Botjah dilarang reading
"Baal?"cari-cari gue ke segala arah.
Akhirnya, gue menemukan sosok Iqbaal yang terlihat sedang memasak didapur.
"Baal, kamu ngapain sih?"tanya gue.
"Ini nih, mandiin anak kita."jawab Iqbaal.
"Hah, Mandiin anak? Perasaan kamu lagi masak deh."kata gue.
"Udah tau gue lagi masak isi nanya lagi. Elah."jawab Iqbaal.
"Selow dulu anjir."kata gue.
"Kan gue selow."jawab Iqbaal.
"Btw, lu ngapain didapur Tumbenan masak gini, mimpi apa lu Semalem?"tanya gue.
"Gue mau masakin lu."kata Iqbaal.
"Ga ah, nanti gue diisiin pelet lagi biar suka sama lu."kata gue.
"Heh kata siapa? Gue kan calon ustad."kata Iqbaal.
"Calon ustad? Wkkw. Kemarin aja lu hampir merkosa gue."jawab gue dengan sedikit tertawa.
"Yang pentingkan ga beneran khilaf."kata Iqbaal.
"Yang pentingkan sama aja."jawab gue.
"Udah ah ngomongnya, gue mau konsen ini buat makanan. Lu tunggu aja di meja makan."kata Iqbaal.
Guepun menuju meja makan.
Hari demi hari gue merasakan kedekatan dengan Iqbaal. Walaupun belum sepenuhnya gue jatuh cinta sama dia. Hingga tak terasa hari pernikahan kamipun datang.
Acara demi acara sudah terlewati hingga malam hari. Tamupun sudah pulang karena larut malam. Hari ini adalah malam pertama kami. Kebetulan sekali gedung dan rumah Iqbaal berdekatan. Hanya terbatasi 1 rumah saja. Saat itu, Iqbaal menyuruh gue untuk pulang duluan. Karena katanya ia masih ada urusan. Diperjalanan, gue merasakan jika ada orang yang mengikuti gue.
"Siapa sih?"tanya gue.
Guepun akhirnya menghiraukan suara tersebut dan berjalan menuju rumah Iqbaal.
Tiba-tiba ada seseorang memakai jubah dan masker membekap mulut gue.
"Lepasinnn!!!"teriak gue dalam keadaan mulut dibekap.
Guepun meronta-ronta dan sesekali berteriak minta tolong, tapi hasilnya nihil.
Hingga orang tersebut membawa gue dihalaman belakang rumah Iqbaal.
Orang tersebut pun mengatakan hal yang membuat gue terkejut.
"Lu tau siapa gue?..."
"...gue itu mantan istrinya Iqbaal..."
"...gue sekarang lagi ngandung anaknya..."
"...lu sama aja kayak pelakor. Harusnya lu cari tahu kebenaran tentang Iqbaal terlebih dahulu..."
"...Sampe-Sampe lu ga tahu kalo gue sakit hati Iqbaal ninggalin gue dan calon anaknya demi lu!"bentak perempuan tersebut.
Benar saja ketika perempuan tersebut mengatakan bahwa ia sedang hamil anaknya Iqbaal gue langsung menyorotkan ke perutnya yang buncit itu.
"Sialan, gue ketipu!"gumam gue.
"Gapapa. Gue rela Iqbaal sama lu tapi, Sampe gue tau kalo lu hamil anaknya Iqbaal gue ga segan-segan bikin lu keguguran dalam waktu sekejap!"kata perempuan tersebut kemudian meninggalkan gue.
Guepun langsung cepat-cepat masuk kedalam rumah Iqbaal. Kemudian menghapus make up dan mengganti pakaian. Tak lupa gue mengunci pintu agar Iqbaal tak bisa masuk. Karena gue benci Iqbaal saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan (18+) IqbaalX(Namakamu)
Teen FictionTerserah mau dibaca apa kaga Ini mesum!.