🍎3. Setan Pojok

244 9 2
                                    

***


Aira memasuki kelas dengan malas. Jika temannya tau, pasti pada mengira ia kesambet setan. Bagaimana tidak, ia bisa dikatakan murid yang paling rajin terlampat. Gelarnya menempel sejak memasuki bangku SMA kelas pertama hingga kelas 3 saat ini masih aja melekat abadi.

Aira menghempaskan bokongnya dibangku paling pojok belakang dekat jendela. Bangku favoritnya. Bangku pojok belakang emang terlalu indah untuk diabaikan. Ia masih terlalu ngantuk, semalam ia tidur jam satu pagi. Apalagi Aira harus pulang dari rumah budenya jam setengah lima pagi, karena harus masuk sekolah.

Jarak rumahnya dan rumah budenya cukup jauh kurang lebih satu jam, belum lagi jaraknya menuju sekolah. Satu setengah jam bukanlah waktu yang singkat. Aira mengendarai motor sendiri sampai sekolahannya. Setelah pulang dari rumah bude biasanya ia menyempatkan mampir ke rumah. Tetapi tidak untuk hari ini. Aira langsung menuju tempatnya sekolah.

Aira memang dilahirkan dari keluarga berada. Apapun yang ia inginkan pasti akan dituruti. Banyak yang mengatakan kalau anak bungsu itu lebih bersifat manja, tetapi lain dengan Aira. Aira lebih suka mandiri sedangkan kakaknya lah yang lebih bersifat manja. Aira memiliki satu kakak perempuan, namanya Riska Juliana Baskoro delapan tahun lebih tua dari Aira. Kak Riska baru menikah 4 bulan yang lalu. Sekarang Kak Riska dan suaminya tinggal dirumahnya, yah namanya juga anak mama. Tinggal dirumah mertua pun ia tidak kerasan. Sebenarnya mertuanya tidak bersikap jahat, dia malah baik banget. Namanya juga gak kerasan diapain aja pasti gak betah, untung aja suami kakaknya nurut dan mau diajak tinggal dirumah papanya.

Dua bulan yang lalu kakaknya memberi kejutan. Dia mengatakan sedang berbadan dua. Aira heboh sendiri dan berteriak histeris. Keluarganya juga sangat gembira mendengar berita tersebut. Rasanya Aira tidak sabar memiliki keponakan.

Bagaimana ya rasanya mengandung? Mendengar kakaknya akan memiliki baby, Aira jadi pengen menjadi mama muda. Ia tidak sabar ingin punya anak sendiri. Maksutnya anak dengan pak Rizky. Mana ada punya anak sendiri. Seingatnya di pelajaran biologi yang diajarkan calon suaminya, sel telur harus dibuahi terlebih dulu oleh sel jantan. Dan itu artinya Aira dan pak Rizky harus berhubungan dulu.

Damn!!! Bayangin aja muka Aira dah kayak kepiting rebus. Apalagi ngerasain
Ya tuhan... Jangan hukum aku membayangkan yang iya-iya.

"Oh My God!!! Sejak kapan lu dateng?" Tanya Zahra teriak histeris. Ini orang nongol - nongol ngagetin aja. Aira mengelus dadanya mendengar teriakan cempreng si Zahra. Namanya aja artinya bunga pasti terkesan memiliki sifat kalem lemah lembut. Tapi Zahra satu ini beda dengan spesies lain. Dia itu konyol, pecicilan, cerewet, dan juga sangat cempreng. Beruntungnya lagi Aira sebangku sama dia.

"Sejak jam 6 tadi." Jawabnya malas.

"Gila, kamu sehat kan? Normal kan?" tanya Zahra menempelkan telapak tangannya ke dahi Aira.

"Sialan loe" umpat Aira sambil menepis tangan Zahra.
Zahra cengengesan sendiri melihat kekesalan Aira.

"Tumben loe berangkat pagi bener." heran Zahra sambil mengeluarkan buku matematikanya dari tas. Zahra mengeluarkan bekal makanannya, dan menaruhnya di atas buku matematika. Sudah jadi kebiasaan Zahra tiap hari membawa bekal ke sekolah.

"Jangan bilang kamu mau nyogok gue?" tebak Aira

"Yaelah...Gak perlu gue sogok pasti loe embat juga. " ujar Zahra sambil menjitak kepala Aira hingga mengaduh kesakitan.

"Hehe...Tau aja lo."

"Sudah selesai kan PR Matematika loe?" tanya Zahra mencari buku tugasnya Aira di tas.

"Kebiasaan loe, nyotek mulu."

"Gue ngerjain nyet, enak aja kalau ngomong. Udah kelas 3 ra, gue udah tobat. Ada yang gak gue bisa." jelas Zahra

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biologi Cinta (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang