Pada akhirnya Sehun masukkan juga barang keramatnya kepada Rahee. Mereka mendesah bersamaan setelah kompak menahan napas akibat pelepasan.
Status Sehun yang bukan lagi bujang pun juga dengan Rahee yang sudah tak lagi lajang, itu yang dimaksud dengan pelepasan. Cincin melingkar di jari Rahee setelah melewati perjuangan kegugupan yang tiba-tiba menyerang sampai dua-duanya tahan napas, hal itu spontan.
Lalu yang dimaksud barang keramat adalah cincin nikah peninggalan ayahnya Sehun dulu dengan sang ibu yang masih tersimpan apik, benda itu diberikan kepada Sehun dan akan jadi barang turun temurun. Sudah tahu asal muasal barang itu disebut keramat bukan?
Yang otaknya lari ke mana-mana terus tersesat dirating dewasa, ngaku! Makanya, kalau main jangan kejauhan.
"Alhamdulillah..." respons dari kedua belah pihak keluarga.
Hari itu juga Sehun sukses mengikat Rahee. Tinggal dilegalkan saja di depan penghulu.
"Jadi fix-nya kapan nih nikah?" tanya Jaehyun.
"Sehari setelah kelulusan Rahee," jawab Sehun.
Rahee mendesah lagi. Dia pasrah. Tatapannya jatuh di cicin yang samaan dengan Sehun. Acara lamaran ini sudah mirip tunangan.
"Nanti kalo nikah cincinnya beda lagi, kan?" tanya Irina. "Harus dong!" imbuhnya bahkan sebelum ada yang jawab.
Sehun mengangguk. Ketahuilah, dia mampu untuk memberikan pernikahan mewah versinya kepada calon istri, tapi setelah dipikir-pikir karena menikahnya juga dengan Rahee... Sepertinya pernikahan jenis itu tidak cocok.
Selama ini Sehun sudah menabung untuk modal nikahnya. Tapi jodoh siapa yang tahu sampai cara menghadirkannya saja begini?
"Setelah Ujian Nasional, saya akan ajak Rahee beli cincin."
Irina mengangguk. "Meskipun nikahnya kekeluargaan dan gak mewah, tapi anak saya ini mahal. Jangan kasih cincin yang abal-abal, gaun pengantin juga yang elegan. Karena menikah sekali seumur hidup, tolong mahar dan mas kawinnya ditingkatkan."
Ingin rasanya Sehun mengumpat. Kenapa terlalu banyak orang yang membebankan di muka bumi?
Tahu jika Sehun ini dari kalangan minoritas, tapi kemauan pihak keluarga Rahee setara dengan menengah ke atas. Ya... Walaupun Sehun mampu karena rajin menabung khusus untuk nikahannya. Tapi kan...
"Terus sekarang kamu kerja di mana, Hun, setelah saya pecat?" tanya Suho.
Sejak tadi ibunya Sehun hanya menyimak.
"Belum dapet."
"Gimana, sih?! Mau kasih makan anak istri pake apa, Hun? Daun? Nanti biaya lahiran Rahee gimana?" Irina mulai panik.
Padahal Rahee yang salah, tapi malah Sehun yang disalahin. Di sini dia adalah korban. Sayang sekali pihak Sehun tidak terlalu kuat untuk melawan pihak Rahee yang subur makmur ini.
"Saya lagi nyari. Jadi jangan khawatir."
"Rahee itu anak gadis saya satu-satunya. Itu juga udah kamu rusak," kemudian Irina melirik Suho, "Pah, gimana dong? Beneran mau nikahin Rahee sama Sehun? Mami gak tega nih lepasin Rahee ke cowok pengangguran."
Lama-lama Rahee pening. Dia sampai malas makan sejak kejadian minggu lalu di mana kebohongannya membawa petaka. Makanya sejam yang lalu dia main dengan Misa dan memaksakan diri untuk makan di luar, karena makan di rumah tidak bisa membangkitkan gairah laparnya.
Orang tuanya selalu membahas soal nikah dan bertanya tentang:Sehun gak ngehubungin kamu?
Sehun bener gak sih mau tanggung jawab?
Apa perlu kita susul ke kampungnya lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Guard
Humor[TAMAT DI DREAME: LOLLY] Rahi merupakan anak bungsu dari seorang konglomerat. Memiliki pengawal yang selalu Rahi jadikan objek di setiap adegan cerita karangannya. Papanya begitu percaya kepada Sean, pengawal yang biasa Rahi panggil 'om'. Namanya O...