bab 8

14K 754 56
                                    

Buat Para readers yang terhormat,
author minta tolong dengan sangat,

jika anda tidak menyukai ini cerita, tolong jangan meninggalkan jejak bahasa yang kurang sopan

Dan authot minta maaf kepada akun "Lololtam5" karena sudah memblokir dengan alasan kurang sopan dalam sebuah komentar

🍑==================================🍑

"Akan kah usia pernikahan ku hanya sampai disini? " Gumamnya dengan menghapus air mata yang tidak pernah mau ku

**

7.15 Am 🍒

Kupandang diriku depan cermin  dengan tatapan kasihan, kasihan akan jalan hidup yang digariskan tuhan padaku
Sungguh miris jika ku ingat kembali yang pernah terjadi

Kejadian semalam membuat ku malu jika
harus berhadapan dengan mas ardi di lantai bawah nanti

Ahh,, hanya memikirkannya saja sudah membuat pipiku memerah.

🌻🌻

Afifah melangkahkan kakinya pada perusahaan HARIANDI'S CROP

Afifah saat ini mengenakan seragam kantor yang terbilang sexy namun tetap terlihat anggun

Ia Mengenakan setelan baju berwarna ungu muda begitu cocok dengan kulit nya yg bersih.
Dan rok span yang pas dengan tubuhnya dan menampilkan kaki jenjangnya.

**

Saat akan memasuki Lift afifah bertemu dengan Erwangra Hariandi yang merupakan CEO baru pada perusahaan HARIANDI'S CROP, yang sebelumnya diduduki oleh ayahnya sendiri yang bernama Erik hariandi

"Pagi pak " ucap afifah dengan senyum manisnya

"Pagi"  balas Erwangra dengan nada dingin namum masih terlihat jika Erwangra terlihat gugup membalas sapaan Afifah

Mereka memasuki lift dengan keadan diam tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut mereka

*Yang afifah ketahui Erwangra adalah orang super duper cuek dengan keadaan namun jika berhadapan dengan orang terkasihnya dia akan berubah drastis misalnya momynya adeknya dan keluarga lainya*

Sesampainya mereka pada rungan Erwangra dan Afifah menempti kursinya masing-masing

Mereka berada dalam ruangan yang sama namun hanya pembatas kacalah yang memisahkannya
Alasanya adalah agar memudahkan Afifah jika akan menyampaikan suatu hal ataupun jika membutuhkan tanda tangan Erwagra

"Apa jadwal saya ini hari ? " Tanya Erwagra pada afifah

"Hari ini bapak ada jadwal Metting dengan perusahaan EKSIMTRE COMPANY pada jam makan siang di kafe Lafesia,hanya itu jadwal anda hari ini   " ujar Afifah

"Nanti kamu temani saya meeting " jawab Erwangra pada Afifah

"Baik pak"

**

Sesampainya pada Kafe Lafesia mereka langsung disambuh oleh para karyawan yang memang ditugaskan untuk menyambut kedatangan mereka

Yang saat itu kafe tersebut memang telah di boking oleh perusahaan EKSIMTRE COMPANY  untuk kenyamanan pada saat meeting


Karena meeting kali ini terbilang meeting besar sekaligus   reuni untuk mereka(Erwangra dan Bakhtiar) yang sudah menjalin persahabatan sejak SMA

"Maaf bro kami terlambat " ujar Erwangra pada Bakhtiar, sahabatnya yang merupakan CEO pada EKSIMTRE COMPANY

"No problem brother" balas Bakhtiar dengan melirik pada Afifah untuk menggoda Erwangra

"Heyy jaga mata bro " jawab Erwangra yang tidak suka jika sahabatnya melirik Afifah, walaupun ia tahu bahwa sudah menikah , dan Erwangra mengetahui jika rumah tangga Afifah tidak pernah baik-baik

Karena Erwangra menyewa detektif untuk memata-matai kehidupan Afifah

"Afifah kan? Yang sering di ceritain Erwangra dulu, satu-satunya wanita yang mampu mencairkan kutup utara dan membuatnya patah hati  " ucap Bakhtiar dengan mengedipakan satu matanya pada Erwangra

Erwangra yang berada di samping Bakhtiar yang mampu Melotot dan seolah mengatakan * berhenti atau kau akan mati saat ini juga Bakh * dengam muka merah yang menahan malu


"Maksud anda? "Afifah yang tidak mengerti apa yang di bicarakan  oleh Bakhtiar tersebut hanya bingung dengan pembahasan kali ini

"Sudah-sudah, kasihan tuh sekertaris mu nunggu dari tadik, Langsung ke meeting saja  " ujar Erwangra untuk mencairkan suasana

**

18.30

Waktu yang di tunggu-tunggu oleh afifah akhirnya tiba juga meeting yang memakan waktu berjam-jam yang membuat  capek,letih, serasa ingin rebahan , bermanja ria pada kasur

Hanya membayangkannya saja sudah membuat afifah tersenyum

"Hey kenapa senyum-senyum sendiri? Bayangin masa depan sama Erwangra ya " ucap asal Bakhtiar yang mendapat plototan oleh sang punya nama

"Haa,, bapak dari tadik ngomongnya tidak jelas, saya kurang paham pak" jawab afifah dengan tersenyum heran

"Bercanda fah, jangan ambil pusing " jawab bakhtiar

" Bro, gue duluan, kasihan Istri gue udah mepet terus dari tadik " ujar Bakhtiar, yang kebetulan Sekertarisnya adalah Istrinya sendiri

"Iya, pengantin baru yang mau terus pulang " jawab Erwangra dengan nada mengejek

"Fah sudah sore, mau langsung pulang atau keliling mall dulu, mumpung sebrang jalan ada mall " tawar Erwangra pada afifah

"Pepet teros bro " ujar Bakhtiar yang sudah terbilang jauh namun masih mendengan tawaran Erwangra pada Afifah

Lagi-lagi afifah dibuat heran oleh kedua sahabat tersebut

"Langsung pulang saja pak " jawab Afifah pada erwangra

" Saya antar ya, kebetulan kita searah " 

"Haa,, yakin pak, bukankah kita lawan arah pak? "  Tanya afifah sebab setahunya bosnya tersebut tinggal di daerah Perumahan Juanda sedangkan afifah tinggal di daerah Perumahan Batara

"Saya tinggal di apartemen yang kebetulan satu arah dengan Perumahan Juanda "

"Tidak usah pak, saya naik taxy saja " tolak afifah pada bosnya tersebut

"Jam 18.30 yakin mau pulang sendiri, " ucap Erwangra dengan melihat jam pada  pergelangan tangannya  "Atau takut suamimu tahu kalau saya yang antar "

"Bu,,,bukan begitu pak, hanya takut merepotkan " jawab afifah dengan terbata

"Sudah, ayok "

****

Ardi pov

Setibanya ardi dari kantor hanya ada keheningan yang terjadi dalam rumah tersebut
Karena marwah sedang berada di kampungnya dengan alasan kangen kepada ibunya

"Kemana afifah" gumam ardi

Tidak berselang lama terdengan suara mobil BMW depan rumah, karena setahunya afifah tidak membawa mobilnya pergi kantor

"Siapa laki-laki yang di temani afifah " karena laki-laki tersebut yang membukakan pintu mobil untuk afifah

"Ahh kenapa jadi gini sih, biarkan dia dengan siapa" ucap ardi dengan menaiki lantai dua dan  membanting pintu kamarnya













Ku Izinkan Kau(Poligami)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang