Chapter 6

26 1 6
                                    

"Ehem"

Arik berdehem memecah suasana. Lili berbalik dan menemukan sosok wali kelasnya bersama pria berkacamata tadi. Gadis itu menormalkan ekspresinya saat kedua manusia berjenis kelamin laki-laki itu melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditempatinya dengan wajah kebingungan.

"Ada apa ini, kenapa suasananya tegang sekali? Apa yang kau lakukan padanya master?" Tanya Yudha mewakili.

"Bukan apa-apa kok Yud, hentikan tatapan mengerikan mu itu. Kau membuatku takut." Ucap sang kepsek dengan senyum kaku dan wajah sedikit takut(?) bercampur kesal.

"Kau juga hentikan sifat mu yang sok menakutkan itu master, kau membuat semua orang takut. Terlebih dengan tampang mu itu. Walau sifat aslimu bertolak belakang dengan wajahmu, tapi itu lebih baik." Ucap Yudha kesal.

"Iya iya bawel.." ucap William jengkel namun tetap patuh.

Lili bingung, apa yang terjadi? Kenapa seseorang berstatus kepala sekolah harus takut pada seorang, err, guru(?).

"Kalian sudah selesai berbincang?" Tanya Arik yang sedari tadi diam membuyarkan lamunan Lili.

"Aku merasa tak berguna disini. Lagi pula anak ini harus diantar ke asrama bukan? Yudha, bawa dia" sambung Arik

"Kukira itu tugasmu kapten" ucap Yudha sambil mengerucutkan bibirnya

Lili hanya diam menatap keduanya dengan wajah datar.

"Lakukan saja" ujar Arik malas

"Baiklah baik akan kulakukan" patuh Yudha

"Oke Lili, tak usah terlalu formal ya? Bukan jam sekolah. Aku akan menjawab berbagai pertanyaan di kepala cantik mu itu, tapi sambil aku menjelaskan area di sekolah ini. Dan aku juga akan mengantarmu ke asrama. Jadi, kita pergi sekarang?" Jelas Yudha dengan ceria, berbeda dengan tadi saat berbicara dengan William.

Lili hanya mengangguk kecil kemudian berbalik menghadap William dan membungkuk lalu pergi bersama Yudha yang telah menunggunya bersama katana dan koper Lili digenggamnya.

.

.

.

.

.

Yudha menjelaskan berbagai sudut sekolah pada Lili dan gadis dengan tampang datar itu hanya mengangguk-angguk tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Nah, itu dia tur singkat ala Yudha Pratama. Ada pertanyaan?" Seru Yudha mengakhiri sesi tur keliling sekolah.

Lili terdiam sejenak dan berkata, "Apa hanya aku murid undangan disini? Dan kenapa anda disini dan bukannya di SMP Harapan pak?" Tanya Lili dengan datar.

Yudha terkekeh pelan lalu menjawab, "bukan hanya dirimu yang bersekolah dengan jalur undangan itu disini. Kau akan menemui anak lain mungkin di asrama atau diruang kelas saat liburan kalian usai. Dan aku sebenarnya guru disini." jawab Yudha panjang lebar.

"Jawaban anda tak sepenuhnya menjawab pertanyaan saya" ungkap Lili.

"Kau akan tau setelah bertemu dan mengenal teman temanmu. Mungkin saat perkenalan dihari pertama nanti juga akan ada yang menjawab." Jelas Yudha

"Dan bisa panggil namaku saja saat tidak jam sekolah? Aku tak terlalu suka keformalan". Tambah Yudha

"Bukankah itu tidak sopan?" - Lili

"Ayolah Lili, aku tak setua panggilan mu. Jika tak nyaman kau bisa menambahkan 'kak' atau apalah asal jangan bapak. Dan ingat hanya saat diluar jam sekolah, paham?" balas Yudha.

Dream FightersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang