bab 7

15.1K 841 69
                                    


Marwah sedang mengandung anak ku, jadi aku harap kamu tidak berbuat yang tidak-tidak terhadapnya "

"Apa pernah mas melihat luka pada tubuh marwah karena ku? Apa pernah mas lihat ada bekas tangan ku pada pipinya?
Apa kau tidak berfikir siapa  disini yang tersakiti? " Ucap arifah dengan datar tanpa melihat sedikitpun pada ardi

🥀**Marwah sedang mengandung anak ku, jadi aku harap kamu tidak berbuat yang tidak-tidak terhadapnya **🥀 entah mengapa kata-kata mas ardi menjadi bumerang dalam otak cantikku ini

Dan Mas Ardi hanya diam membeo tanpa ada jawaban yang keluar dari mulutnya

Sudah 15 menit lebih di antara kami tidak ada yang bersuara, atau mas ardi sedang memikirkan jawaban atau apa ?  Entahlah

" Mas boleh aku peluk kamu sekali saja ?" Ucap afifah dengan rapuhnya, entah keberanian dari mana afifah mengucapkan kata-kata tersebut

"Hmm"  hanya deheman yang keluar  dari mulut ardi

Dengan ragu afifah mulai memeluk ardi

"Mas apa tidak cukup hanya mempunyai satu istri? Apa tidak cukup bagimu hanya memiliki ku sebagai pendamping mu? Apa tidak cukup aku sebagai masa depan mu? Jangan dulu lepaskan pelukan ini mas "

Ardi mengeratkan pelukannya pada afifah ia sadar bahwa wanita dalam pelukannya ini membutuhkan sandaran untuk mencurahkan beban yang di tanggungnya

Dan ia sadar bahwa selama ini ia banyak berbuat salah dan tidak adil pada istrinya ini

"Maaf, maafkan aku fah " gumam ardi dalam dekapan afifah karena ia sadar

"Mas percuma kata maaf terucap jika hanya sebagai penenang sesaat " ucap afifah disela-sela tangisannya

"Maaf aku sudah kelewatan dan bawa perasaan kali ini" dengan menghapus air matanya dan melepas pelukan mereka afifah berjalan meninggalkan ardi sendiri dirungan keluarga

Dengan setengah berlari afifah menaiki tangga tanpa berhenti mengahapus air matanya yang tetap mengalir deras

Setibanya depan kamar afifah melihat figura foto pernikahannya dengan ardi yang terpampang nyata di pojok tangga

"Akan kah usia pernikahan ku hanya sampai disini? " Gumamnya dengan menghapus air mata yang tidak pernah mau berhenti

Ku Izinkan Kau(Poligami)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang