IV

7.7K 1K 141
                                    

Jiang Cheng berdecak kesal sepanjang jalan. Ia kerap berhenti di salah seorang pedagang dan memberinya uang yang sesuai.

Sekarang ia sedang bersama Wei WuXian, berjalan-jalan ke pasar raya. Pria berisik itu menyeretnya dan mengajaknya agar tak mendekam dalam ruang kerjanya saja.

Bukannya menyenangkannya, pria itu malah membuatnya jengkel. Wei WuXian mengambil makanan pada tiap pedagang dan tak membayarnya. Jika dulu, Jiang FengMian yang nanti akan membayarnya, kini Jiang Cheng yang menggantikannya.

"Tsk! Apa Lan WangJi itu tak memberikan mu uang?"

Wei WuXian menggigit apel yang ia ambil tadi di pedagang buah, ia tertawa keras, "Aku tak pernah meminta uang kepada Lan Zhan. Ketika kita ke pasar bersama, maka aku hanya perlu mengambil makanan dan biar Lan Zhan yang mengurus sisa nya."

Jiang Cheng mendengus, "Tak tahu malu ... Mungkin dia tahu jika kau memegang uang, kau akan boros."

Wei WuXian mengerucutkan bibirnya."Itu tidak benar ..."

Jiang Cheng cuma memasang senyum miring.

Dipertengah jalan, mereka berpapasan dengan kedua jade dari GusuLan. Lan ShiZui, Lan JingYi, dan murid GusuLan lain mengikuti dibelakang.

Wei WuXian nampak berbinar melihat suaminya, ia merentangkan kedua tangannya sambil berlari kearah pria dingin itu, "Lan Zhaaan ... "

Tanpa malu akan hiruk pikuk pasar, ia memeluk Lan WangJi seolah melepas rindu setelah lama tak berjumpa.

Jiang Cheng mendengus, "Kau bertingkah seolah sudah berpisah satu abad lamanya."

Wei WuXian berseru protes, "Hei, aku selalu merindukannya setiap hari!" Wei WuXian mengeratkan pelukannya, "Berpisah satu menit pun, aku sudah rindu."

Wei WuXian memang suka menggoda suaminya itu. Telinga Lan WangJi nampak merah setelah mendengar ucapannya.

Lan XiChen tertawa, "Kalau begitu, kau akan merindukannya lagi, tuan muda Wei ... Aku akan mengajaknya ke desa sebelah."

Wei WuXian merengut, ia melepaskan pelukannya, "Kalian kenapa ke sana? Lalu siapa yang akan mengawasi gusu?"

Lan WangJi menarik pinggang istrinya mendekat, "Melihat peti mati."

Lan XiChen tersenyum sekilas, "Di gusu sudah ada paman yang mengurusnya. Lagipula, paman sendiri yang menyuruh kami."

Wei WuXian mengangguk angguk mengerti. Ia bergerak mendekat kepada Jiang Cheng kembali.

Ketua sekte jiang itu terdiam sedari tadi sambil memalingkan wajahnya.

Lan XiChen tersenyum sendu. Bahkan untuk melihatnya saja, istrinya itu tak sudi.

"WanYin, aku akan berangkat."

Jiang Cheng menjawab dengan dingin, "Tak usah laporan."

Lan XiChen tersenyum masam. Ia segera berbalik memimpin mereka pergi. Dalam gelapnya malam, mereka hilang ditelan keramaian.

Wei WuXian yang sedari tadi diam dengan canggung, menghela nafas panjang, "Kau terlalu keras A-Cheng ... Aku kasihan dengan ZeWu-Jun."

Jiang Cheng menjawab dengan datar, "Aku memang selalu keras, kalau kau ingat. Lagipula ... Apa untungnya aku lembut kepadanya."

Wei WuXian terdiam. Jiang Cheng adalah orang yang sulit untuk menunjukan perasaannya. Bahkan jika ia mengumumkan bahwa Jiang Cheng mencintai Lan XiChen pun, pasti tak akan ada yang percaya, mengingat perangai buruknya terhadap suaminya.

"Dia suami mu, dan ayah dari anakmu."

Jiang Cheng memejamkan matanya erat, "Aku tak se pelupa itu."

Heart (XiCheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang