PSO J318.5-22 is already here; it's me.
^^^
Halo?
Apa kabar?
Kamu, masih disana 'kan?Ah, kamu menungguku.
Atau, mungkin tidak.
Situasi sedang terbalik ya.Bodoh. Aku yang menunggumu.
Hingga harus menulis sepucuk surat konyol ini sungguh menyulitkan, sejujurnya saja, aku tak biasa. Bahkan kalimat pertama yang harus ditulis disini saja sungguh menyesakkan.
Kamu. Hm,
Dibaca pelan-pelan ya. Aku hanya ingin berbagi cerita, sedikit saja. Karena kuyakin kita bahkan tidak ada relasi apapun.
Hm,
Aku mulai ya.Diawali aku berdiri kaku disini- menunggumu sedikit ironi ya.
Entah ruangan putih atau gelap yang sedang dilihat netraku. Bagiku, sungguh disini sangat tidak nyaman.
Meski hanya posisi stagnan saja, rasanya sudah hampir ingin mati rasa- menunggumu disini.
Datang, dan berdiri disini- menemaniku.
Berada disisiku.Kamu.
Yang saat ini sedang mencari benang asa untuk meraih relasi penuh afeksi padaku.Aku disini, menenggak pil pahit. Hari buruk yang kian menekan, dikotomi hati membuatku sedikit kehilangan waras. Merasa dua kepribadian dalam diriku kembali terbentuk dan aku kian terpuruk.
Keburukan yang kupendam ternyata kembali lagi.
Ruang gelap yang ternyata sudah lama kuhancurkan ternyata muncul kembali. Lagi.
Neraka yang impulsif kubuat sendiri.
Ah, kamu bahkan masih sangat jauh di jangkauanku.
Ibaratkan aku yang berdiam diri, dan mendirikan rumah di PSO J318.5-22. Atau mengasingkan diri layaknya bintang fomalhaut maupun VST 682.
Haruskah?
Aku berakhir mendapatkan sedikit tambahan kecil di akhir namaku dengan kalimat 'kesepian' dan 'penyendiri'
Mengstimasi dengan akhir yang bahagia, ending yang baik. Ah.
Persetan. Takdir buruk akan selalu tetap menghantuimu kapan saja dari manapun. Baik dirimu ingin merotasi ke arah manapun. Tuhan selalu menyiapkan rencana baik dan buruk tergantung peringaimu sendiri.
Perihal kamu, yang kuingini dari waktu lama.
Aku tidak tahu kamu akan menemuiku. Di realita waktu ini, mungkin akan sedikit lama. Tapi satu keinginan implisit terus kuucap barangkali kamu akan cepat datang.
Menemaniku. Menghadapi dengan cara tangguh maupun menjadikanku lebih berdikari. Serta meraih jemariku, menggenggam erat hingga nanti waktu habis.
Kini cukup menutup mata, menjaga mimik serta gimikku agar sekitar merasa bertanya. Kurva yang tetap kujaga akan selalu tertarik di garis labiaku.
Kupastikan.
Hanya kamu.
Yang kuinginkan.
Sosok yang peduli denganku.
Dan menjadi yang pertama, yang ingin kubagikan kisah latif dan buruk perihal kehidupan konyolku yang kacau ini.Dan, gilanya diri ini merasa terlalu ego. Maaf,
Kamu mau?
Menerimaku?
-iny
***
Hei Nay?
Ingin mendengar balasanku?
Kurasa benang asa itu menemukan jeratan rumahnya disini, dihatiku.
Telah terjalin dengan rapi nyatanya. Dan kamu benar perihal aku akan menemuimu cepat atau lambat.
Maaf menungguku terlalu lama.
Jauh sekali rasanya menemukanmu di rumah yang kamu sebut planet kesepian atau apalah itu.
Dan finalnya aku tetap datang menghampiri di ruang gelap itu, tempat dimana kamu stagnan menungguku Nay.
Dirimu yang kutemukan,
Terlihat kacau.
Namun segaris kurva itu masih sama. Terlalu latif jika dikatakan palsu. Tapi sungguh, raut cerahmu sangat kusuka saat tapak ini mulai berjalan kearahmu, dan tak lupa meraih jemarimu erat.
Nay, terimakasih. Menjadikanku hal pertama dan utama sebagai orang terpenting di kehidupan indahmu.
Jawabanku akan tetap sama.
Kamu tahu, kamu dengan mudah menebakku bukan, jawabanku sudah pasti ya. Tentu kamu gadisku, wanita kedua setelah ibuku.
Konklusinya ya kamu harus selalu bahagia ya Nay. Percayalah seluruh afeksi akan keberi penuh untukmu.
Untuk gadis kacauku ini, yang selalu saja mengira dirinya seperti bintang kesepian yang jauh bermilyaran dilangit sana.
Tapi ketahuilah.
Kim Taehyung akan tetap sama.
Selalu disisi Im Nayeon.
-kth