Pengenalan

851 30 9
                                    

Key, begitulah orang biasanya memanggilku.

Usia 22 tahun, terlahir dari keluarga sederhana dan hidup bersama saudara tiri menjadikanku hanya bisa mendapatkan sedikit kasih sayang dari orang tua.

Disini aku akan menceritakan sedikit dari banyaknya kisahku.

xxx

Sekarang aku sedang menjadi Mahasiswa di salah satu Universitas di Bandung.

Selain menjalani perkuliahan aku juga melakukan kegiatan tambahan, salah satunya sebagai Penjual jajanan kue.

Jajanan ini sendiri adalah hasil buatanku karena memang aku hobi memasak, selain itu hasil penjualannya nanti bisa aku gunakan juga memenuhi biaya hidupku sendiri, seperti biaya kuliah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jajanan ini sendiri adalah hasil buatanku karena memang aku hobi memasak, selain itu hasil penjualannya nanti bisa aku gunakan juga memenuhi biaya hidupku sendiri, seperti biaya kuliah ini.

Setidaknya apa yang aku lakukan bisa sedikit meringankan beban Ibu, karena pasti setiap pengeluaran terasa sangat berat semenjak Ayah pergi meninggalkan kami.

Sejak saat itu aku berusaha keras meyakinkan diri sendiri bahwa aku pasti bisa melewati masa-masa ini, karena aku tak sendiri dan selalu ada Allah disampingku.

xxx

Hari-hari kulewati dengan penuh kesabaran tanpa mempedulikan sebagian dari mereka yang kadang mengolokku, hanya gara-gara aku berjualan di kampus.

Aku heran, kenapa mereka berpikir seperti itu. Bukankah selagi masih halal dan dapat diusahakan, kenapa tidak?

Lagipula aku juga tidak terlalu memusingkan perkataan mereka, hanya saja kekesalanku selalu memuncak saat mereka mulai meremehkan mimpiku!

Apa yang salah dengan seseorang yang memiliki mimpi?

Kenapa juga mereka harus repot-repot memikirkan perekonomian keluargaku? Toh, ini bukan tanggungjawab mereka.

Sungguh! Kalian tak berhak menilai ku yang sesama manusia, cukuplah Allah yang berkehendak atas segala sesuatu!

xxx

"Huh.."

Sore aku sedikit kesal dan memutuskan untuk pergi ke Danau, biasalah! Untuk menenangkan diri.

Aku duduk sembari memikirkan banyak hal yang sedikit menganggu pikiranku.

Saat tengah asyik dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang kian mendekat.

Tap.. Tap..

"Assalamu'alaikum, sendirian aja nih?" Tanya seorang Ikhwan dari balik tubuhku.

Sontak aku berbalik dan menemukan presensi Rifa'i disana. Setahuku dia adalah salah satu Mahasiswa berprestasi di kampus kami.

Segera aku tersenyum singkat, sebenarnya aku sedikit malu karena beberapa kali aku pernah memperhatikannya secara diam-diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera aku tersenyum singkat, sebenarnya aku sedikit malu karena beberapa kali aku pernah memperhatikannya secara diam-diam.

"Wa'alaikumussalam, iya sendirian." Jawabku sedikit gugup.

"Apa aku boleh duduk disini? Sepertinya aku juga perlu menenangkan diri." Tanyanya seolah tau kalau aku disini juga karena menenangkan diri.

"H-hmm boleh, tapi tetap jaga jaraknya ya." Responku canggung karena sedikit terkejut.

"Oke, aku meletakkan beberapa buku sebagai pemisah." Jawabnya riang sembari tersenyum hangat kearahku.

Dan Sore itu, kami habiskan dengan hening yang menemani pikiran kami masing-masing.

Pengetuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang