3 ( cinan)

1.3K 76 9
                                    

Siang menjelang sore hari ini jinan tampak asik bermain basket di depan rumahnya. Sudah seperti biasanya gadis dengan postus tinggi itu menghabiskan siang menjelang sorenya dengan bermain basket. Meski tampak serius ternyata gadis itu tengah menahan kesedihannya. Itu yang di baca oleh sang kaka shani.

Dengan perlahan shani mendorong kursi roda nya agar lebih dekat dengan jinan.
" ji ...jinan"
Panggilnya.

Jinan menoleh sebentar lalu kembali memasuk bola basket kedalam ring dan mengambilnya kembali sebelum mendekati shani.

" kenapa ci ? Cici mau sesuatu?
Tanya jinan yang paham jika shani mungkin membutuhkan sesuatu.

Shani menggeleng ," ngak jinan. Cici cuma merasa aneh sama permainan basket kamu , ngak biasanya kamu main dengan penuh emosi kayak tadi. Kalau cici boleh tahu kamu kenapa jinan ? Ada masalah ?.

Jinan menghela nafasnya. " ngak ada apa apa kok.
Ia lantas kembali ke depan ring basket dan memasukan bolanya.

" jinan cuma bosan ka, mama ngak bolehin jinan main kemana mana selain main basket didepan rumah.
Kata jinan jujur.

Amel memang melarang jinan untuk berpergian meski hanya sekedar belajar kelompok. Amel terlalu protektif terhadap kedua anaknya. Semua ada sebabnya , yaitu kecelakaan shani dan yang membuatnya lumpuh itu yang menjadi alasan kuat kenapa jinan tidak diizinkan berkeliaran di luar rumah kecuali untuk urusan kuliah.

" mama lakuin itu buat kebaikan kamu jinan"
Ungkap amel yang sudah berdiri di belakang kursi roda shani.

" ma , kenapa ngak biarin jinan buat main keluar , setidaknya jinan ngak ansos seperti ini".bujuk shani.

Jinan pun tak menoleh lagi dan lebih fokus bermain basket ketimbang meladeni mama dan cicinya.

" mama ngak setuju, dah kita masuk ya ? Kamu harus mandi udah sore soalnya.

Dengan pasrah shani kembali masuk kedalam rumah.

Dari arah jalan raya ada dua gadis beda umur yang baru selesai les. Keduanya sama sama berjalan menuju rumah masing masing. Gadis yang paling muda sudah sampai di depan rumahnya dan memperhatikan gadis satunya yang menatap sayu kearah jinan. Jarak jalan dan teras rumah jinan memang tidak jauh namun tidak dekat juga , sehingga jinan tidak begitu tahu jika ada yang memperhatikan nya di pingir jalan seberang rumahnya.

" mak , kenapa ?"
Tanya gadis kecil itu.

" eh...
Kaget cindy dengan panggilan eve.

" makbos belom di bolehin main sama pakbos ya ?.
Tanya eve

Dari sekian banyak anak di komplek itu hanya eve lah yang tahu perihal kedekatan jinan dan cindy.

" boleh boleh aja si ip , cuma akhir akhir ini jinan seperti menutup dirinya dari orang lain. Dia sudah berubah'
Jawab cindy tanpa menoleh ke arah eve.

" aku juga kesel sama tante amel yang selalu atur atur hidup ka jinan. Padahal hidup dengan banyak aturan itu ngak enak. aku juga ngak suka di atur atur , hidup mah santai aja kali , ngak usah cari ribut , ngak usah cari musuh , ngak usah cari cape berantem buat hal yang ngak penting gitu'

Cindy terkekeh, ia tahu apa maksud eve. Mengenai mama jinan dan maminya yang tak pernah akur itu.

" kamu yang sabar ya , se kopleks juga tahu hubungan mami kamu sama mamanya jinan. Mereka itu tom end jerrynya komplek Himawari ini ip'

" iya sih ...aku penasaran kenapa mereka tuh suka berantem , bahkan aku ngak boleh meski hanya injek rumput disana loh'
Tunjuk eve ke taman rumah jinan.

Cinta Sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang