2. Ocean Wiliam

52.3K 2.5K 494
                                    

Namanya Ocean Wiliam, bukan turunan anak sultan, lulusan SMP saking kurangnya uang. Dia adalah anak ke delapan dari delapan bersaudara, itu dilihat dari garis keturunan ayahnya. Sementara kalau ditengok dari garis keturunan ibunya, Sean merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ngomong-ngomong, ibunya punya tiga.

Ayahnya adalah pria tukang kawin, alias gemar menikah dan memproduksi anak. Sekarang sudah meninggal dunia. Otomatis harta warisan ayahnya tidak cukup untuk dibagikan ke ahli waris yang segitu banyaknya sementara harta beliau tidak seberapa.

Jadi singkatnya, Sean miskin.

Sejak lulus SMP sering cari-cari kerja, tapi selalu saja ada yang membuatnya tidak diterima. Terakhir kali kerja adalah sebagai tukang kebun 'ganteng' tentu saja, tapi dia kurang beruntung karena tidak bertemu dengan orang-orang dari pihak agensi atau CEO majalah, maka nasibnya tidak semulus Oh Sehun si kembaran yang berada di Korea Selatan.

Oh, iya, Sean percaya setiap orang memiliki 7 kembaran di dunia. Yang Sean temukan salah satunya adalah Oh Sehun si suami online anak majikannya.

Rahi itu fangirl garis keras, wajar kalau Sean sebagai pengawal pun tahu salah satu idola anak majikannya.

"Om, berdiri yang bener dong! Agak condong ke depan sedikit," omel Rahi.

Sean lupa, sekarang dia sedang melakukan kegiatan rutinnya bersama Rahi dan laptop gadis itu yang menyala.

"Udah tahu tinggi, malah berdiri tegak, gimana aku bisa cium coba!" misuh Rahi.

Oke. Jangan salah paham dulu, Sean hanya sedang memeragakan salah satu tokoh utama di novel karangan Rahi yang berjudul I'm Not Old, I'm an Adult.

Dan masalahnya adalah Rahi yang kerdil, belum tumbuh, sementara Sean menjulang. Katanya ada adegan ciuman, tapi si cewek yang mulai biar lebih agresif, dan masalahnya Rahi jinjit saja bibir Sean tidak tercapai.

"Nah, iya, bungkuk dikit." Lalu Rahi meletakkan tangannya di pundak Sean sambil berpikir. Posisi mereka berdiri berhadapan di dalam kamar Rahi, jaraknya hanya beberapa jengkal, dan Sean sudah condong dengan wajah datarnya. Persis orang mau ciuman.

"Posisi enaknya gimana, ya?" gumam Rahi, dia belum menemukan ketepatan imajinasinya.

Sean sih diam saja. Dia benar-benar seperti robot.

"Nanti kan si cowok berdiri kayak gini, terus si cewek jinjit, mendongak, kepalanya miring kanan apa kiri ya yang bagus buat ciuman?"

"Ada baiknya adegan ini dihilangkan," komentar Sean.

Rahi berdecak. "Om diem aja, deh! Ini kan cerita dewasa."

Rahi pikir usia Sean berapa? Dan usianya sendiri berapa? Bahas tentang 'dewasa' tentu Sean jauh lebih di atasnya.

"Rahi!"

Itu panggilan dari luar, tentu saja maminya.

"Iya, Mi?" sahutnya sambil membebaskan Sean, lalu men-sleep-kan laptopnya setelah sebelumnya menyimpan draft karangan.

"Ayo makan dulu, Mami udah buatin ayam crispy saos keju buat kamu! Kejunya juga impor dari Swiss."

"Oke, Mi!" balas Rahi seraya keluar dari kamar dan dibuntuti Sean, tentu saja.

Melihat itu, terkadang maminya Rahi memandang Sean judes, atau memang tampangnya begitu. Yang jelas, seperti tidak suka kepada Sean.

Sementara Rahi makan, Sean pamit ke luar. Dia ini memang pengawal, tapi karena princess-nya Samudra Aliando Martapatih memintanya untuk jadi teman tukar pikiran, Sean jadi sering ada di sekitar Rahi bahkan di kamarnya.

Under GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang