My Ghost (2) - GDragon

34 7 0
                                    

"Apa? Jadi Haeri belum meninggal?" Jiyong menatap Dong Jima tak percaya.

"Ya" jawab Dong Jima singkat.

"Tapi aku melihat dia melayang kemarin." ujar Jiyong.

Dong Jima menatap tajam kearah Jiyong,

"Jadi bagaimana kau bisa disini?" Dong Jima mengabaikan keheranan Jiyong. Sekali lagi dia menatap Jiyong kesal, mungkin karena Jiyong yang tak kunjung menjawab bagaimana dia bisa berada disini.

"Aku... sebenarnya aku.. bingung harus cerita darimana." Ucap Jiyong gugup.

KRAK (suara ranting terinjak)

Jiyong dan Dong Jima sigap menengok kearah suara.

"Haeri... sedang apa kau disana. Kemarilah nak, kau lama tidak pulang kerumah.
Apa kau sudah makan?"

Aku hanya mengangguk lemah. Tatapan ku tidak pernah lepas dari Jiyong, Dong Jima mengikuti tatapanku, sepertinya dia mengerti apa yang dikhawatirkan oleh ku.

"Tidak usah khawatir Haeri. Kemarilah nak."
Aku perlahan melangkah dengan kaki yang mulai bergetar.

"Hai... aku Kwon Jiyong. Senang mengenalmu Lee Haeri." Sapanya dengan berhias senyum.

Aku berdiri dibelakang punggung Dong Jima seperti biasa.
Mengantisipasi bahaya yang akan ditimbulkan dari makhluk itu.

Jiyong seperti risih ditatap seperti itu oleh ku, "Halmeoni, bisakah kau pulangkan dia ketempat asalnya?" Ujarku.

Jiyong menatap Haeri dengan tatapan Hey you. what's wrong with me?!
Kedua alisnya bertaut.

Dong Jima hanya tersenyum mendengar ucapanku.

"Bukankah sudah ku bilang, semua laki-laki tidak sama Haeri, mungkin segerombolan laki-laki yang melecehkanmu 10 tahun silam adalah orang-orang yang tidak berbudi luhur." Dong Jima mengusap rambutku.

"Dong Jima benar, bertemanlah denganku." Jiyong menggapai jari Haerin yang berada di pinggang Dong Jima.

"Ani.... halmeoni, semuanya sama saja."Aku menangis berlari menuju kamar yang seminggu ini tidak kupakai, kejadian 10 tahun silam bagai mimpi buruk yang terus menghantuiku, memori di otak ku tidak mampu menghapus itu semua, kejadian dimana Ayah,Ibu ku meninggal, kejadian dimana tubuhku dijamah laki-laki yang tidak kucintai, kejadian dimana aku bisa berada disini sekarang. Keluargaku dibunuh, sedangkan aku dibuang ke hutan ini.

Aku terduduk ditepi ranjang,memeluk erat kedua kakiku, aku membenamkan wajahku agar telinga hingga mataku tertutup, aku lelah dengan bayangan itu, aku enggan mengingatnya namun semakin aku berusaha melupakan, bayangan itu semakin keras menerjang syaraf di otakku untuk tetap memutar memori kejadian itu.

"ARGGGGHT... !!" Aku berteriak frustasi.

"AHJUSSI... ANDWAE!! APPA.... EOMMA.... AHJUSSI ANDWAE." Teriakku histeris.

"Lepaskan akuuu.... jangan sakiti ayah ibuku.... oemma.. appaaaa.... jangaaann.... ahjussi jangannnnn.... eommaaaaaa."

"halmeoniii...." tangisku mulai mereda ketika Dong Jima datang dan mengelus lembut rambutku.

"Dong Jima, bagaimana ini. Kita harus segera pergi, laki-laki itu berbahaya."
Aku terus terisak.

"Minumlah dulu." -Dong Jima

Aku mengambil gelas yang diberikan Dong Jima dengan tangan bergetar hebat, sampai isi didalamnya sedikit tumpah.

"Kau akan baik-baik saja. Tenanglah... dia tidak seperti yang kau pikirkan. Kau tahu ? Kalau dia berbahaya mungkin aku bisa mati setelah seminggu ditinggalkan berdua dengannya disini." Dong Jima tersenyum, wajah kriputnya terlihat sirna saat dia tersenyum.

YGstan ONESHOOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang