Paginya alarm ponsel seseorang membangunkan Yoongi, membuatnya terkejut sampai badannya terguncang, awalnya dia belum sadar kalau posisinya sudah di invasi oleh pak tua cengeng, dia hanya mengerang dan menggeliat, tapi alarmnya semakin lama semakin kencang, membuat Yoongi berteriak menyuruh seseorang untuk mematikannya.
"YAK! MATIKAN ITU!" dehaman berat diikuti pergerakan dari sampingnya membuat Yoongi menunduk, ada kepala seseorang di atas dadanya.
Dia hampir saja mendorongnya menjauh kalau pemilik kepala tidak mendongak dan keduanya bersitatap untuk sebentar.
"Ada apa dengan wilayahmu?" Tanya Yoongi.
Taehyung tidak menjawab, malah mengembalikan kepalanya untuk berbaring di dada Yoongi setelah mematikan alarm ponselnya."Diamlah, ini masih pagi," katanya dengan suara deep khas seorang Taehyung.
Yoongi otomatis diam tidak bergerak, antara takut dan canggung. "Maaf, karena kemarin mengusirmu." Taehyung bersuara membuat tangan Yoongi yang hendak mengambil ponsel di nakas sebelah kasur berhenti sejenak.
"Uh . . Aku mendapat balasan yang setimpal, I guess. Maaf karena mengataimu seperti gadis patah hati." Setelah Yoongi mendapatkan ponselnya, dia lantas main game, sambil mendengarkan Taehyung yang mulai bicara lagi, menceritakan masalahnya dengan seseorang bernama Jimin yang
Yoongi tidak tahu bagaimana bentukannya."Kupikir setelah aku bertunangan dengannya dia akan benar-benar sepenuhnya milikku, tapi dia masih tidak mengerti dan pergi dengan orang lain."
Yoongi tidak lagi mendengarkan karena fokus pada game onlinenya, kedua tangannya cekatan membunuh para musuh.
"Kau tau bagaimana sakitnya itu?"
"Hng?"
"Hei, kau mendengarkan tidak?" Taehyung mendongak, disambut dengan wajah serius Yoongi yang tertutup ponselnya yang dipegang secara horizontal.
Merasa diabaikan, tubuh Taehyung naik keatas, kepo juga dengan apa yang dimainkan Yoongi, sampai di depan tangan Yoongi yang diletakkan didekat dada, Taehyung mengangkat tangan Yoongi dan meletakkannya kembali setelah kepalanya diletakkan disebelah ceruk leher Yoongi.
"Ya! Ya! Akh!" Yoongi meletakkan ponselnya diatas dada lantas melirik Taehyung.
"Maaf hehe, kau tidak mendengarkanku sih."
"Kau mau didengarkan? Maka cobalah untuk mendengarkan, siapa tahu Jiminmu itu tidak melakukan apa yang kau lihat." Yoongi berbicara dibarengi dengan pout di bibirnya.
Itu reflek saja, kalau Yoongi mengomel pasti bibirnya akan seperti itu, tapi Taehyung menemukannya unik.
"Mungkin kau ada benarnya. Terimakasih . .?"
"Yoongi."
"Terimakasih Yoon."
Beberapa saat kemudian Taehyung menyalakan ponselnya setelah semalaman off, "Yoongi, tidak papa kan jika aku memelukmu lagi?" Yoongi mengerutkan keningnya, menutupi semburat pink yang timbul di pipinya.