bab 4

13.1K 540 8
                                        


*Flashback*

Kurebahkan tubuhku pada sofa ruang keluarga, pikiran ku kini mulia kacau dan bimbang.

Bahkan memikirkan hal itu dapat membuat ku pusing, belum lagi urusan kantor yang banyak belum ku kerjakan.

Posisiku saat ini bukanlah seorang bujang lagi, namun sudah menjadi seorang suami, suami dari afifah azahra.

Dan keinginanku saat ini adalah menikahi kekasih ku, yang bernama marwah adiatma

aku sudah pernah ditolakya karena status ku itu

Walaupun dia tahu bahwa dirinya lah satu-satunya kekasih ku dan aku menikah hanya karena perjodohan

Awalnya tidak ingin ku katakan padanya perihal perjodohan itu  tapi pasti lambat laun dia pasti  akan mengetahui semuanya

dan aku takut jika dia mengetahui dari orang lain pasti akan lebih menyakitinya

Jadi perlahan mulai ku coba untuk menjelaskan semua, bahwasannya saat itu posisiku sudah dijodohkan dengan wanita lain

Awalnya dia tidak terima,dia syok,dia marah,dia menangis, bahkan fatalnya dia meminta untuk mengakhiri hubungan kami

Namun dengan tegas aku menolak permintaannya itu.

Seiring berjalannya waktu mulai  menerimaku kembali dan tidak menghindar lagi

Alasan dia menolaku adalah

dia takut akan menyakiti hati wanita itu, dia takut akan menjadi santapan istri pertama(korban sinetron dia), bisakah  dia di terima di keluarga ku, bisakah istri pertamaku menerimanya?

Banyak pertanyaan yang lain dilontarkan untuk ku. Namun dengan kecerdasan otakku ini aku mampu meyakinkan dia untuk menerima lamaranku

**

Sudah ku rencanakan matang-matang untuk moment kali ini, kenapa aku yakin dia tidak akan menolak lamaran ku? Karena dia sudah mengatakan iya pada tempo hari

Disebuah restoran berbintang seorang lelaki mulai tampak gugup, di depan meja yang sudah di hias sedemikian rupa,

Diarahkan terus pandangannya pada pintu masuk restoran tersebut berharap sang kekasih segera datang,

Namum sudah 2 jam lamanya aku menunggu dia, bahkan dia belum menampakan dirinya

Bahkan ardi mulai resah dan gelisan dia bahkan sudah beranjak pergi namun selang beberapa langkah ardi meninggalkan meja tersebut marwah datang ke hadapanya

Bahkan ardi mulai resah dan gelisan dia bahkan sudah beranjak pergi namun selang beberapa langkah ardi meninggalkan meja tersebut marwah datang ke hadapanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf aku terlambat " dapat di tebak bahwa dia sudah berlari karena

"Heii kenapa lari-lari, kenapa baru datang "dengan  ku pegang pipi lembutnya

"A- Ak- aku aku ... .. .. aku dari rumah sakit ahh aku dari rumah teman " dia mengatakan dengan gagap, ada apa dengannya?

"Heii tarik nafas sayang hembuskan pelan-pelan, kamu darimana sih sebenarnya? " Ku tuntun dia untuk duduk di meja yang sudah di siapkan sedari tadik

"Heii tarik nafas sayang hembuskan pelan-pelan, kamu darimana sih sebenarnya? " Ku tuntun dia untuk duduk di meja yang sudah di siapkan sedari tadik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku dari rumah sakit " dia mengatakan dengan menundukan kepalanya

"Siapa sakit " di benakku mulai muncul banyak pertanyaan, atau dia mulai berbohong bukan kah dia tadik mengatakan dari rumah teman?

Namun dengan segera kutepiskan pikiran tersebut

" Aku,, ahh maksudnya teman ku melahirkan dan anaknya lucu"  dia mengucapkannya dengan gugup

"Apa kamu sudah ingin memiliki anak sayang" dia semakin menundukan kepalanya dan masih dapat ku lihat bahwa pipinya memerah

"Ihh apa sih, jangan menggodaku" ucapnya dengan malu-malu

Dan Tiba-tiba lampu pada ruangan ini mati dan membuatnya memanggil namaku namun dengan sengaja tidak menjawabnya

Bahkan sampai ku dengan suaranya bergetar saat dia memanggilku yang ku tahu di akan menangis

Sebab dia takut akan kegelapan

" Ar ,, ardi ar ardi ,,, hiks hiks " bahkan kini dia menangis

Sungguh membuat ku tidak tega

Dengan perlahan ku rogoh celanaku dan mencari kotak kecil dan aku berlutut satu kaki di hadapanya dan perlahanan lampu mulai hidup kembali dengan di iringi band pengiring yang menyanyikan lagu " marry me"

Dengan perlahan ku rogoh celanaku dan mencari kotak kecil dan aku berlutut satu kaki di hadapanya dan perlahanan lampu mulai hidup kembali dengan di iringi band pengiring yang menyanyikan lagu " marry me"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku sudah menunggu saat ini untuk waktu yang lama. Untuk mengatakan ini aku membutuhkan banyak waktu. Untuk mempertimbangkan segala hal yang akan terjadi kedepannya.

Bermunajak pada tuhan untuk menentukan pilihan yang paling tepat. berkali-kali ku tanya pada diri ku sendiri, sudah tepatkah pilihan ku kali ini?

Dan berkali-kali juga jawabanku tetap sama,,. ,,, ... ...   Itu kamu , will you merry me? Ucap ardi dengan lancarnya.

Marwah sungguh terkejud dengan apa yang baru saja ardi ucapkan ia begitu tak percaya bahwa ardi akan melamarnya ulang dengan moment yang seperti ini

Marwah sejenak melirik ke ardi dengan wajah yang sungguh bingung dan terharu tentunya. Sedang yang di tatap justru hanya tersenyum dengan manisnya

"Gimana?  , Lamaran ku di tolak atau di terima nih? " Ucap ardi dengan senyum jahilnya

" Iya " hanya kata itu yang mampu marwah ucapkan karena dia tidak tahu akan bicara apa, dia gerogi, dia terharu dan perasaannya kini tercampur raduk menjadi satu

Dengan jawaban marwah dapat membuat ardi bernafas lega

Ku Izinkan Kau(Poligami)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang