Iqbaal pengen punya anak

28.8K 613 19
                                    

Gue mendengar suara mobil yang terparkir didepan rumah dan segera menuju ke jendela untuk melihat siapa yang datang.
Ternyata itu adalah (Namakamu). Dengan cepat gue mematikan lampu dan berpura-pura untuk tidur.

(Namakamu)'s POV

Setelah gue diturunkan dari mobil, orang yang mungkin tidak gue kenali membantu berjalan ke dalam rumah.

"Eh enggakh usah, biar gueh aja sendiri yang masukh."kata gue tidak ingin merepotkan orang yang telah mengantar gue.

"Yaudah, gue tinggal disini aja. Hati-hati."kata orang tersebut.

"Lu juga."kata gue membalikkan perkataan terakhirnya.

Guepun melanjuti perjalanan menuju ke kamar dengan sempoyongan. Gue juga berdoa agar Iqbaal sudah tidur, karena gue tahu jika ia masih bangun.

Cklek..
Pintupun gue buka, terlihat kamar gue dan Iqbaal yang gelap gulita. Tetapi untung saja, ini berarti Iqbaal sudah tidur. Guepun bergegas tidur disamping Iqbaal.

"Dari mana?"kata Iqbaal dengan mata masih terpejam.

Gue terkejut bukan main. Difikiran gue hanya ada satu.

'Perang dunia ke-III akan dimulai'

Sementara Gue berfikir saatnya gue melakukan kebohongan.

"GUE NANYA LU KOK DIEM?"

"...LU DARI MANA TADI, HAH?!"bentak Iqbaal.

"I-i-tu barusan dari rumah nyokap."kata gue.

"KALO DARI RUMAH NYOKAP KOK SAMPE MALEM, HAH?"

"...KAMU TAU KAN KALO PEREMPUAN GA BAIK KELUAR MALEM-MALEM?!"bentak Iqbaal.

"Maaf—"

"Buat apa maaf? Ini toh juga kejadian."kata Iqbaal sambil memelankan nada suaranya.

"Aku salah."jawab gue.

Tanpa mendengar basa-basi gue, Iqbaalpun berbalik badan kembali.

Gue tahu ia marah.

Kami memutuskan untuk tidur.

***
Pagi harinya gue terbangun pukul 6.00

Guepun berniat membangunkan Iqbaal yang masih tertidur pulas. Tapi gue kembali berfikir untuk membangunkannya karena kami masih bertengkar.

Gue tahu gue itu egois. Karena gue yang bersalah. Benar kata Iqbaal, gue itu istri sah nya. Tapi entah kenapa hati gue rasanya tidak ingin meminta maaf kepadanya.

"Ah lebih baik gue masakin dia aja deh, nanti kalo dia telat kan alasannya kalo gue lagi masak, hehehe."gumam gue.

Guepun menuju ke dapur dan memasak makanan untuk kami makan. Disela-sela gue memasak, gue merasakan sepasang tangan melingkar di pinggang gue dan bahu gue terasa berat oleh sesuatu.

"Sayang kok kamu ga bangunin aku sih?"tanya Iqbaal dengan mata masih terpejam.

"Kan kamu udah bangun sekarang, udah sana aku masih masak. Nanti kamu telat kekantor loh."jawab gue.

"Aku cuti sayangg, cape. Lagian udah kemarin aku nyelesaiin file nya. Sekarang aku mau seharian sama kamu."kata Iqbaal dan mata tetap terpejam.

"Tapi kan—"

Iqbaal pun menggendong gue menuju kamar.

"Ahh ga ada tapi-tapi an sayang. Sekarang kamu layani suami kamu ini, aku lagi kepengen. Juga an kemarin kamu Engga ngasi aku jatah kan."kata Iqbaal sambil mengendong gue.

Pilihan (18+) IqbaalX(Namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang