not a goodbye

3.8K 436 35
                                    

Yoongi mendengus ketika alarm Taehyung mengusik tidurnya lagi untuk kedua kalinya, Ia kemudian teringat, ini hari terakhirnya ada di Hawaii karena pukul enam tepat pesawat akan berangkat.

Taehyung mematikan alarmnya, membuat Yoongi dengan wajah bantalnya mendongak menatap Taehyung tepat di mata, "So . . this is it, it's gonna be a goodbye right?" Taehyung menggeleng, tangannya dibawa ke sisi pipi Yoongi, ibu jarinya mengusap wajah yang sedikit berminyak itu dengan konstan.

"No, it just . . Let's go prepare." Taehyung bangun, membuat Yoongi yang awalnya kebingungan dengan perkataan Taehyung akhirnya memilih melupakan hal itu dan pergi mandi, lalu menyiapkan barang bawaan mereka.

Pegawai bandara yang waktu itu menawari keduanya tempat untuk bermalam juga datang ke hotel untuk memberitahukan soal keberangkatan dan mengantar mereka ke bandara.

"Looks like you two getting along, huh?" Godanya ketika Yoongi membantu Taehyung meranselkan tas selempangnya.

"Oh, shut up." kesal Yoongi dengan wajah merah.

"Yeah, we make a deal, ketika salah satu dari kami tidak suka dengan apa yang harus kita lakukan kita akan bergandengan tangan."

"Who said that?" Yoongi menoleh ke Taehyung cepat, hendak protes tapi Taehyung langsung menyahut.

"Kau tidak setuju, gandeng tanganku." Yoongi mendengus, melipat tangannya didepan dada tapi Taehyung menyikut pinggangnya membuat Yoongi kesakitan lantas menggandeng tangan Yoongi.

"Astaga kalian lucu sekali." Wendy si pegawai bandara membukakan pintu mobil setelah mereka sampai diluar hotel. Mereka bertiga naik taksi menuju bandara, matahari masih enggan menunjukkan sinarnya.

"Hey, ini beneran gratis 'kan?" tanya Taehyung.

"Kenapa? Takut uangmu habis?" Tanya Yoongi. Genggamannya dieratkan membuat Yoongi merintih kesakitan.

"Sakit" kata Yoongi membentuk pout di bibir.

"Iya, termasuk makanan yang kau pesan, semua gratis, sekali lagi pihak maskapai minta maaf karena tidak ada pengumuman pasti." jawab Wendy.

Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di bandara, jam menunjukkan pukul 5.42 pagi, ketiganya keluar dari taksi, mengeluarkan barang-barang dan menuju ruang tunggu, Wendy berlalu setelah keduanya Samapi di ruang tunggu, tinggal menunggu panggilan.

"So . . " Yoongi ditarik Taehyung, mengingat mereka masih bergandengan tangan dia menuntun Yoongi ke pangkuannya, setelah melepas tas punggung Yoongi.

"Tidak ada kata perpisahan Yoon, kita masih satu pesawat," Taehyung merengkuh pinggangnya, memeluknya, menyandarkan kepalanya di pundak sempit Yoongi.

"Apa kau takut?" tanya Yoongi sedikit berbisik.

"Of course I am, I just got the love of my life and I won't loose you." Taehyung mencium ceruk leher Yoongi membuat yang lebih muda menahan nafasnya.

"Just don't forget me." Bisik Yoongi sekali lagi.

"No I won't, I can't." Taehyung membuat jarak, sebelum Yoongi berkedip dia menarik tengkuknya dan menyatukan bibir keduanya, Taehyung memperdalam ciuman itu, menggunakan lidahnya untuk menjilat bibir bawah Yoongi dan bertarung dengan lidah Yoongi.

Keduanya tenggelam dalam kegiatan make out sampai Yoongi menarik rambut Taehyung agar membiarkannya bernafas.

"I've been waiting for it. And you're not lying about last night." Bisik Yoongi menunduk tidak lupa tersenyum malu.

"You want more?" Tanya Taehyung menaikkan alisnya, giginya menggigit bibirnya bagian bawah.

Sebelum Yoongi menjawab bunyi pengumuman keberangkatan terdengar membuat keduanya lantas bersiap menuju kabin setelah meletakkan barang-barang mereka.

one shared room [TAEGI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang