"Kepalaku dimana"?

495 10 1
                                    

chapter 1 (ada hantu disekolah)

Sudah sejak kecil aku dapat melihat hantu, penglihatan ini diturunkan dari mamaku. Sejak masih kecil sering melihat hantu bahkan aku tiap kali melihatnya tak perduli dimana aku selalu ngomong semisal saat mamaku kerumah pasien, tiba - tiba aku bilang "Ma ada mbah kakung [kakek kakek] masuk dinding" mamaku menyahuti " hustt jangan keras keras bilangnya ndak boleh ngomong gitu ya dan paling itu hanya bayangan aja" padahal mamaku juga tau hal itu. sejak itu aku walaupun melihat hantu gak pernah bilang kesiapa pun kecuali mama papaku.

Aku mulai memasuki sekolah SD saat itu dapat dibilang awal aku memasuki dunia lain. Aku ingat betul hari itu saat aku di kelas 4 SD sedang diadakan pramuka dan diharuskan menginap disekolah. Hari itu gak ada firasat apapun apabila akan terjadi sesuatu. Acara dimulai pukul 3 sore seluruh anak kelas 3 dan 4 berkumpul diaula kami berbaris rapi mengikuti aba aba kakak pembina. Kami mengikuti acara demi acara dan tanpa terasa jam menunjukan pukul 6 sore tiba tiba teman ku yang bernama yuyun pingsan dan kami berlima membawanya keruang uks yang jaraknya lumayan jauh dari ruang aula, kami harus melewati lorong lorong panjang aku berjalan paling belakang. Tiba -tiba aku berhenti karena suasananya berubah menjadi remang remang saat aku menoleh aku ada aktivitas yang janggal aku lihat bukan suasana sekolah namun rumah sakit, aku berdiri tertegun melihat itu susana hening aku melihat ada suster dan dokter yang saat itu lalu lalang didepanku mata ku tertuju disalah satu kelas dengan penglihatan yang remang remang aku menatap sosok dokter yang sedang mengobati tentara yang mengeluarkan darah saat itu aku dapat mencium aroma obat dirumah sakit jantung ku seakan berdetak sangat cepat, saat dokter itu terdiam dari aktifitasnya matanya yang tajam menatapku. Aku tak dapat bergerak ataupun berlari hanya diam mematung menatap kejadian yang nyata ini.
Ada suster yang berjalan mengarah didepanku sambil membawa kereta dorong membawa pasien aku gak tau pasien tersebut masih hidup atau kah sudah meninggal yang jelas baju yang digunakan banyak darah dia berjalan dengan cepat dan menerobos menembus tubuhku. " Hai kok melamun ayo cepat antar yuyun ke uks" teriak kakak pembinaku. Aku tersentak kaget dan pemandangan yang menyeramkan itu hilang berganti dengan sekolahku, keringat dingin keluar dari tubuhku padahal suasana saat itu udara dingin. Sudah berapa lama aku berdiri disana dalam hati aku selalu bertanya apakah yang kulihat itu nyata lalu kenapa hilang.

Malam semakin larut, setelah acara makan dan apel malam kami disuruh tidur dikelas yang disediakan. Aku berjalan menyusuri lorong menuju kelas 6a yang terletak dibagian depan sebelah kantor kepala sekolah. Terlihat jelas bulan purnama yang saat itu tampak terang, walaupun semua kelas mulai dimatikan lampunya. Aku tak bisa tidur saat lampu mati, aku coba memejamkan mata sambil hitung domba dari 1 - 100 siapa tau aku dapat terlelap. Aku hitung sampai banyak pun aku tetap tidak dapat tidur semakin malam terasa makin mencekam saat jangkrik mulai berbunyi krik krik. Dentingan jam besar diruang kepala sekolah ber denting keras menunjukan pukul 12:00 malam.Malam terasa panjang bagiku yang tak dapat memejamkan mata. Lamat lamat aku mulai mendengar suara derap sepatu "prok....prokk....prok dan instingku mengatakan itu adalah langkah kaki dari tentara jaman belanda dulu. Jantung ku berdetak dengam cepat dug.. dug..dug bertalu semakin cepat seiring langkah kaki itu mendekati kelasku. Keringatku mengucur dikeningku saat suara derap kaki itu berhenti di depan kelasku, pintu terbuka dengan sendirinya aku mau teriak tidak bisa bergerak juga tidak bisa, dengan diterangi bulan purnama aku menatap hantu didepanku " Mana kepalaku?" dia menatap tajam padaku walaupun tanpa kepala aku dapat merasakan dia sungguh menakutkan banyak darah pada baju tentara dia mencoba berbicara padaku, lalu aku menyahutinya " Ya mana aku tau coba cari aja mungkin ditempat lain" jawabku sekenanya mengusirnya agar tidak mendekat padaku. Dia terdiam beberapa saat menatapku lalu pintu ditutup, dia berlalu pergi aku pun dapat bernafas lega.

bersambung......

Dunia lain (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang