Bab 1

442 43 6
                                    

Seorang guru berusia sekitar tiga puluh tahun berjalan bersama seorang siswi menuju kelas IPA. Guru itu mengajak siswinya berbincang ringan,berusaha menetralisir agar dia tidak terlihat gugup,karena terlihat jelas cewek itu sedang gugup.

   Kelas baru,temen baru..., siswi itu berucap dalam hati.
"Tenang,anak-anaknya baik kok" Bu Ira berkata ramah.

Yang diajak bicara hanya mengangguk samar sambil tersenyum kaku. Ia benar-benar gugup dan gemetar panik,semua itu membuat perutnya menjadi mulas.

"Nah ini kelasnya" ucap Bu Ira ketika mereka berhenti di depan pintu kelas yang mana ada tulisan' XII IPA-1' diatas pintunya.

Setibanya mereka di hadapan seluruh penghuni kelas. Suasana kelas yang awalnya berisik menjadi hening,karena orang baru itu muncul dihadapan mereka, Keana merasa semakin gugup,mau tersenyum pun rasanya susah sekali.

"Perkenalkan diri kamu nak" kata Bu Ira sambil tersenyum yang notabenya adalah wali kelas XII Ipa 1.

"N-nama saya Keana Melodyta Caroline,panggil aja Keana pindahan dari SMAN 4 Jakarta"

"Wahh Keana cantik banget" Boby, si ketua kelas seperti terkesima akan paras indahnya Keana,mata yang bulat,bibir yang kecil berwarna merah jambu, hidung yang mancung,serta rambut lurus lebat yang mencapai pinggang dan poni depan yang tertata rapi. Ditambah bentuk badan Keana yang mungil membuat yang melihatnya gemas.

"Ada bangku kosong?" Tanya Bu Ira.
"Itu bu di belakang Bobby" seru hampir semua murid.

Keana berjalan menuju bangkunya yang dimana bangku sebelahnya sudah ada cowok yang dari tadi menatapnya tanpa ekspresi.

"Arka,anak baru tuh,jangan digalakin" kata salah satu murid kelas XII IPA 1

Keana duduk lalu menaruh tas nya dan sedikit menoleh ke teman sebangkunya dan menyapanya

"Hai" sapa Keana.

tidak ada sahutan,cowok itu terlalu serius mencatat tulisan yang ada di buku paket.

"Nama kamu siapa?" Kata Keana lagi.

Cowok itu memberhentikan aktivitasnya dan menatap Keana.

"Gue Arka, paling ga suka duduk ama orang yang berisik." Kata Arka lalu melanjutkan kegiatan menulisnya.

.
.
.
.

Pergantian pelajaran. Guru masuk dengan membawa tas ransel di punggungnya dan beberapa buku di tangannya. Wajahnya jutek, dan dia adalaj guru Matematika namanya Bu Betty.

"Buka buku paket hal 118, kerjakan soal 1-10 seperti yang saya jelaskan kemarin" perintah Bu Betty.

Keana memperhatikan Arka yang tengah membuka buku paket,lalu menggeser tubuhnya mendekati Arka, berniat ikutan melihat buku paket juga. Arka melirik Keana dengan sinis seperti bertanya 'ngapain sih!

"Mau liat, aku belum dapet buku paket" kata Keana.

Arka menggeser buku paketnya ketengah meja,agar bisa melihat soal-soal dengan adil. Keana tersenyum melihat Arka mau berbagi, tadi Keana sempat berpikir kalau Arka itu pelit. Arka mulai mengerjakan soal matematika itu di buku tulis. Sedangkan Keana masih diam melihat soal-soal dibuku paket yang penuh dengan angka-angka.

"Dikerjain,bukan malah diliatin" kata Arka sinis.

"Gampang ya?" Tanya Keana.

Yang ditanya tidak menjawab sibuk menghitung hasil dari soal buku paket.

"ini susah tau,aku ga ngerti"

"itu artinya lo apa?" Arka menatap Keana. Keana membalas dengan kernyitan di dahi dan bertanya "apa?"

"Lo bego!" Ketus Arka.

Jleb!

Keana cemberut, padahal Keana merasa dirinya engga bego-bego amat.  Keana jadi bete karena dikatain bego,sekarang Keana sedang duduk anteng dan mencoret-coret bagian belakang bukunya dengan gambaran-gambaran imajinasinya.

"I can show you the world.
Shining,shemering,splendid.
Tell me princess no when did
You last let your heart decide"

Keana bersenandung pelan menyanyikan lagu dari soundtrack film aladin, terdengar halus dan merdu,siapa saja yang mendengarnya pasti menoleh kearahnya.

Keana masih asyik bernyayi sampai tidak sadar bahwa dari tadi Arka mendengar nyanyiannya. Arka berhenti menulis bukan karna terkesima dengan suara Keana melainkan merasa terganggu.

"Berisik tau ga!" Ketus Arka.

Keana melirik ke arah Arka,lalu menghentikan nyanyiannya. Dan sekarang ia menyandarkan kepala di lipatan tangannya. Ia menatap Arka yang masih sibuk dengan soal-soal, diam-diam Keana memperhatikan bentuk lekuk wajah Arka. Alisnya tebal,matanya teduh tetapi tegas,hidungnya mancung,rambutnya berwarna coklat gelap tebal. Ganteng, tapi galak.

Diam-diam Keana mengukir senyum tipis dan menghadap ke depan setelah memperhatikan Arka. Arka melirik Keana yang sedari tadi tersenyum.

"Selain bego, ternyata lo juga gila" Ketus Arka.

Keana menoleh ke arah Arka. Tidak menanggapi omongan Arka, Keana malah merengek kepada Arka.

"Arkaa~ ajarin dong"

"Kerjain aja,ntar gue yang cek bener atau salah". Sahut Arka

"Oke" Keana mengubah duduknya menjadi tegap,dan dengan sigap mengerjakan soal-soal itu di buku tulisnya, hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk Keana mengerjakan soal 1-10 itu.

"Nih udah". Kata Keana sambil menaruh buku tulisnya dimeja Arka,dengan santai.

"Cepet amat". Kata Arka tak percaya,lalu mengecek jawaban Keana.

"ini salah semua!" Seru Arka "Liat catatan lo. Kerjain yang bener jangan asal-asalan". Omel Arka.

"Nggak suka matematika, ga ngerti". Kesal Keana."Aku liat punya kamu aja" kata Keana lagi.

"Kalo lo nyontek terus,otak lo gabakal kerja dan lo bakal tetep BEGO" kata Arka memperjelas kata Bego. "Kerjain sampe bener"

"Gamau, mau tiduran aja" kata Keana lalu kembali menidurkan kepalanya di lipatan tangannya di atas meja.

Arka menahan amarahnya,mencoba untuk sabar menghadapi anak malas macam Keana.

"Bangun!" Kata Arka sambil menyentil lengan Keana.

"Apasii ih" kesal Keana menatap Arka dengan muka cemberutnya.

"Mau diajarin nggak?" Kata Arka sambil menatap sabar Keana.

Dan dibalas Keana dengan senyuman manisnya yang membuat matanya berbentuk jadi bulan sabit.

"Mauu" kata Keana semangat. Lalu mendekatkan bangkunya agar lebih dekat dengan Arka.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Vote and Komen yaa.~
Terimakasih:)

TSUNDERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang