Pendekatan (2)

91 9 9
                                    

***
"Apa kita akan bertemu lagi?" Ucap Aihara

"Pasti!" Jawab Reo dengan yakin

"Caranya?" Tanya Aihara

"Apapun itu akan aku lakukan." Balas Reo

"Janji?! Saat luka di kakiku telah sembuh, kamu harus bisa menemukanku!" Aihara menegaskan

"Aku akan menemukanmu dengan caraku.." Jawab Reo

Kemudian jari kelingking mereka saling berkaitan dengan tertanam perasaan yang dalam diantara keduanya.
***

Sepenggal mimpi yang dialami Reo tepat di malam hari setelah bertemu dengan gadis itu terus saja melekat di pikirannya. Dengan latar yang sama saat mereka awal jumpa namun memiliki jalan cerita yang berbeda. Reo seperti telah terikat sebuah janji yang harus segera ia tepati. Meskipun itu hanya mimpi, tapi semakin lama malah semakin menjadi. Terpikirkan terus menerus dan tanpa sadar malah terasa jadi nyata saat dia membayangkan itu. Satu minggu berlalu setelahnya, akhirnya ia memutuskan untuk menemui si gadis. Menuju satu-satunya tempat agar mereka bisa bertemu. Tapi sayang, hasil yang didapat tak sesuai harapan.

Sepulang dari sana, Reo bak kehilangan semangat. Tak terasa lelah namun dirinya telah ambruk di tempat tidur hingga sulit untuk bergerak.

"Ada apa sih sama gue sebenernya? Masa galau... aarrgghh" Batin Reo berkecamuk

"Pokoknya gue harus bisa ketemu dia!"

"Masih banyak kesempatan! Sekarang gagal, besok pasti berhasil!"

"Hidup pejuang cinta!!"

"Ehh?"

"Bodo amat ah! Misi ini harus terus berlanjut!"

Laki-laki kelahiran 1996 itu terus-terusan mengoceh tiada henti.

**

Di hari kedua, Reo datang lagi ke restoran itu pada malam hari karena pagi sampai sore penuh dengan jadwal latihan bersama GENERATIONS. Duduk di tempat yang sama dengan kemarin, ia mulai melakukan aksinya lagi.

"Semoga ketemu!!" Dengan mengepalkan kedua tangan ia berdoa penuh harapan

Menunggu dan menunggu. Jarum jam panjang terus berputar hingga menggerakkan si pendek untuk berganti angka. Pengunjung mulai bepergian dan pesanannya pun telah habis. Tapi masih saja si tujuan tak kunjung tiba.

"Belum jodoh lagi..." Lemas Reo lalu tanpa memanggil pelayan ia malah dengan sendirinya menuju kasir untuk membayar

"Sumimasen.. Saya ingin membayar.." Ucap Reo kencang karena tak ada siapa-siapa disana

Lalu seseorang keluar menuju meja kasir.

"Mohon maaf, tuan. Biar saya yang melayani. Bagaimanakah?" Tanyanya

"Ahh anda yang kemarin kan?" Sambung si orang dibalik meja kasir itu

"Hai.. Anda pelayan yang kemarin juga yaa.." Jawab Reo

"Sudah bertemu dengan Aihara-chan kah?" Tanyanya lagi

"Belum.. Saya menunggu lagi disini sejak tadi, tapi dia tidak ada sepertinya." Balas Reo malu-malu dengan nada yang semakin pelan

"Jelas tidak akan ada, tuan. Hari ini dia libur." Ucapnya

"Haahh? Pantesan.." Bayangkanlah saja bagaimana ekspresi Reo saat mengetahui hal ini

"Sebenarnya saya sudah memberitahu pada Aihara-chan tentang kedatangan anda kemarin, tapi dia tak percaya." Jelasnya

"Kenapa?" Tanya Reo

"Hmm mungkin memang tak ada bukti(?). Anda sudah keburu pergi saat saya memberitahunya." Jawab dia

"Souka.. Ternyata sulit yaa untuk bertemu dengannya." Balas Reo

"Kayaknya dia bukan orang yang bakal ngejahatin adek gue.. Mukanya juga ganteng imut-imut gini. Naluri sesama pria gak akan salah.." Batin si pegawai ini yang usianya sekitar 28 tahun. Ia mulai menilik-nilik kearah Reo.

"Ada apa?" Reo curiga melihat gerak-geriknya

"Watashi no namae wa Tadashi Saga desu." Tiba-tiba orang itu memperkenalkan diri pada Reo

"Eh? Emm.. Watashi wa Sano Reo desu." Balas Reo keanehan. Tapi ia kini menyadari bahwa si pegawai ini nyatanya tak mengetahui siapa dia sebenarnya.

"Apa besok anda akan datang kesini lagi, Sano-san?" Dia terus bertanya

"Sepertinya.. Saya harus bisa menemui Aihara-san." Balas Reo

"Tapi besok dia tidak akan masuk lagi. Lusa baru ada." Ia memberitahu Reo

"Souka.. Lusa.. Saya sedang tidak ada di Tokyo saat itu." Lirihnya

"Bagaimana.. kalau saya beritahu jadwal kerjanya Aihara-chan?" Tawarnya

"Benarkah? Ide bagus!! Beritahu padaku.." Semangat Reo

"Ya! Saya percaya Sano-san tidak ada maksud buruk padanya." Ucap dia

"Saya tidak akan macam-macam pada Aihara-san." Reo meyakinkan

Setelah mendapat informasi itu kemudian obrolan diantara mereka berdua pun berakhir. Tak lupa Reo berterimakasih pada sang informan dan kini mereka mulai berteman. Sempat terlintas di kepala Reo untuk meminta kontaknya Aihara juga, namun ia pikir itu adalah cara yang curang. Jika ingin, maka ia harus langsung meminta pada orangnya. Ingatlah selalu pada janji itu.

"Tunggu aku.. Aihara Yumi!" Dengan berbekal info ini kepercayaan dirinya semakin kuat. Senyumnya terus tersungging sembari membayangkan wajah gadis itu yang jelas terlihat meski baru satu kali mereka bertemu.

-bersambung-

Love Story: Reo SanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang