Jumpa

191 12 9
                                    

***
"Fiuuh.." Key menghela nafasnya perlahan sembari berdo'a semoga nanti tidak ada hambatan yang terjadi lagi.

Dan setelah itu Key memulai kayuhan pertamanya dengan membaca basmalah.
"Bismillahirrahmanirrahim, Ya Allah berikanlah kelancaran untuk segala urusanku hari ini."

Dengan tempo kayuhan yang santai, Key mulai melantunkan shalawat Asyhil di tengah perjalanannya.

*Shalawat Asyghil*

Terlalu asyik melantunkan shalawat Asyghil Key tidak sadar sudah mendekati perempatan pertama, perlahan kayuhan Key mulai melambat seiring dengan lampu merah yang kini menyala.

Key mengamati lampu merah sembari masih bershalawat dalam hati. Tapi beberapa detik kemudian sebuah suara klakson mobil mengusik telinga Key, jelas sekali suara klakson itu berulang dibunyikan tertuju pada Key, karena posisi mobil itu Key yakini tepat berada dibelakangnya.

DIN! DIN! DIN!

"Ya Allah orang ini ngapain sih? Aku kan gak ngapa-ngapain." Batin Key dalam hati tanpa berniat menoleh sedikitpun kebelakang. Sedangkan pandangan Key masih fokus tertuju pada Lampu merah yang masih menyala.

DIN! DIN!
Sekali lagi klakson itu berbunyi dan sontak berhasil membuat para pengendara lainnya menatap kearah Key, sedikit risih.

"Ya Allah.." Batin Key berusaha tetap tenang mengawasi lampu merah yang tak kunjung berubah menjadi hijau.

Dan kali ini bukan suara klakson lagi yang berhasil mengusik telinga Key, melainkan sebuah teriakan seorang Ikhwan.

"Hei, Mbak! Jual jajanan ya?" Pekikannya terdengar mengejek bagi Key. Sontak Key mengalihkan pandangannya ke belakang, dan pandangan Key menemukan sebuah mobil sport berwarna merah dengan seorang Ikhwan tak dikenal didalamnya.

"Mbak jualannya sini biar aku beli semua." Imbuh Ikhwan itu dengan senyuman yang terlihat mengejek.

"Main-main ya ini anak! Dasar gak sopan." Geram Key hanya dalam batin. Karena tak ingin menggubris Ikhwan aneh ini Key segera fokus melihat kedepan dan mengayuh sepedanya lagi saat lampu sudah beranjak hijau.

Key sementara masih merasa was-was, apalagi setelah melewati perempatan kedua mobil itu masih saja mengikuti dari belakang sepeda Key. Suara klaksonnya sesekali masih terus berbunyi sembari pekikan Ikhwan itu yang terus-menerus memanggil agar Key mau berhenti.

"Mbak! Mbak! Berhenti dong!" Pekikan kesekian kalinya yang masih tak dihiraukan oleh Key.

Sebenarnya Key sudah panik, tapi Key terus saja mengayuh sepedanya makin lama makin cepat berharap bisa lolos dari mobil yang kini masih mengikutinya.

"Ya Allah semoga Ikhwan itu gak berbuat macem-macem. Habis perempatan ini ada gang asrama putri yang langsung terhubung ke gerbang belakang kampus, apa aku coba lewat situ aja kali ya? Kan mobil gak bisa lewat situ." Pikir Key menerka-nerka rencana.

Sembari makin mempercepat kayuhan sepedanya, Key mencoba mencari celah diantara para pengendara lain saat sudah mendekati perempatan ketiga. Dan saat berhasil mendapatkan celah Key berbalik menoleh ke belakang dan Alhamdulillah mobil itu sedang tertutupi oleh mobil lainnya.

" Semoga Ikhwan itu gak liat." Ucap Key setengah terengah-engah sembari mempercepat kayuhannya dan berbelok memasuki sebuah gang kecil di kanan jalan raya.

Pengetuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang