Terkejut

496 20 11
                                    

Pagi ini seperti biasa aku segera menyiapkan beberapa box jajanan milikku dengan penuh semangat. Setelah itu aku pun bergegas menuju ke garasi untuk mengambil sepeda kesayangan milikku.

"Bismillah .." Gumamku sebelum menaiki sepeda.

Ditengah kayuhan sepedaku aku teringat suatu hal, ini tentang tunggakan biaya kuliahku padahal aku hanya memerlukan sedikit waktu lagi untuk bisa lulus. Seketika semangat yang sejak pagi kukumpulkan banyak-banyak luntur seketika bersamaan dengan kayuhanku yang turut kian melambat.

Tapi beberapa menit berikutnya terdengar suara salam dari arah belakangku. "Assalamu'alaikum." Rupanya itu suara Rifa'i terlihat kini ia tersenyum hangat kearahku.

Setelah tersadar aku segera menjawab salamnya sembari tersenyum simpul. "Wa'alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh." Setelah itu Rifa'i mengangguk faham dan berlalu mendahului kayuhan sepedaku sedangkan aku entah kenapa tiba-tiba semakin mempercepat kayuhanku. "Kuharap aku bisa segera sampai di kampus." Batinku kembali bersemangat.

Sesampainya di kampus aku segera mengikuti mata kuliah pertama sesuai jadwal , dan setelah jam pertama berakhir aku langsung lanjutkan dengan menjual jajanan milikku seperti biasa.

"Alhamdulillah semuanya habis tanpa sisa." Gumamku bersyukur saat menghitung hasil Rupiah yang terkumpul pagi ini. "Semoga mulai besok hasilnya bisa terus seperti ini Ya Allah, supaya aku bisa segera melunasi tunggakan biaya kuliahku Aamiin." Setelah mengamini aku segera merapikan barang-barang milikku dan beranjak melewati lorong untuk sampai ke kelas selanjutnya.

Dan saat aku melewati lorong, pandanganku tak sengaja menemukan Rifa'i didalam salah satu kelas yang kini aku lewati. Aku melihatnya yang kini tengah fokus menulis sesuatu di buku milikknya. Terlihat tenang dan berkharisma. Aku mengulum senyumku sendiri sembari langsung memalingkan wajah. "Mungkin tugas kuliahnya.." setelah itu aku segera mempercepat langkahku menuju kelas selanjutnya.

Sesampainya aku dikelas Jam kedua pun langsung dimulai. Saat Dosen mulai menjelaskan materi kali ini awalnya aku memperhatikan dengan seksama tapi beberapa menit selanjutnya aku terus terbayang tentang Rifa'i, seperti pertemuan kami yang akhir-akhir ini sering tak sengaja berpapasan.

Apalagi seingatku dia selalu bersikap ramah dan tetap menjaga pandangannya terhadapku. Entah mengapa saat aku memikirkan tentang hal itu aku selalu merasa pipiku memanas dan rasanya aku pasti spontan tersenyum-senyum sendiri.

Seperti sekarang..

" Key? Kamu ngelamun? Dari tadi dipanggil gak respon." Bisik Resky perlahan sembari menepuk pelan pundakku.

"Maaf, aku cuma tiba-tiba kepikiran aja kok." Jawabku seadanya sembari tersenyum meyakinkan.

Oh iya, ini Resky dia teman masa kecilku hingga sekarang. Kami selalu bersama sejak dulu, walaupun terkadang kami juga sering bertengkar. Disisi lain Resky juga pendengar yang sabar karena dia selalu menemaniku disaat aku membutuhkannya. Bahkan dia juga yang mengajarkan segala pelajaran Hijrahku selama ini dan jangan lupa dia juga yang selalu memberiku dukungan agar aku bisa terus bersemangat menjalani hidup sampai seperti sekarang.

"Emang Key kepikiran apa sih sampai ngelamun gitu?" Tanya Resky masih berbisik dengan nada jenaka sembari memainkan alisnya naik turun.

"Bukan apa-apa kok Res, eh besok kan libur nih jangan lupa ikut kajian ya. Nanti sekalian setelah kajian kita ke danau seperti biasanya, ada yang perlu aku omongin." Ajakku sembari melirik kearah Dosen takut-takut tertangkap berbicara.

Pengetuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang