Bagian I : Awal

19.5K 1K 45
                                    

Miss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Miss. Typo bertebaran

▪Kritik & Saran membangun diterima▪

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dengan langkah ringan menembus gelapnya hutan, surai putih melambai mengikuti alunan lembut angin yang turut membawa aroma segar. Kulit selembut pualam terus melangkah ke selatan. Rumput menari bersama alunan angin.

Dinginnya malam tak mengganggu langkahnya, melewati tanpa suara. Memandang  langit, entah apa yang dirasakannya. Sinar bulan yang megah disana membuatnya semakin merindu.

Padang rumput disinari penuh oleh sang rembulan, menari mengikuti alunan angin. Setiap langkahnya memberikan sedikit arti. Kaus putih kebesaran ikut menari bersama angin, selatan masih menjadi tujuannya.

Kosong. Hampa. Ia hidup seperti angin yang menari disetiap sudut, ketenangannya mengalahkan air. Namun ia tahu dirinya sekuat tanah yang bisa menopang kehidupan. Kehadirannya dibumi seperti yang diyakininya memberikan kobaran semangat dan memberi kehangatan bagi mereka yang membutuhkannya.

Ia disebut tak terbatas. Tapi ia bukanlah Tuhan yang bisa menciptakan. Ia hanyalah keberuntungan yang ditugaskan menjaga keseimbangan dunia. Tuhan begitu baik padanya, mengijinkan dirinya tetap menapaki setiap tanah.

Setiap tempat memiliki ceritanya masing-masing. Banyak yang menyebutnya dewa tapi ia bukan dewa. Ada juga yang menyebutnya Tuhan tapi ia bukanlah Tuhan. Sekali lagi ditegaskannya, ia hanya sosok beruntung yang mendapatkan keberuntungan dari Yang Kuasa.

Tapi, ada sebutan yang disukainya akhir-akhir ini. Masyarakat menyebutnya Moon Goddess, dewi bulan. Mungkin sebutan itu muncul ketika setiap saksi mata yang selalu melihatnya berjalan dihamparan padang dibawah bulan.

Mereka percaya bahwa dirinya memberikan keberuntungan, tapi memang hanya itu yang bisa diberikannya. Hanya sebuah keberuntungan ‘lah yang bisa diberikan kepada mereka yang berbaik hati memberikan tanah mereka untuk dilewatinya.

Satu hal yang mereka lupa, mereka tak pernah menanyakan siapa namanya. Selama 1000 tahun hanya ada dua yang mengetahui namanya, Sang Ibu dan Pengelana Malam. Taeyong begitulah mereka memanggilnya.

Limitless | Jaeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang