bad luck

7 3 0
                                    

Minggu berganti minggu, tak ada lagi ulah Clarisa pada Zara, ia seolah menghilang dari kehidupan Jane dan Zara. Itu tentu membuat Jane tenang dan tidak terlalu khawatir lagi pada Zara, tapi sepertinya kini Jane harus lebih khawatir pada dirinya sendiri, sebab beberapa minggu ini Jane seolah mendapat banyak kesialan.

Dimulai dari ia yang sakit karna tak sengaja meminum susu basi, kemudian beberapa waktu berikutnya Jane jatuh tergelincir dari tangga, bahkan ada satu hari Jane nyaris terserempet mobil di depan sekolah, jika saja Kris tak menolongnya hari itu, mungkin ia sudah terluka parah. Dan kali ini Jane hampir masuk UGD karna memakan mie yang sudah diberi bubuk merica, beruntung saat itu lagi-lagi Kris menyelamatkan Jane dengan  menghentikannya disaat ia hampir menyuap untuk yang kedua kalinya dengan napas yang mulai sesak.

Jane memiliki alergi yang sangat parah pada merica. Ia akan sesak napas dan tak bisa bicara, bahkan jika Jane memakannya terlalu banyak, ia bisa saja kehilangan nyawanya saat itu juga.

Kini Jane sedang beristirahat di UKS di temani Kris dan Zara. Karna mie yang dimakan Zara hanya sedikit jadi alerginya tidak cukup parah.

"Jane apa kau lupa jika kau alergi merica? Mengapa kau memesan mie dengan merica yang cukup banyak? lalu apa kau tak sadar saat memakan mie itu?" cerca Kris pada Jane yang baru saja tenang seusai sesak napas tadi.

"Aku tak tahu jika itu ada mericanya, dan lagipun aku sudah lupa dengan rasa merica, kupikir tadi itu pedasnya dari cabai," Jawab Jane seadanya dengan parau dan Kris hanya menghela napas berat. Ia tak bisa melihat Jane yang lemah seperti ini.

"Baiklah, lain kali jangan diulangi, dan sebaiknya sekarang kau istirahat, aku akan mengambil tasmu lalu kita akan minta izin untuk pulang." Kris mengusap kepala Jane dengan sayang.

"Tidak. Aku akan pulang saat jam pulang, tidak sekarang dan aku tak menerima penolakan apapun." Jane berujar datar, kembali menjadi Jane yang dingin dan otorited membuat siapapun tak bisa membantahnya tidak juga dengan Kris.

"Baiklah terserah kau saja, sekarang tidurlah, aku akan membangunkanmu saat bell pulang berbunyi." Kris berujar begitu lembut membuat Jane merasa nyaman dan mulai menutup matanya secara perlahan.

Saat Jane sudah tertidur, Kris mengalihkan tatapannya pada Zara yang sedari tadi hanya diam dan menjadi penonton.

"Kenapa kau dari tadi hanya diam?" Kris bertanya dengan datarnya.

"Aku hanya tak ingin mengganggu percakapan kalian." Dengan gugup Zara menjawab pertanyaan Kris. "Apa kau pacarnya Jane?" Ia bertanya dengan gugup pula, sebenarnya saat Kris ikut menjenguknya, Jane sudah bercerita tentang hubungannya dengan Kris, tapi Zara juga ingin tau dari mulut Kris.

"Tidak, aku bukan pacarnya,"jawab Kris dengan jujur.

Rupanya Jane berkata jujur.pikir Zara.

Kris yang melihat Zara hanya diam mencoba bersuara lagi.

"Zara, jika kau tak punya urusan di sini, lebih baik kau kembali ke kelasmu."

Mendengar itu Zara mengangguk setuju.

"Kalau begitu baiklah, lagi pula hari ini ada ulangan fisika jadi aku akan ke kelas sekarang , Sampai jumpa," ujar Zara lalu pergi dari ruang UKS.

Kris menatap pintu tempat Zara keluar dengan dahi berkerut. Entah apa yang dipikirkannya saat ini.

Kemudian ia kembali menatap wajah damai Jane yang tengah tertidur.

"Seharusnya kau lebih berhati-hati Jane," ujarnya sambil menggenggam tangan kanan Jane.

Sementara itu, di sebuah ruang kelas yang sedang jam kosong di sudut belakang seseorang tengah asik menontoh vidio-vidio di ponselnya.

Ia menatap kesal pada apa yang ditayangkan di ponselnya itu.

"Kau sudah cukup keterlaluan, aku tak akan membiarkanmu berbuat lebih lagi," ucapnya pada ponsel yang ada di tangannya.

The Wrong The Best(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang