Day 7 : Till we meet again

628 50 0
                                    

Reyna Alexa nama gadis itu.

Sejak hari pertama bertemu cowok itu, ia tak dapat melupakannya. Sejak hari itu, Reyna rajin jalan pagi. Hahahaha....Ia bisa memutari kompleks sampai beberapa kali hingga kakinya kram. Lalu ia akan duduk berayun-ayun di salah satu sudut taman yang menyediakan ayunan dan jungkat jungkit.

Tapi sayangnya ia tak pernah menemukan sosok itu lagi....Hingga hari ini...

"Eh....neng Reyna. Mau beli apa neng?" Mang Jajang pemilik warung menyambut Reyna yang masuk ke dalam warungnya.

"Biasaaa Mang. Mie kocok 2. Dibungkus ya." Reyna memamerkan senyum manisnya, lalu duduk di salah satu bangku warung Mang Jajang. Mie kocok Mang Jajang ini hanya ada satu-satunya di kompleks perumahan ini. Bahkan mungkin bisa dibilang satu-satunya di kota ini. Jarak Bandung - Solo kan lumayan jauh. Sekitar 400an kilometer. Gara-gara menikah sama orang Solo, Mang Jajang hijrah deh ke Solo. Entah karena satu-satunya warung mie celor sehingga Reyna nggak pernah nyoba mie celor yang lain, atau karena memang Mang Jajang jagoan, mie celor ini emang rasanya maknyuusss banget. Reyna jadi ketagihan. Hampir tiap minggu dia mampir warung Mang Jajang.

Seperti hari ini. Hari ini hari pertama kembali sekolah setelah liburan musim panas...Deuhhh kayak kuliah di Amrik aja ada liburan musim panas. Setelah liburan semesteran tepatnya. Pulang sekolah, Reyna memutuskan mampir dulu ke tempat Mang Jajang. Selain mie celor, mang Jajang juga jualan es cendol. Nahhhh...minuman itu juga favoritnya Reyna. Apalagi panas-panas gini...

"Es cendolnya diminum sini deh Mang. Sama 1 dibungkus." ujar Reyna sambil mengipasi dirinya dengan buku tulisnya. Ga elit banget emang. Tapi yaaa gerahnya kayak gini. Entah ya...Solo kok makin lama makin panas....Suasana di warung Mang Jajang juga lumayan ramai. satu-satunya kursi yang kosong, adalah kursi yang diduduki Reyna. Ya memang warungnya nggak terlalu besar sih...cuma berisi 4 kursi panjang yang masing-masing bisa diisi 3 - 4 orang dan 8 kursi plastik.

"Neng Reyna udah sore jam segini kok baru pulang sekolah?" tanya Mang Jajang sambil mengulurkan es cendol ke depan Reyna.

"Iya Mang, pelajaran tambahan. Kan Reyna udah kelas 3. Bentar lagi ujian. Jadi tiap hari ada pelajaran tambahan gitu deh." Reyna menyeruput es cendolnya.Rasa dingin dan manis es cendol langsung menyerbu tenggorokannya....Hmmmm...

"Terus mau kuliah dimana rencananya neng?"

"Di Yogyakarta sih pinginnya, Mang."

"Ohh...jauh ya...Padahal disini kan banyak juga sekolah bagus."

"Yaaa..cari pengalaman aja, Mang. Siapa tau dapat jodoh kayak Mamang gitu...Hahaha."

"Hahahaha...eneng mah bisa aja. Kuliah mah yang dicari ilmu atuh, bukan jodoh."

"Hehehe.."Reyna nyengir.

"Mang, mie celornya masih ada?" sebuah suara membuat Reyna menoleh.

DEG! Cowok itu! Si chef Billy! Hahahaha.gara-gara nggak tau namanya, sejak pertemuan pertama yang lalu, Reyna jadi memanggil chef Billy deh....

Pandangan mereka bertemu lagi. Reyna menyadari seragam yang dipakai cowok itu....seragam sebuah sekolah tinggi pariwisata. Ooooo...dia sudah kuliah rupanya.

Cowok itu memandang Reyna. Tanpa berkata apa-apa. Tatapannya tajam, namun berbinar dan menggoda. Reyna kehabisan kata.

Tiba-tiba ia ingat cara menggoda yang baru dibacanya di  majalah.

Diminumnya lagi es cendolnya, lalu dijilatnya bibirnya pelan dan digigitnya perlahan bibir bawahnya dengan gaya sensual. Alamak! sumpah ini ga elit banget. Mau gaya sensual kok pake es cendol.

Cowok itu tersenyum, tapi tak berkata apa-apa.

"Neng, ini mie celor sama es cendol yang mau dibawa pulang."Mang Jajang menyodorkan bungkusan. Seusai membayar, Reyna berlalu lewat depan cowok itu.

"Udah selesai minumnya?" sapa cowok itu sambil berlalu. Ia bergantian mau duduk di kursi yang tadi Reyna duduki.

Aihhh! Jantung Reyna berdebar kencang. Ia mengangguk pelan sambil tersipu. Tadi ajaaa lagak-lagak menggoda...sekarang? Pipi mulusnya tak bisa menyembunyikan rona merah.

"Duluan mas." akhirnya hanya kata itu yang terucap dari mulut Reyna. Cowok itu mengangguk sekilas dan tersenyum tipis.

"Mang Jajang, makasih. Reyna pulang ya." Sengaja disebutkannya namanya keras-keras. Habisnya tuh cowok nggak ngajak kenalan.

"Iya neng, ati-ati ya. Sering-sering kemari, neng." Reyna tertawa kecil sambil berlalu.

Tentu Mang Jajang! Reyna akan lebih sering datang berkunjung! Mas ganteng...sering-seringlah berkunjung juga yaaaa

Behind the moon, beyond the rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang