"Astagfirullah, ngapain Om ada di sini?" heboh Rahi.
Sean menatap datar sosok yang dua jam ini dia cari di seluruh sudut mall, ternyata orangnya sedang jingkrak-jingkrak di tengah kerumunan fangirl dari para penari yang musiknya bikin kepala pusing itu.
Padahal perjalanan Sean ke sana cukup dramatis sebab sempat baku hantam dengan seseorang yang selama ini diduga menguntit anak majikannya. Belum lagi soal kencan butanya yang gagal.
"Jangan bilang kalo Om ini fanboy?" Rahi membekap mulutnya demi mendramatisir keadaan. "Daebak, daebak, DAEBAK!"
Sean meringis dalam hati, kehebohan Rahi semakin menjadi di antara bisingnya nyanyian serentak penonton konser dance cover itu yang bunyinya: Yeah, it's the love shot. Na na nanananana ....
"Mengidolakan siapa, Om? Dari fandom mana? EXO, ya?" Yang sedang diputar sekarang kan lagunya suami sekaligus jajaran mantan Rahi di dunia lain, mungkin saja hasrat terpendam dalam diri pengawalnya ini adalah demen sama akang-akangnya Rahi, kan?
Adududuh, Rahi girang sendiri membayangkannya. Ingatkan Rahi untuk meledek Om Sean-nya itu sepulang dari sini. Yang terpenting sekarang adalah teman fan-nya bertambah satu.
Ngomong-ngomong soal fan, Misa lagi nggak di sana. Kawan seperfangirlan Rahi sempat izin ke toilet dan belum kembali.
"Saya habis cari kamu, saya mau jemput kamu."
"APA?!" teriak Rahi, sejak tadi dia bicara dengan volume tinggi. Tapi Sean seperti biasa, mengabaikan situasi dan kondisi membuat Rahi tuli dadakan.
Keberadaan Sean di sana bukannya membuat Rahi colaps karena ketahuan belangnya sudah main kabur-kaburan bahkan kibul-kibulan, tapi dia malah girang.
Ya ... positive thinking saja lah, mungkin kedatangan Sean di sana adalah untuk menonton para dance cover. Singkatnya, seorang fanboy.
Namun, ketika tangan Rahi disentak tiba-tiba oleh Sean dan menariknya jauh dari sana, Rahi sadar bahwa keoptimisannya bersifat mustahil.
"Apa-apaan, sih! Sakit, Om!"
Sean melepaskan cengkeramannya. Melihat Rahi yang meringis sambil mengusapi pergelangan tangannya sendiri.
"Kamu yang apa-apaan!" bentak Sean.
Pertama kali Rahi dibentak, parahnya itu Sean yang bukan siapa-siapa selain pekerja sang papa. Bayangkan, semasa hidupnya Rahi belum pernah dibentak, digertak, atau pun dimarahi apalagi di depan umum.
"Berani bentak-bentak aku, heh?! Aku laporin ke Papa nanti dan bikin Om dipecat!"
"Kamu ngancam saya?"
Rahi memandang Sean dengan berani, dagu terangkat. Masih di mall loh ini.
"Apa kurang jelas? Oke, aku bakal bikin Om jadi pengangguran mutlak biar makin miskin sekalian!"
Hal yang membuat Sean terkadang memikirkan masa depan Rahi yang suram. Entah siapa jodoh gadis itu kelak, Sean berharap bukan dia orangnya. Amit-amit.
Lagi pula, memangnya ada cowok yang mau sama Rahi?
"Rezeki orang bukan kamu yang menentukan. Sekarang ikut saya pulang!"
Lagi, Rahi diseret. Dicengkeram tangannya. Membuat Rahi tidak protes karena mulai sadar bahwa dia jadi pusat perhatian. Muka Rahi tidak setebal itu untuk bertindak lebih berani daripada tadi saat kesadarannya belum penuh.
Sean menempatkan anak majikannya di kursi sebelah kemudi, lalu membanting pintu mobil itu dengan keras. Ya, Sean emosi. Bagaimana tidak di saat kencan butanya gagal total gara-gara ketengilan bocah ini? Sempat baku hantam pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Guard
فكاهة[TAMAT DI DREAME: LOLLY] Rahi merupakan anak bungsu dari seorang konglomerat. Memiliki pengawal yang selalu Rahi jadikan objek di setiap adegan cerita karangannya. Papanya begitu percaya kepada Sean, pengawal yang biasa Rahi panggil 'om'. Namanya O...