04.My Savior

1.1K 131 9
                                    

-Y/N PoV-

Namanya Mano Tenka-san, sepupunya Muku-chan. Dia adalah gadis dengan perawakan tinggi ramping, memiliki rambut lurus panjang berwarna ungu gelap sepinggang yang indah, mata ungu muda yang tajam, dan-- ukh... aku tak mau mengakuinya tapi dia adalah sosok yang akan menjadi 'madonna' satu sekolah ini. Bahkan dialah pemegang nilai tertinggi seangkatan setelah Aki-kun. Katanya nilainya dan Aki-kun hanya beda 2 poin tipis.

Dari mana aku mengetahui bahwa dia akan menjadi madonna sekolah ini? Yah, itu sih...

Psst psst

"He, Hei! I-itu bukannya?"

"Itu Mano Tenka dari majalah remaja bulanan 'Teenerz' kan?!"

"Serius?!"

"Mau minta tanda tangan ke orangnya tidak?!"

Ugh... aku sudah muak mendengar bisikan-bisikan seperti ini sejak masa smp ku 3 tahun yang lalu, kenapa aku harus mengalaminya lagi?!

"Tenka kamu jadi tambah populer ya... apa ada yang kulewatkan?"

Muku-chan yang daritadi hanya mengunyah sandwichnya akhirnya membuka mulutnya, menatap kearah Mano-san yang tengah mengesap tehnya dengan 'sok' anggun. (Memang anggun kok, Y/N nya irian ih--) *kena tampar selapak*

"Hmm? Yah... baru-baru ini aku mendapat offer untuk menjadi bintang iklan minuman... apa kau sudah melihatnya di Thoutube?"

Muku-chan dengan segera menggelengkan kepalanya. Hmph! Rasakan itu! Sudah tau Muku-chan itu orangnya kudet informasi masih ditanyain juga!

Mano-san dengan tenang mengeluarkan handphonenya dari saku roknya, memasang headset dan memberikannya ke Muku-chan setelah ia membuka link disebuah situs dimedia sosial.

"Oooh! Iklan Pokari ya! Hebat loh, Tenka!"

"Terima kasih."

Diam-diam kedua pipi Mano-san memerah ketika Muku-chan memujinya dan itu sungguh membuatku kesal. Segera kutarik tangan Muku-chan yang sedang memegang handphone milik Mano-san, membuat Muku-chan kaget dan menjatuhkan handphonenya kelantai.

Krak!

"Ups! Maaf aku tidak sengaja Mano-san~" ucapku sembari bersikap sok imut. Mano-san hanya menatapku dengan tatapan datar tapi kuyakin dibalik ketenangannya itu terdapat sebuah api yang berkobar.

"Tidak apa-apa kok L/N-san. Aku sudah tahu akan jadi begini sejak aku mengetahui kita akan satu sekolah lagi jadi sebagai jaga-jaga aku membawa handphone cadanganku."

Ia kemudian mengeluarkan sebuah handphone lain dari balik almameternya lalu menyeringai menjengkelkan padaku. Ukh! Sabar Y/N, sabar!

"Mou, Y/N-chan kau tak boleh melakukan itu... lihat? Layar handphone Tenka jadi retak begini, kau harus meminta maaf dengan benar padanya,ok?"

Ukh, malaikat polos satu ini!

Dengan enggan aku mengulurkan tanganku pada Mano-san yang disambut dengan balasan jabatan tangannya yang menyakitkan! Akh, si sialan ini sengaja ya meremas tanganku sekuat tenaganya?! Tak mau kalah aku pun ikut meremas tangannya membuatnya terlonjak beberapa inchi dari tempatnya duduk. Ia menatapku dengan pandangan jengkel yang kubalas dengan seringaian yang tak kalah menjengkelkan darinya.

"Kalian yang akur ya, kita akan bersama lagi untuk 3 tahun kedepan ini loh... ya?"

Sret

Muku-chan memegang kedua tangan kami yang masih berjabat tangan dengan intensnya lalu memandangi kami dengan tatapan memohonnya yang berbinar-binar. Sontak saja pancuran darah keluar deras dari hidungku dan Mano-san.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4 Seasons Of Death (Yandere! Boys X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang