03.

3.2K 531 94
                                    

Ketika Taeyong menyadari jika ia telah terhanyut dalam ciuman Jaehyun, ia langsung mendorong tubuh Jaehyun hingga dirinya tersungkur membuat Jaehyun terkejut seketika.

"Yongie.. kau.."

"Jangan mendekat!" Sentak Taeyong dengan mata yang berkaca - kaca. Namun Jaehyun tampak tak menghiraukan perkataan Taeyong, ia terus mencoba mendekat, hingga akhirnya Taeyong harus berlari menjauh.

"Kita sudahi saja hubungan kita sampai disini, aku tidak bisa lebih jauh lagi!" Raung Taeyong ketika Jaehyun mencoba menggamit lengannya.

Tak lama Winwin datang dan menarik Taeyong dari Jaehyun dan meninggalkannya seorang diri begitu saja. Sedangkan Taeyong masih menangis walau Winwin sudah membawanya pergi. Winwin membawanya masuk kedalam mobilnya.

"Kau bertemu dengan orang yang tepat," ucap Winwin sambil menyetir.

"Apa maksudmu?"

"Pemuda itu.. ia adalah orang yang tepat untukmu.. hanya kau bertemu dengan dirinya di waktu yang salah."

Taeyong tercenung seketika, ia menghapus air matanya perlahan. Entah mengapa ia merasakan pilu di dadanya. Rasa yang sungguh aneh, ia seperti takut kehilangan tetapi ia sadar jika ia telah memiliki seorang suami.

---

Malamnya, Jaehyun berkali - kali mencoba memghubungi Taeyong. Namun tidak ada satu panggilan yang dijawab olehnya. Jaehyun sadar apa yang sedang ia lakukan salah. Jaehyun sangat sadar akan keadaan Taeyong jauh sebelum dirinya menceritakan tentang kesesihannya di cafe pada hari itu, karena Johnny adalah pamannya.

Jaehyun telah memendam rasa pada Taeyong sejak ia menduduki bangku SMA, namun sayang ia harus pindah ke Amerika bersama orang tuanya ketika Johnny dan Taeyong memutuskan untuk menikah.

Selama pernikahan keduanya berlangsung, kabar tak sedap selalu menjadi perbincangan dalam keluarganya. Terlebih, sang nenek mengharapkan Taeyong untuk hamil dan memberikannya cucu, namun Taeyong tampak tidak pernah mengabulkannya sama sekali. Keadaan rumah tangganyapun sering di banding - bandingkan dengan pasangan lainnya. Maka dari itu Jaehyun bertekad ketika ia sudah menyelesaikan sekolahnya, ia akan kembali ke Korea untuk menemui Taeyong melindunginya, menghujaninya dengan cinta tanpa peduli ia harus bermain kotor di belakang pamannya sendiri.

---

Johnny pulang agak larut, namun Taeyong masih terjaga karena ia tidak bisa tidur karena pikirannya begitu mengganggunya.

Namun ketika ia menyambut Johnny, ia sangat terkejut hingga menjatuhkan sisir yang berada di genggamannya.

"Kau kenapa?" Tanya Johnny dengan datar, namun Taeyong berusaha se normal mungkin.

"T - tidak apa, aku hanya sedikit pusing."

Jaehyun langsung berjongkok ketika ia melihat Taeyong berjongkok mengambil sisirnya.

"Tidak perlu," cegah Johnny dengan cepat.

Taeyong langsung menuntun keduanya ke ruang makan dan menyiapkan makan untuk Johnny dan juga Jaehyun.

"Tae, kau masih ingat dia kan? Ia anak kakakku. Terakhir kali kita bertemu dengannya ia masihlah bocah kecil, namun lihatlah sekarang!" Ucap Johnny sambil tertawa bangga pada Jaehyun.

Taeyong hanya menanggapinya dengan canggung sambil menata hidangan untuk keduanya, namun gerakannya tercekat ketika Jaehyun menyentuh tangannya. Taeyong langsung menarik tangannya dengan cepat.

Setelah makan malam, Johnny langsung menuju kamar untuk beristirahat, namun ketika Taeyong membuntuti langkah Johnny, Jaehyun menarik lengannya.

Jaehyun menatap lekat - lekat kedua iris hitam Taeyong.

"Yongie.. maafkan aku tapi.. aku tidak bisa membiarkan kau tersakiti begitu lama.."

Taeyong hendak mendorong Jaehyun, namun pemuda itu semakin menghimpit tubuh Taeyong.

"Aku mencintaimu," sambung Jaehyun sambil menatap kedua mata Taeyong dengan tatapan serius.

"Jae aku tak bisa.."

Seperti tak mengindahkan perkataan Taeyong ia semakin menghimpit tubuh Taeyong dan melumat bibir tipis Taeyong.

Naluri Taeyong tak dapat dibohongi oleh pikirannya, ia memejamkan kedua matanya dan mengalungkan lengannya pada leher Jaehyun. Perlahan Jaehyun menggendong tubuh mungil Taeyong menuju kamar yang ia tempati, menghempaskan tubuh itu dikasur yang empuk dan mengungkung tubuh Taeyong.

"Jae.. tolong jangan lakukan itu.. bahkan suamiku belum pernah menyentuhku sejauh ini.." rintih Taeyong pelan.






Tbc.

He Will Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang