Merah 🍷

48 0 0
                                    

Sejak bertemu wanita itu, hidup Dirga tidak pernah sama lagi selamanya.

- f l a s h b a c k -

Dalam kebisingan kelab malam, seorang remaja lelaki berumur 19 tahun sedang menikmati kehidupannya. Dirga namanya, seorang mahasiswa jurusan hukum universitas paling terkenal di negeri itu.

Dirga duduk pada salah satu sofa berwarna ungu royal yang bertekstur halus. Ditemani oleh teman-teman satu lingkupnya, botol-botol alkohol, asap rokok, dan wanita-wanita pelacur yang entah berada di pangkuannya atau di kedua sisinya.

Inilah hidup. Begitu pikir Dirga seraya tersenyum miring.

Namun tiba-tiba penglihatannya menangkap sesosok wanita yang memakai gaun merah pendek yang menempel ketat di badan. Semua lekukannya terlihat jelas. Dipadu-padankan dengan lipstik berwarna merah darah yang terlihat paling menonjol.

Bagaimanapun Dirga juga lelaki. Dia memiliki hawa nafsu ketika disuguhkan pemandangan yang begitu membuat lapar.

Lalu tanpa basa-basi lagi, Dirga langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju wanita tersebut. Wanita itu rupanya berhenti pada kursi bar, dan langsung diikuti oleh Dirga.

"1 bloody mary, please" ujar wanita itu. Suaranya terdengar elegan dengan akhiran kalimat yang agak mendayu. Menarik Dirga lebih dalam pada pesona wanita itu.

"Scotch, for me" sahut Dirga tidak mau kalah. Dia memesan agar keberadaannya diketahui oleh wanita misterius itu.

"Oh, hi! You're rather fine there aren't you, young man?" Wanita itu tersenyum miring. Seakan sudah tahu tentang keberadaan Dirga sejak tadi.

"Namaku Dirga, bolehkah aku mengetahui nama madam cantik di hadapanku ini?" Tanya Dirga seraya meraih tangan kanan wanita itu dan mengecupnya lembut di bagian punggung tangannya.

"Senang berkenalan denganmu Dirga. Namaku Victoria" wanita itu sekali lagi tersenyum. Entah apa artinya atau tidak ada sama sekali.

"Jadi, ada apa denganmu dan warna merah? Oh bukannya aku ingin sok dekat atau apa, tapi warna merah benar-benar cocok denganmu" Dirga bertanya, namun agak terbata-bata dengan kalimatnya akibat terlalu gugup di depan wanita pujaan hatinya.

"Aku hanya suka warna merah. Cinta bahkan" wanita itu terus tersenyum, lalu ia melanjutkan perkataannya, "kau tahu? Perasaan itu saat warna merah membanjiri tubuhmu? Itulah saat yang paling menyenangkan bagiku" dan kalimat itu di akhiri oleh senyum sang Wanita yang semakin miring.

"Aku kurang tahu, tapi mungkin kau bisa menceritakannya padaku?" Ujar Dirga yang agak linglung dengan arah pembicaraan.

"Perfect. Kau tidak butuh ceritaku. Kau akan merasakannya sendiri" sang Wanita lalu menyicip sedikit bloody mary-nya lalu menggemgam kuat tangan kanan Dirga. Dirga yang tentunya masih terjebak dalam pesona sang Wanita hanya pasrah kala dirinya ditarik pergi.

Diluar dugaan Dirga, Victoria membawanya ke lantai dua. Tempat dimana banyak kamar-kamar yang tersedia jikalau kau ingin melampiaskan nafsu.

"Victoria, aku tidak menyangka akan secepat ini" perkataan Dirga itu hanya dibalas oleh senyuman. Namun tanpa sepengetahuan Dirga, hidupnya tidak akan sama lagi jika ia memasuki salah satu ruangan itu bersama Victoria.

Karena yang terakhir Dirga ingat adalah berteriak histeris sekencang mungkin.

MIKROKOSMOS - Kumpulan PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang