Setelah Tania Pulang dari sekolah biasanya Tania membantu ibunya bekerja.
"Ibu bisa kerjakan ini semua, kamu kan capek baru pulang dari sekolah.
Sana ganti baju terus kamu makan" ucap ibu Erica yang mengambil nampan pesanan pembeli dari Tania."Bu.. Tania ngak capek kokk. Tania ngak tega ngelihat ibu kerja sendirian" sahut Tania sambil mengambil kembali nampan pesanan tersebut.
"Yah.. udah kalo kamu maksa. Ibu ngak bisa ngelarang kamu" Erica melihat anaknya dengan penuh kelembutan sambil tersenyum.
"Ibu mana pesanan saya.?" tanya seorang pembeli.
"Iya.. iya mas. Ini pesanannya udah datang." Tania kemudian berjalan kearah pelanggan yang memesan makanannya.
Hari itu warung Ibu Erica sangat banyak pembeli. Bu Erica dan Tania kewalahan menjamu para pembeli.
"Hufftt... akhirnya hari ini kelar juga" ucap Tania sambil membuka ikatan tali sepatunya.
"Makasih yah nak.. udah bantu ibu hari ini" sahut Bu Erica sambil merapikan barang dagangannya.
"iyya.. Bu. Aku kan anak ibu jadi seharunya aku ngebantuin ibu jualan dong!" Tania berjalan kearah ibunya sambil tersenyum manis.
"Baiklah.. ibu ngak akan ngelarang kamu bantu ibu di warung. Tapi kamu juga harus fokus sekolah".
"sekarang kamu mandi.. trus makan malam sama ibu." Ucap Bu Erica.
"Siap bos.." jawab Tania sambil menempelkan jari tangan kanan pada pelipis kepalanya. Sambil tersenyum.
Tania kasihan melihat ibunya yang bekerja sendiri.. makanya setiap uang saku yang ibunya berikan selalu Tania sisipkan untuk dia tabung. Bahkan Tania tidak pernah jajan di sekolahnya atau membeli barang kesukaannya. Ia selalu membawa bekal dari rumahnya untuk menghemat biaya pengeluarannya.
Bahkan jika teman-temannya meminta dia untuk mengerjakan tugas senibudaya yang menggambar atau melukis, Tania mau mengerjakannya asalkan Tania diberikan uang kerja alias dibayar sebagai uang tambahan tabungannya.
Maka dari itu Tania sangat terkenal waktu sekolah menegah pertama karna jago menggambar dan melukis dengan jari jemarinya yang kecil itu.
Dimulai dari subuh hari, Tania sudah bangun buat kerja bantuin ibu menyiapkan dagangannya. Dan sehabis itu, sebelum sekolah juga kerja dulu lemparin koran ke rumah orang. Disekolah juga tetep kerja. Dan sepulang sekolah sampe malam juga masih tetep kerja walaupun ngak tiap hari. Yang penting terus kerja biar dapet banyak duit
Saking sibuknya Tania mencari uang, Ia tidak pernah mengalami yang namanya pacaran. Bahkan untuk menyukai seseorang saja Ia tidak memiliki waktu. Karna bagi Tania pacaran itu hanya buang-buang waktu saja. Prioritas utamanya sekarang adalah ibunya.
Bahkan Tania tidak punya waktu untuk mengurusi dirinya sendiri. Ia terkadang di ejek oleh teman-temannya kerna parasnya yang jelek dan buluk tidak terurus.
Tania tidak pusing dengan perkataan temannya.
Makanya dia tidak punya teman karna sifat cuek dan dingin terhadap semua orang yang membuat teman-temannya kesal kepadanya.
Hanya Bu Erica yang Tania punya. Maka dari itu Tania sangat menyayangi ibunya lebih dari siapapun. Dia tidak mau melihat ibunya jatuh sakit.
~
Maafkan atas segala kesalahan penulisan. Semoga kalian senang dengan cerita yang saya buat ini. ☺☻

YOU ARE READING
IF You
Teen FictionKenapa... Kenapa... Kenapa harus dia yang pergi.. ~ Tania ~ Aku sudah menemukannya, dan itu ada dalam dirimu. Aku tau harus menjalani hidup seperti apa.. Itu semua karena dirimu. _ Put...