"Lix""Felix" ucap changbin. Saat ini motornya udah sampai di depan rumahnya felix. Tapi, entah karena pundak changbin terlalu nyaman atau felix yg terlalu lelah membuatnya benar benar tertidur pulas seperti itu.
"Felix bangun, udah sampe nih" ulang changbin disertai tepukan pelan dipipi felix. Sedangkan felix sendiri hanya diam seperti tidak terganggu dengan kegiatan tepukan pada pipinya itu.
Changbin menghela nafasnya. Mau gamau dia harus gedong pemuda ini buat masuk kerumahnya. Dengan sedikit kesusahan akhirnya changbin mengendongnya dibelakang pundaknya. Untung badannya tidak terlalu berat jadi tubuh kecilnya masih kuat untuk mengangkat beban felix.
Dan sekarang permasalahan ada didepannya. Bagaimana cara mengetuk pintu di depannya itu. Karna kedua tangannya digunakan untuk menahan tubuh felix. Main masuk aja juga gamungkin.
Akhirnya dengan sedikit menyesal changbin menendang pintu didepannya ini pelan. Semoga tidak ada cctv dirumah ini sehingga merekam kejadian tidak sopan ini. Tidak ada tanggapan dari pemilik rumah, changbin kembali menendang pintu itu lagi dengan sedikit lebih keras.
Tidak lama setelah itu akhirnya pintu itu terbuka. Menampakan mamah felix dengan bingung.
"Permisi tante lee" salam changbin dengen sedikit menundukan kepalanya.
"Ohh changbin, ada apa- YAMPUN FELIX KENAPAA?" Mamah felix yg tadinya ingin membalas dengan ramah langsung kaget melihat anaknya tidak sadarkan diri digendongan changbin.
"Ini tadi pas mau pulang ngeliat felix nunggu angkot, yaudah saya ajakin buat bareng. Tapi dia kayaknya malah tertidur di motor" ucap changbin sedikit canggung. Walau sebenarnya felix yg memaksa nebeng.
"Ayoo sini masuk changbin. Maaf jadi ngerepotin kamu yaa. Kamarnya ada dilantai atas. Taro aja dikamarnya. Tante bikin minum buat kamu dulu yaa" ucap mamah felix sambil mempersilakan changbin masuk.
Changbin hanya menatap tante lee yg sudah menghilang dihadapannya dan tangga yg ada disampingnya bergantian dengan datar. Kenapa harus ada tangga sih?!
Dengan amat sangat terpaksa akhirnya menaiki tangga itu. Ada 3 kamar saat dirinya sampai dilantai atas. Tapi melihat sticker metal yg memenuhi salah satu pintu itu membuatnya terkekeh kecil dan langsung tau siapa pemiliknya.
Changbin pun masuk kedalam kamar tersebut walau sedikit kesusahan. Setelah berhasil dan masuk changbin langsung melempar tubuh felix keatas kasur. Tapi, emang dasarnya titisan kebo, felix hanya mengeliat melenguh kecil dan melanjutkan tidurnya. Seperti tidak terganggu ulah changbin.
Changbin menatap sekeliling ruangan itu. Seperti kamar cowo kebanyakan komik komik berjejeran dirak buku. Rak komik malah lebih besar dan lebih rapih dibanding rak pelajaran yg dibawahnya. Kecil dan berantakan.
Beberapa miniatur tokoh Marvel juga terpajang disebelahkan. Dibawah lemari ada dua gitar yg dibungkus dengan tasnya berdiri dengan rapih. Disebelah kasur terdapat meja belajar dan sebuah Laptop diatasnya. Beberapa figura sengaja diletakan bersandar di dinding.
Changbin mencoba meraih itu dan menatap figura itu sekilas. Tidak ada yg istimewa, hanya foto sekeluarga dengan background pantai. Melihat foto itu, dirinya baru sadar jika felix mempunyai adik perempuan yg sangat mirip dengan mukanya felix. Setelah puas melihat ditaro ketempat semula figura itu.
Dirinya kembali menatap sekeliling. Beberapa sticker menghiasi dinding kamar ini. Kamarnya termasuk rapih untuk ukuran anak seperti felix. Orang mungkin akan tertipu dengan sifat asli felix jika melihat kamarnya itu.
Changbin menatap felix sekali lagi untuk terakhir kalinya sebelum keluar dari kamar dan turun kebawah.
Sedangkan dibawah sudah ada mamah felix menunggu changbin dengan Handphone ditangannya. Changbin pun langsung duduk didepan tante lee. Sadar yg ditunggu sudah datang akhirnya mematikan Handphone nya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy [Changlix]
Short StoryTentang felix si berandal sekolah yg susah di atur dan changbin si ketua osis yg irit ekspresi. Yaa, tentang mereka Lfl x Scb Local!Au Warning! Bxb!