Jan lupa sama bintang di bawah yaa;)
__________
"Sahabat adalah orang yang berusaha membuatmu tertawa saat hatimu sedang benar-benar dalam keadaan tidak baik-baik saja."
__
_______________
Bel istirahat baru saja berbunyi tapi ketiga gadis itu sudah sedari tadi berduduk ria di kantin dengan kesibukan masing-masing, Valle yang sedari tadi sibuk melamun, Lia yang juga sibuk dengan ponsel nya serta Sisi yang sibuk memakan batagor dengan tangan yang sesekali memainkan rambut nya.
Valle melamun, lebih tepat nya masih memikirkan perkataan Mami nya tempo lalu. Ia masih mau menikmati masa remaja nya, ia juga masih mau mengejar impian nya. Ia tak ingin menikah di usia yang terbilang sangat muda seperti di novel-novel, yang pastinya akan selalu ada lika liku di hari hari setelah nya, ya walaupun sebagian cerita di novel akan selalu bahagia pada akhir nya, tapi pasti sangat berbeda dengan di dunia aslinya.
"Lo kenapa sih Ca? Dari tadi pagi diem mulu." Tanya Lia yang membuat lamunan di kepala Valle buyar kemana-mana.
Gadis itu hanya menghela nafasnya dengan kepala yang sudah menggeleng lirih, "Nggak papa."
"Kita temenan dari kecil Ca, jadi gue udah tahu gimananya lo." Ucap Lia yang sudah di angguki setuju oleh Sisi.
Valle menghela nafas, percuma rasanya jika ia tutup tutupi dari kedua sahabat nya ini. Karena Valle juga butuh pendengar untuk masalah nya kali ini.
Sebelum bicara Valle menatap kedua sahabat nya itu secara bergantian, "Gue- di jodohin..." ucapnya lirih.
1 detik...
2 detikk
3 det-
"Bwahahaahaaahahah." Tawa nyaring keluar dari kedua nya, sampai-sampai salah satu tangan Lia memegang perut nya yang mulai kram karena tertawa dan satu tangan nya lagi dibuat untuk menggebrak meja, berbeda dengan Sisi yang justru menggeduk-gedukan kaki nya ke lantai kantin.
"Kamprett." Kesal Valle, bagimana tak kesal? Ia bercerita karena berfikir jika mungkin saja salah satu diantara teman kampret nya ini bisa memberinya solusi, tapi apa yang ia dapat? Percuma rasanya.
"Terus lo mau?" Tanya Sisi di sela sela bahak an nya.
"Arghh! Gue nggak tahu!" Pusing Valle dengan memukul-mukul kan kedua kepalan tangan ke dahi lebar nya.
Kedua alis Lia dan juga Sisi kompak bertaut, "Kok nggak tahu?" Ujar Sisi yang di angguki oleh Lia.
"Gue harus gimana?" Pasrah Valle melas.
"Yagimana Eca! Kita aja nggak tahu apa masalah lo." Ucap Lia dengan mata yang memandang heran gadis di depannya ini.
"Sebelum gaada, bokap pernah janji sama temennya buat ngejodohin gue sama anak nya. Dan kata Mami kemaren temennya itu dateng kerumah dan tanya soal janji itu." Papar Valle yang diangguki mengerti oleh Lia dan anggukan tak mengerti dari Sisi.
"Ya berarti lo harus mau." Jawab Lia.
Gadis itu menggeleng dengan muka melas nya, "Tapi gue nya nggak mau Lia."
"Kenapa enggak Ca? Inikan salah satu amanah dari bokap lo dan yang berarti mau nggak mau lo harus mau." Valle menggeleng.
"Tetep aja gue nggak mau, gue masih mau ngejar impian gue, masih mau nikmatin masa remaja gue. Dan kalo anak nya temen Papi yang di jodohin sama gue itu orang nya gendut, item, dekil, atau bahkan udah Om-om gimana Lia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Enemy (TERBIT)
Teen FictionBagimana rasanya jika secara tiba-tiba kalian di jodohkan dengan si ketos dingin yang setiap hari selalu menggagalkan aksi membolosmu? Bagaimana rasanya jika secara tiba-tiba kalian di jodohkan dengan si pembuat onar super cerewet yang kerjannya sel...