VIII

11.4K 1K 409
                                    

Lan WangJi dan Wei WuXian, entah harus bagaimana menjabarkan keadaan Lan XiChen.

Gurat kekhawatiran dan kecemasan, tercetak jelas dalam wajah ketua sekte Lan di hadapan mereka.

Belum Jin Ling dan Zise yang menangis melihat kondisi Jiang Cheng yang tak sadarkan diri. Tapi untungnya, mereka sudah di tenangkan oleh Wei WuXian dan berada di kamar lain, agar Jiang Cheng tak terganggu.

Lan WangJi dan Wei WuXian, datang setelah mendengar gonggongan anjing dari luar cloud recesses yang membawa sebuah surat dalam gigitannya.

Surat tersebut berisi, bahwa kekacauan terjadi di Lanling.

Ketika mereka tiba di LanlingJin dengan jimat teleportasi agar cepat sampai, keadaan sekte tersebut kacau balau.

Pada halaman, genangan darah dimana-mana. Beberapa orang tergeletak tak berdaya, entah masih hidup atau hanya pingsan.

Lan XiChen di sana tengah bertarung dengan orang asing yang tak pernah dilihatnya. Pria itu bergerak secara brutal dengan mata memerah akan amarah. Lan WangJi langsung terjun membantu menangani kekacauan itu.

Sedang Wei WuXian membawa Jiang Cheng dan beberapa murid lanling yang sudah tergeletak ke kamar untuk mengistirahatkan mereka.

Ketika Wei WuXian memasukan Jiang Cheng ke kamarnya, ia mendapati dua sosok yang tengah meringkuk sambil terisak. Itu adalah Jin Ling dan Lan Zise.

Mereka membutuhkan tabib untuk mengobati Jiang Cheng dan murid lanling yang berada di kamar lain. Tapi saat itu tabib lanling sedang ikut beberapa murid yang pergi untuk berjaga jika ada yang terluka.

Wei WuXian akhirnya menyuruh Jin Ling untuk menembakan sinyal ke langit. Berharap murid lanling segera pulang untuk membantu.

Lan XiChen bergerak mondar mandir dengan penuh kecemasan menunggu datangnya tabib. Obat yang tadi Wei WuXian ambil, tak membantu banyak.

Ia melirik penuh kekhawatiran ke arah Jiang Cheng. Keadaan pria itu tak bisa untuk dikatakan baik. Luka sayatan dimana-mana, dengan beberapa tusukan yang untungnya tidak mengenai alat vital.

Lan XiChen mendudukan diri disamping Jiang Cheng yang berbaring lemah. Ia menggenggam tangan yang pucat dan dingin itu, mengecupnya sekilas.

"WanYin ... Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. Kau akan segera di obati." Ucapnya lirih.

Lan XiChen sungguh, ia kini dipenuhi dengan rasa takut yang amat sangat. Ia tak mau lagi kehilangan untuk kedua kalinya tanpa sempat mengungkapkan.

Jika pria itu terbangun. Ia akan memeluknya erat, mengungkapkan perasaan cintanya. Rasa yang benar ada dalam dasar hatinya tanpa ada bayang-bayang cinta masa lalu.

Lan XiChen terdiam dalam lara yang mendera hatinya. Ia menggenggam erat tangan sang istri. Memberi kehangatan.

Menyalurkan perasaan cintanya, berharap sampai kepada Jiang Cheng di alam bawah sadarnya, agar ia bergegas membuka mata.

Pintu ruangan yang terbuka lebar, menampilkan sosok kecil Jin Ling. Matanya memerah dan masih sembab.

"Mereka sudah datang." Suara nya terdengar parau. Matanya sekilas melirik sendu tubuh sang paman.

Lan XiChen mendongak. Ia sedikit mendapat kekuatan setelah mendengarnya.

Tak berapa lama, seorang tabib datang dengan tergopoh. Pria tua dengan pakaian serba putih itu nampak terkejut melihat keadaan Jiang Cheng.

Ia segera mendekati ketua sekte jiang itu. Memeriksanya sekejap. Ia merogoh kantung kecil dalam pinggangnya, mengeluarkan beberapa ramuan.

Ia melucuti pakaian atas Jiang Cheng. Tubuh langsingnya terpangpang jelas oleh siapapun.

Heart (XiCheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang