kembali tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.











---

Satu bulan berlalu, hubungan Taeyong dengan Jaehyun hanya bertambah intensif. Taeyong tak bisa memadamkan kobaran api yang telah menghancurkan rumah tangganya, semuanya hanya bisa menunggu kapan api akan menghanguskan semuanya.

"Aku hamil!" Ucap Taeyong dengan gembira saat makan malam.

Johnny tampak tersenyum dengan bahagia mendengar kabar kehamilan istrinya tersebut, "Tae.. aku bahagia.. kau akhirnya mendapatkan apa yang kau tunggu - tunggu."

Dibelakangnya ada Jaehyun yang tampak sangat gembira, lebih gembira lagi daripada Johnny, hanya ia menunggu waktu yang tepat untuk merengkuh dan mencumbu kekasihnya itu. Ia resmi menjadi seorang ayah di usianya yang masih 18 tahun.

Johnny berjalan menuju balkon rumah sambil mengeluarkan ponselnya, ia langsung menekan nomor Chitta.

"Istriku hamil..." Ucap Johnny singkat pada sambungan telfon.

Chitta yang begitu terkejut tak dapat berkata apa - apa, bahkan ponselnya langsung begitu saja ke lantai.

Malamnya ketika Taeyong sudah tertidur dengan pulas. Johnny mengajak Jaehyun untuk keluar bersama hanya untuk sekedar minum - minum.

"Akhirnya kau berada di umur legal untuk menkonsumsi alkohol," kata Johnny sambil menuangkan soju pada sloki Jaehyun.

Lesung pipi Jaehyun tercetak menghiasi wajahnya dan senyum manisnya itu, "terima kasih telah mentraktirku, paman."

Johnny memandang Jaehyun dengan tatapan kosong.

Sedangkan disisi lain, Chitta terengah - engah berlarian mencari Johnny. Rumahnya tampak gelap, dan telponnya pun tidak ada yang diangkat.

Chitta hampir saja frustasi tetapi ketika ia melihat pada sebuah kedai soju, ia akhirnya mendapati Johnny.

"Jae, kumohon tolong tinggalkan istriku.. aku tahu aku tak dapat membahagiakan istriku.." desis Johnny dengan posisi berlutut sambil menahan tangisnya.

Kedua mata Jaehyun terbelalak, ia tak menyangka jika Johnny mengetahui apa yang ia lakukan di belakangnya.

"Johnny! Jangan kau.." ucapan Chitta terpotong ketika melihat Johnny dalam posisi berlutut sambil menangis dihadapan seseorang.

"Merendahkan dirimu sendiri.." monolog Chitta dalam hatinya.

Jaehyun menggenggam erat - erat sloki sojunya hingga benda itu retak dan pecah melukai tangannya sendiri.

"Aku.. tahu itu anakmu Jae.."

Chitta langsung mengangkat tubuh Johnny dengan kesusahan, ia menggusur tubuh Johnny menjauh dari kedai soju sambil menatap Jaehyun dengan sinis.

Walaupun telapak tangannya terluka parah ia hanya bisa tercenung menatap suasana malam, hatinya terasa begitu pilu.

"Aku hanya seorang lelaki dengan impotensi yang tak dapat membahagiakan istriku sendiri," desah Johnny sambil menahan tangisnya di hadapan Chitta.

Chitta ikut menitikan air matanya ia tak menyangka jika istri atasannya ini telah bertindak sejauh itu, terlebih dengan orang terdekat.

---

Kun terbangun dari tidurnya dan ia tidak mendapati istrinya disampingnya, Kun tidak memikirkan hal yang aneh - aneh, paling ia sedang ke toilet.

Tenggorokan Kun terasa begitu kering hingga ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk menenguk segelas air.

"Ahhh—" Kun mendengar lenguhan begitu panjang, lalu diam diam ia berjalan menuju ruang tamu, dimana suara berasal.

Dalam kegelapan ia melihat istrinya berciuman dengan seorang pria. Lantas Kun seperti sedang merasakan serangan jantung seketika.






Tbc.

He Will Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang