03.

6.3K 851 75
                                    

Mata seorang [Name] [Surname] benar-benar berbinar bukan main dong...

Pasalnya... laki-laki yang memakai rompi no.1 itu sudah menarik perhatiannya sejak pertama kali mereka bertemu. Kalau dilihat-lihat sih ya, si no.1 itu perawakannya sedikit seram, mata yang tegas, kulit tan-nya yang terlihat maskulin, rambut jabrik yang entah mengapa dalam pandangan seorang [Name] [Surname] terlihat sangat tampan sekali. Kalau bahasa alaynya sih ya, si no.1 itu adalah pria macho yang terlihat sangat sempurna dengan perpaduan yang telah disebutkan diatas tadi.

"Ne... ne... Aoi-chan. Siapa nama dari pemain-pemain tersebut." Tanyanya agar tidak ketahuan.

"Aku akan memberi tahu dari si libero dulu ya, yang memakai rompi L. Dia itu Watari Shinji-san kelas 2, no.7 adalah Kunimi Akira-kun, no.6 si kepala lobak itu... siapa ya, ah... si Kindaichi Yuutaro-kun. Mereka berdua kelas 1.

No.5 adalah Yahaba Shigeru-san kelas 2, no.3 Hanamaki Takahiro-san, no.2 adalah Matsukawa Issei-san, dan no.1 adalah Iwaizumi Hajime-san. Mereka bertiga adalah pemain kelas 3 yang masih menjadi tim inti.

Oh jangan lupakan Oikawa-san, dia juga kelas 3."

[Name] hanya bertepuk tangan senang dengan penjelasan panjang lebar temannya ini.

"No.1 tadi siapa?" Ulang [Name] lagi.

"Iwaizumi Hajime-san. Ace kebanggaan tim voli SMA Seijoh."

"Wah... hebat..." balas [Name] dengan nada bangga.

"Bisa dibilang, tim bola voli putra Seijoh adalah tim terkuat ke-2 setelah Akademi Shiratorizawa."

[Name] hanya manggut-manggut tanda mengerti.

Jadi nama pria si no.1 tersebut adalah Iwaizumi Hajime.

Nama yang bagus untuk seseorang yang terlihat sempurna, bagi seorang [Name] [Surname].
 
 
...
 
 
Akhirnya latih tanding pun selesai, dan dimenangkan oleh SMA Karasuno. Walaupun awalnya SMA Karasuno mengacau di set pertama, tapi pada akhirnya mereka bisa mengatasinya. Yah... setidaknya, berkat itu [Name] bisa tertawa ngakak sampai-sampai menjadi pusat perhatian karena si kecil no.5 Karasuno itu memukul bola tepat dibelakang kepala si muka seram no.4.

"Astaga... Oikawa-san walau hanya bermain sebentar tapi tetap saja keren." Puji Aoi seperti biasanya.

"Eh... padahal dia cuma sebagai pinch serve."

"Walaupun cuma seorang pinch serve dia bisa mencetak skor 2 kali hanya sekali serve."

"Tetap saja, ace adalah yang paling hebat."

"Nggak, Oikawa-san."

"Iwaizumi-san."

"Oikawa-san."

"Iwaizumi."

Dan begitu aja terus.

"Yah... mau bagaimanapun juga, sekolah kita tadi kalah." Ucap [Name] lagi.

Dan Aoi pun menggangguk tanda menyetujui.

[Name] pun akhirnya berfikir sejenak.

"Ngomong-ngomong, perempuan cantik dari Karasuno itu sebagai apa?" Tanya [Name] penasaran.

"Hah? Kau tidak tahu, dia adalah manager yang menangani klub voli. Astaga... kau se introvert apa sampai-sampai tidak tahu apa-apa tentang ekskul." Oceh Aoi.

"Ya... maklum. Aku kan jarang banget ikut ekskul olahraga kayak gini."

"Eh... lalu? Dulu jaman kamu sekolah dulu kamu ikut ekskul apa?" Tanya Aoi.

"Ekskul musik. Jadi, mana ada manager di klub musik." Jawabnya cemberut.

"Wah... seriusan? Hebat. Kalau begitu, pisah disini ya [Name]-chan. Jaa na..." ucap Aoi yang berlalu menuju halte bus.

[Name] hanya melambaikan tangannya dan berjalan menuju kerumahnya yang tidak terlalu jauh dari sekolah.
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
  
Tbc...

Terimakasih sudah mampir...

Regards
Me💙

I Love You [ Iwaizumi X Reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang