"Bukan begitu, (Namakamu)."kata Iqbaal dengan pelan.
"TERUS GIMANA BAAL?! KAMU GA BISA JAWAB BERARTI KAMU SELINGKUH DARI AKU, IYA KAN?!!!"bentak gue.
Plak...
Satu tamparan mengenai pipi mulus gue.
"Iqh-baalh??"kata gue dengan lirih sambil melihat kearah Iqbaal.
Sementara Iqbaal hanya melihat tangannya seolah-olah ia tak sengaja menampar.
"INI MAU LU KAN?! JANGAN HARAP LAGI KALO GUE BAKAL BALIK SAMA LU!"bentak gue kemudian pergi dari rumah dengan tangisan.
Iqbaal hanya mematung.
Iqbaal's POV
Tangan ini, seperti bukan gue yang menampar (Namakamu) tadi. Tapi sudah terlambat untuk menyadari.
Seandainya dia tahu bahwa yang gue lakukan itu demi kebaikan keluarga kami.
"Mungkin, gue harus membiarkan ia berfikir jernih terlebih dahulu."gumam gue.
Hari demi hari gue terus menunggu agar (Namakamu) pulang. Namun ini sudah hari ke-9 ia belum pulang. Tanpa menunggu lebih lama, guepun pergi kerumah orang tuanya.
Tok...Tok...Tok...
Bunda (Namakamu)pun membukakan pintu.
"Ehh Iqbaal, ada apa?"tanya bunda.
"(Namakamu) ada bun?"tanya gue.
"Bukannya (Namakamu) sama kamu?"tanya bunda.
"Engga bun, (Namakamu) belum pulang-pulang."jawab gue.
"Udah kamu hubungin?"tanya bunda.
"Udah berkali-kali bun tapi ga diangkat."kata gue.
"Ohh gitu, nanti coba bunda bantu buat Nyari (Namakamu)."kata bunda.
"Kalo gitu, Iqbaal pamit dulu ya bun."kata gue sambil bersalim.
"Iya, hati-hati ya."kata bunda.
Gue mengambil hp yang berada disaku. Kemudian memencet beberapa tombol yang kemudian terhubung dengan seseorang.
"Apa mau lu?"
"..."
"Gak! Gue ga akan ngebiarin rumah tangga gue sama (Namakamu) hancur!"
"..."
"Lupain gue! Jauhin gue! Gue udah jadi milik orang lain. Please. Kebahagiaan gue cuma (Namakamu)! Gue minta tolong jauhin gue, gue yakin banyak yang nunggu lu. Tapi lu malah pengen sama yang udah beristri. Tolonglah buka pikiran lu!"
Kemudian gue menutup telfonnya.
"Ah sial! Kemana harus gue cari dia sih?"gumam gue.
Hari demi hari gue terus menunggu (Namakamu) berharap ia akan pulang.
Ia memang pulang, sebulan kemudian.
Terlihat setelah sebulan berlalu gue lalui tanpa (namakamu) kini penampilan gue seperti tak diurus, rambut acak-acakan bahkan tubuh gue terlihat mengurus.
Cklek...
Pintu kamar terbuka, gue mengalihkan pandangan menuju ke arah pintu
Dia (Namakamu).
Kemudian gue menangis.
"Eits, Baal. Kok nangis?"tanya (Namakamu) sambil menghampiri ke arah gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan (18+) IqbaalX(Namakamu)
Teen FictionTerserah mau dibaca apa kaga Ini mesum!.